Apa yang mereka inginkan dari gelandangan sepertiku?
Jadi ini yang namanya kehampaan. Tidak pernah ada manusia yang memilih hidupnya menjadi seorang penuh derita. Kecuali aku, bahkan aku hampir tak pernah merasakan kebahagiaan.
Apakah dulu aku pernah merasakan kebahagiaan? Entahlah, aku sudah lupa. Tak ada yang kuingat sejak dulu. Aku hanya ingat aku dilahirkan dari penderitaan. Arti keluarga maupun hubungan hampir tidak pernah kurasakan.
Mereka menyebutnya ikatan batin. Relasi untuk hubungan pertemanan. Manusia adalah mahluk sosial, jadi untuk apa menciptakan sebuah relasi? Benar-benar pertanyaan bodoh dari seorang gelandangan ini.
Kuharap suatu saat dunia tahu keberadaanku. Mereka akan sadar ada manusia yang berbeda dari mereka. Sifatku mulai terbaca disini, tapi belum sepenuhnya.
Aku terlalu sombong untuk tidak memakan sampah di jalanan. Tapi hal menjijikan itu pernah jadi wacana. Uangku sudah menipis, entah bagaimana lagi aku bisa bertahan hidup. Memutuskan menjadi perampok atau penjarah terlalu menakutkan.
Mereka justru orang-orang yang ku hindari. Walaupun memiliki nasib yang sama. Hidup di zaman ini tak perlu berpikir kritis layaknya orang genius. Karena nyatanya mereka sama-sama tidak dihargai. Sama sepertiku.
Orang-orang tidak memerlukan sosok yang berpengaruh bagi mereka. Semuanya sekarang serba keinginan diri sendiri. Aku menamakannya dengan sifat ego manusia.
Cihhhh, sekarang semuanya wajar.
Kapan aku keluar dari kekosongan ini? Apa aku sudah dibunuh oleh dua orang misterius itu? Bodoh sekali aku tak berhasil menghindar. Padahal jika tadi aku berlari sekencang-kencangnya pasti bisa terlepas dari kejaran mereka.
Jumlah mereka tiga orang, termasuk orang yang menepukku dari belakang. Soalnya aku pingsan sendiri, bukan karena serangan dari orang-orang misterius itu.
Aku penasaran, sepertinya mereka yang telah menangkap orang-orang gelandangan yang duduk di gang. Ini karena aku jarang keluar, makanya tidak tahu. Lagipula aku akan mengobrol dengan siapa? Aku sama sekali tak punya teman maupun keluarga.
Tapi mungkin ada di luar sana.
Rasanya aku seperti tidak punya masa lalu. Aku langsung hidup di masa depan sebagai orang yang berstatus seperti ini. Sungguh nyaris sekali. Aku bicara begini bukan karena aku ingin punya keluarga, tetapi soal apakah manusia sepertiku punya hal semacam itu?
Lagi-lagi berbicara dengan diri sendiri. Lagipula aku tak ingat kapan terakhir berbicara dengan orang lain. Tetapi rasanya kemarin ada. Aku berbincang hangat dengan seseorang yang baik dan ramah.
Aku sangat percaya bahwa dia adalah malaikat penolongku. Datang setiap malam ke rumah ku dan mengobrol santai. Bisa-bisanya aku terus mengoceh padahal hal baik ada juga yang datang menghampiri.
Bukan hanya soal itu yang terasa familiar. Aku juga tak asing dengan para investigator di luar sana. Sepertinya mereka sedang mencari seseorang di tempat tinggal ku.
Mungkinkah mereka pedagang manusia yang menjual organ tubuh? Jika saja organku diambil oleh mereka kemudian diberikan ke orang yang membutuhkan itu tak apa. Setidaknya aku mati karena membantu orang lain.
Perbuatan itu tidak seberapa untuk menghapus dosaku. Jika aku boleh memilih surga dan neraka, aku tak akan memilih keduanya. Aku ingin berada di sebuah ruang waktu yang tidak memiliki ujung. Disana aku hanya akan mencari jati diriku sebenarnya dan tak memikirkan beban apapun.
Jelas sudah.
Sreettt
Aku merasakan ada sesuatu yang menggelitik kakiku. Kenapa sekarang aku bisa merasakan tubuhku? Nampaknya nafasku juga kembali berhembus. Kedua mata ini masih belum bisa dibuka sepenuhnya.
Terbayang-bayang melihat seorang perempuan berada di sampingku. Sedang mengelus-elus rambut berminyak ini. Dia terlihat sangat familiar dengan pakaian hijaunya. Akhirnya dia sudah kembali!
Sekali lagi kukatakan MJ telah kembali!
Ia langsung tersenyum ketika aku mulai tersadar. Ternyata benar dialah yang sejak tadi mengelus rambutku. Aku tidak menyangka MJ akan kembali malam ini. Aku mulai membangkitkan tubuhku agar dapat melihat dengan jelas wajah MJ. Dia menampakkan senyumannya yang membuatku tak bisa berpaling.
Kau kembali untukku?
Aku merasa terharu. MJ menjawab dengan anggukan kepalanya. Dia selalu membawa aura baik setiap malam yang panjang. Aku masih tidak percaya ternyata wanita sepertinya bisa menepati janji. Sama sekali tidak menunjukkan rasa geli kepada orang seperti aku.
Aku memang tak pandai bersyukur. Apakah ini adalah sebuah hadiah dari Tuhan kepadaku? Mungkinkah orang-orang yang duduk di sepanjang gang tadi mendapatkan hadiah yang sama? Yaitu kebahagiaan. Sekali lagi kutatap wajah MJ.
Apa kau malaikat?
Dia menggelengkan kepala. Kali ini ia berusaha meyakinkan ku bahwa dia bukan malaikat dengan cara mengelus wajahku. Kurasa pertanyaan itu tidak perlu ditanyakan.
Kenapa kau datang setiap malam ke rumah ku, MJ? Setiap hari aku hanya mengingat nama itu saat kau pertama kali memberitahuku di apartemen!
MJ tertawa kecil.
Karena kau adalah orang yang spesial, kau berbeda dari yang lain! MJ hanya menjawab sebatas jawaban tidak personal.
Aku sangat kesepian saat matahari ada, dimana kau saat itu?
Aku tertegun. Aku sudah bertekad menanyakan itu setelah kubiarkan berhari-hari.
Kenapa kau menanyakan pertanyaan lucu? Aku selama ini ada bersamamu.
Tolong jawab ini dengan serius.
Dia mengalihkan topik saat aku menanyakan itu. Kurasa orang bodoh sepertiku terlalu banyak bertanya.
Aku tidak menemanimu di saat malam saja, selamanya aku akan selalu ada di dalam jiwamu.
Aku tidak ingin bermain tebak-tebakan, coba jelaskan lebih rinci!
Baiklah, sejujurnya yang tadi cuma perumpamaan, walaupun di siang hari aku tidak ada, aku selalu ada di ingatanmu kan?
Justru itu membuatku tambah tersiksa! Aku tak ingin sendiri lagi, tolong jangan pergi ke mana-mana!
Dengan beraninya aku memegang tangan MJ. Tapi kelihatannya dia tidak menunjukkan reaksi takut ataupun tegang.
Apa dia menganggap aku orang baik?
Ingat, kau hanya perlu menyimpan ingatanmu tentang aku!
Itu saja tak cukup! Aku sudah tidak tahan menyimpan mu hanya dalam ingatan! Pokoknya aku tersiksa!
Tidak kau salah, buktinya apa yang sekarang kau rasakan sekarang? Apakah itu bahagia? Pasti itu yang sedang kau rasakan, bukan?
MJ memegang pundakku.
Aku tak bisa menahan air mata bahagia ini. Akhirnya ada yang menemaniku sekarang. Menemani waktu yang berjalan tanpa henti.
Tak perlu menanyakan alasan lagi. Bagiku kehadirannya saat ini sudah cukup. Aku tak ingin membuatnya risih, dia sudah berjasa banyak.
Aku merasakan pelukan hangat dari seorang wanita bernama MJ. Walaupun pakaian hijau yang ia kenakan terlihat tidak pernah diganti, tetapi dia tetap punya aroma yang membuatku selalu bahagia.
Aku tak ingin melewatkan malam ini bersamanya.
Aku membisikkan sesuatu ke telinga MJ,
Jangan pergi ke mana-mana!
Kemudian dia menjawabku perlahan,
Tidak akan pernah, Jonah.

KAMU SEDANG MEMBACA
MJ
Mystery / ThrillerSetiap malam selalu sama, dia datang ke apartemenku lalu mengajakku mengobrol. Rasanya amat menyenangkan. Tetapi kesenangan itu tidak bertahan lama. Paginya dia selalu pergi entah kemana. Aku tak bisa menemukannya di manapun, dia hilang tanpa jejak...