Part 5

4 0 0
                                    

Liona sedang duduk di taman belakang sambil bermain handphone.

Liona mendengar suara mobil Arvan, ia segera berlari menuju ke depan. Hubungannya dengan Arvan semakin membaik karena sifat Arvan yang perlahan menghangat.

Liona ingin memeluk Arvan namun arvan menghindar, "Abang belum mandi, nanti ya" ucap Arvan kemudian tersenyum.

"Manis banget sih bang kalau senyum" goda Liona sambil menoel-noel perut Arvan.

Arvan langsung begitu saja dengan wajah datarnya.

"Aku tunggu di gazebo belakang!" Teriak Liona kemudian kembali ke gazebo yang ada ditanam belakang.

Beberapa menit kemudian, Arvan merebahkan tubuhnya disamping Liona.

"Bang" panggil Liona.

"Hmm" sahut Arvan.

"Gue tadi ditembak cowok loh" ucap Liona.

Arvan terkejut kemudian duduk, ia menatap Liona, "sama siapa?"

"Sama cowok yang selama ini Gue suka" jawab Liona.

"Terus? Lo terima?" Tanya Arvan.

"Belum" jawab Liona.

"Kenapa nggak Lo terima?" Tanya Arvan.

"Belum waktunya" jawab Liona.

"Kapan Lo terima?" Tanya Arvan.

"Besok pas wisuda" jawab Liona.

Arvan hanya mengangguk. "Abang jadi penasaran siapa cowok yang mau sama Lo" ucap Arvan dengan nada mengejek.

"Besok siang kesini" jawab Liona.

"Gue tunggu kedatangannya" ucap Arvan kemudian turun dari gazebo dan masuk kedalam rumah.

***

"Assalamualaikum" salam Liona ketika masuk kedalam rumah. "Ayo Mar, masuk" ucap Liona.

Liona dan Marvel berjalan menuju ruang tamu. "Lo duduk disini dulu, gue mau ganti baju" ucap Liona kemudian pergi ke kamarnya.

Ketika melewati ruang keluarga, ia melihat Arvan sedang duduk di sofa sambil menonton film.

"Bang, calon adek Lo di ruang tamu, Lo samperin sono" ucap Liona kemudian melanjutkan berjalan ke kamarnya.

Arvan yang penasaran dengan siapa cowok itu, ia segera ke ruang tamu. Arvan terkejut ketika melihat cowok itu adalah Marvel pasiennya.

Marvel pun demikian, ia terkejut kenapa ada Arvan disini.

"Eh, hai dok" sapa Marvel sambil berdiri.

Arvan melirik ke atas, takut jika ada Liona. Arvan segera menarik lengan Marvel untuk dibawanya keluar.

"Kamu cowok yang nembak adik saya?" Tanya Arvan dengan wajah datarnya.

"I_iya" jawab Marvel gugup, ia sangat terkejut jika Arvan adalah kakaknya Liona.

"Kamu benar-benar mencintai adik saya?"

"Iya"

"Kamu boleh suka sama adik saya, tapi dengan syarat kamu harus sembuh dan mau menjalani perawatan" tegas Arvan.

"Iya dok, tapi saya mohon jangan beri tahu Liona" jawab Marvel.

"Tanpa kamu suruh, saya akan melakukan itu, berjanjilah untuk sembuh" ucap Arvan dan Marvel mengangguk.

"Astaghfirullah, gue cariin juga" ucap Liona didepan pintu. "Ngapain kalian diluar, ayo masuk" lanjut Liona.

Mereka bertiga langsung masuk, Liona dan Marvel diruang tamu, sedangkan Arvan pergi ke kamarnya.

MARVELIONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang