"Abang tau ini berat buat kamu, Abang nggak sebaik dia" Arvan mengecup kening Liona sebelum keluar dari kamar Liona.
Liona belum benar-benar tidur, ia mendengar apa yang dikatakan Arvan. Liona membuka matanya ketika mendengar pintu ditutup.
"Aku sayang Abang" ucap Liona kemudian meraih sebuah foto yang selalu disimpan dibawah bantalnya.
"Aku rindu kamu" lirih Liona, air matanya mengalir begitu saja.
Liona tertidur setelah lelah menangis. Liona tertidur sambil memeluk sebuah foto.
***
Liona terbangun ketika adzan subuh berkumandang, ia segera mandi dan sholat subuh.
Setelah shalat, Liona bersiap-siap untuk pergi ke kampus karena ada kelas pagi hari ini.
Liona keluar dari kamar dan menuju ruang makan untuk sarapan. Liona duduk ditempat seperti biasanya. Sudah ada Adi dan Tiara.
"Abang kemana Ma?" Tanya Liona ketika tidak melihat Arvan sambil mengambil nasi goreng untuk dimakannya.
"Udah berangkat tadi habis subuh, katanya kondisi pasiennya memburuk" jawab Tiara.
"Padahal tadi malam pulangnya malam banget" ucap Liona.
"Nanti kamu berangkat jam berapa?" Tanya Tiara.
"Jam tujuh Ma" jawab Liona disela suapannya.
"Nanti kamu mampir ke rumah sakit, anterin sarapan buat Abang kamu" ucap Tiara dan diangguki oleh Liona.
Setelah sarapan Liona pamit kepada orangtuanya untuk berangkat kuliah.
Liona berangkat menggunakan mobilnya karena sudah selesai diservis. Liona terlebih dahulu pergi ke rumah sakit yang tempatnya Liona lewati sebelum ke kampus.
Setelah sampai diparkiran rumah sakit, Liona berjalan menuju ruangan Arvan. Namun ketika dilobi, Liona bertemu dengan Darren dan Fahmi.
"Hai!" Sapa Liona pada Darren dan Fahmi.
Darren dan Fahmi tidak menjawab sapaan Liona, bahkan mereka berdua hanya diam seperti orang terkejut.
Liona melambaikan tangannya didepan muka mereka.
"Eh, hai!" Jawab Fahmi.
"Kalian kok pagi-pagi udah disini?" Tanya Liona.
"I_itu, kita nginep disini semalem" jawab Fahmi gugup.
Liona mengangguk mengerti.
"Kita duluan ya" ucap Darren.
"Iya" jawab Liona.
Liona kembali berjalan menuju ruang Arvan. Dari kejauhan, Liona melihat Arvan keluar dari ruang ICU.
"Abang!" Panggil Liona sambil melambaikan tangan.
Arvan tersenyum dan berlari menghampiri Liona dan langsung memeluknya. Liona hanya diam.
Setelah beberapa saat, Arvan melepaskan pelukannya.
"Kok pagi-pagi kesini?" Tanya Arvan.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELIONA
Teen FictionPersahabatan yang sesungguhnya adalah dia yang tetap bersama, bukan yang menghancurkan karena sebuah perasaan yang bernama cinta