07

7 0 0
                                    

Author POV

Dia ada disini!

Teriak investigator itu ketika melihat sebuah tangan muncul dari bawah kasur.

Itu adalah tangan Jonah.

Jonah telah terbaring lemas disana. Entah apa yang terjadi pada tubuhnya. Beberapa dari investigator menarik tangan Jonah agar keluar dari bawah kasur tersebut.

Kemudian mereka seperti tersenyum senang.

Kau harus selalu mengingatnya, kami tak akan merampas uangmu begitu saja!

Para investigator itu mengambil uang milik Jonah yang berada di bawah kasur. Walaupun tidak mengambil semua, jumlah uangnya cukup banyak.

Para investigator itu mengucapkan kalimat yang aneh lagi.

Kau akan bertemu dengannya!

Jonah POV

Dimana aku? Perasaan ini sama seperti kemarin, aku berada dalam kekosongan abadi.

Selalu bermimpi aku dapat menaklukan dunia, tapi kenapa hasilnya jadi begini. Aku harus segera bangkit dari ketidaknyamanan ini, walaupun aku sudah berusaha keras. Tetap sulit.

Aku membayangkan sedang duduk di sudut ruangan tanpa melakukan apapun. Kenapa dinding ruangan itu nampak bagus? Tentu saja ini bukan rumahku yang sekarang!

Kejadian ini pernah kumimpikan.

Selalu aku berada di apartemen, menunggu kedatangan seseorang yang sangat spesial. Biaya apartemen pasti mahal, bagaimana orang seperti ku bisa menyewanya?

Atau jangan-jangan dulu aku adalah seorang yang kaya. Sebenarnya negara ini sangat cocok sebagai tempat untuk bersantai. Liburan adalah kata yang hanya bisa digunakan oleh orang-orang berduit saja.

Orang miskin tak akan pernah bisa merasakan bagaimana santainya hidup setelah pekerjaannya selesai. Bagi mereka setiap hari adalah penyiksaan.

Menyelaraskan kehidupan itu susah. Sejahtera menjadi kata yang asing bagi kaum kami. Kesempatan juga rasanya tak mungkin bisa dilakukan, tak akan ada yang mengerti tekadku.

Bergumam tanpa memperhatikan hal lain sebenarnya adalah omong kosong. Sial, sekali lagi semua seperti sulit dikenali. Aku mulai merasakan detak jantungku sendiri. Seolah-olah ia berniat membangunkanku dari kematian yang panjang ini.

Secara perlahan aku bisa merasakan tangan dingin yang menyentuh keningku. Itu adalah tangan MJ. Dia sudah kembali dari surga menuju kerumahku.

Aku tidak lagi berbaring, melainkan mencoba duduk dan memperhatikan wajah MJ. Aku tidak ingin melupakan wajahnya, walaupun itu cuma sedetik.

Dia sangat cantik, lebih cantik dari bunga bakung di taman. Lebih wangi dari bunga melati di pagi hari. Lebih menawan dari pelangi setelah hujan.

Parasnya benar-benar memberikan aura positif bagiku. Apalagi sekarang dia tengah tersenyum manis ke arahku.

Seketika semua beban hidup hilang. Digantikan dengan kenyamanan momen yang sungguh berharga ini. Sulit diucapkan dengan kata-kata, tetapi mudah di tangkap melalui indra penglihatan.

Kau sudah bangun? Si-Tukang tidurku?

Tanya MJ dengan suaranya yang membuatku terlena.

Ya, kurasa begitu.

Aku menjawabnya dengan tersipu malu.

Tapi aku hanya ingin sekedar memastikan kejadian mengerikan saat aku pingsan tadi. Para investigator itu telah mengetahui rumahku, bahkan mereka berusaha mengobrak-abrik barang-barang.

Apa tadi kau melihat orang-orang mencurigakan itu?

Tanyaku dengan nada serius.

Orang-orang seperti apa?

Mereka terlihat seperti investigator yang menangkap gelandangan seperti ki-

Aku lupa. Aku tidak tahu apakah MJ adalah gelandangan sepertiku juga.

Gelandang tetap manusia Jo, mereka tidak punya hak untuk mengatur hidup orang lain!

Ucap MJ dengan nada lembut yang membuatku teringat bahwa dia biasa memanggilku dengan panggilan Jo.

Ya, kau benar MJ, mereka hampir tidak punya perasaan.

Aku beruntung memilikimu Jo, kau adalah pria yang baik hati dan tidak pernah menyerah walau di keadaan sulit.

Tidak, seharusnya aku yang merasa begitu! Kau tidak perlu merasa sangat beruntung telah bersama orang tak punya harapan sepertiku! Aku tidak akan berada di titik ini kalau bukan karenamu!

Jangan merendah seperti itu Jo, kau layak menjadi apa yang kau inginkan. Semua soal waktu.

Inilah yang kuinginkan, yakni terus bersamamu sampai dunia berakhir, tak peduli apapun itu.

Kita akan selalu bersama.

Author POV

MJ memeluk Jonah erat-erat. Begitupun jonah yang memeluknya kembali. Malam itu menjadi malam yang indah lagi bagi seorang Jonah yang selalu sendiri.

Jonah POV

Aku menutup perlahan kedua mataku dan mulai menangis senang. Malam itu kami bercanda ria dengan mengobrol hal-hal yang menyenangkan.

Tertawa bersama layaknya orang yang paling bahagia di dunia ini. Saling membalas senyuman layaknya senyuman itu tak akan pernah hilang dari wajah kami.

Aku tak akan melupakan malam ini, maupun malam-malam sebelumnya. Semuanya adalah harta bagiku. Ketika aku sedih, aku akan mengingat ini semua, layaknya mimpi indah yang abadi.

Mungkin aku terlalu menanggap remeh momen ini. Sehingga aku hanya menyebutnya sebagai mimpi. Tidak, aku akan merubahnya menjadi kehidupan keduaku.

Kesenangan itu membuatku lupa dengan waktu. Kami berbaring bersama di kasur, saling menatap satu sama lain. Mata MJ amat berkilau seperti bintang.
Begitu juga senyumannya yang menyerupai pelangi malam.

Aroma khas dari MJ yang dapat dirasakan melalui indra penciumanku. Satu-satunya aroma yang dapat kuingat oleh otakku. Aku ingin selalu mencium aroma ini sampai bulan terbelah dua.

Aku tertidur. Terus tenggelam. Sampai akhirnya suara sambutan pagi membangunkanku. Suara kendaraan yang samar-samar di tengah kota. Juga mataku yang mulai bereaksi merasakan tembusan cahaya dari jendela.

Shit.

Sudah pagi lagi. Dan seperti biasa, MJ sudah tidak ada disini. Semua kembali sama seperti kemarin. Matahari selalu membuatku geram.

Aku mengacak-acak rambutku yang berminyak. Lihat rumahku sekarang, sangat kacau dan berantakan. Ini semua karena para investigator berbahaya kemarin. Aku tidak tahu apa niat mereka melakukan semua pengerecokan ini.

Aku tidak boleh lengah pada mereka. Bisa saja suatu saat aku ketahuan dan ditangkap. Mungkin malam tadi adalah keberuntungan bagiku, sehingga persembunyianku tidak ketahuan.

Tunggu.

Tapi ingatanku kemarin mengatakan bahwa tanganku ditarik oleh mereka dari bawah kasur. Terdengar suara samar-samar dari mereka yang mengatakan sesuatu. Aku sama sekali tidak bisa mengingat apa yang tepatnya mereka katakan.

Berarti rumah ini sudah tidak aman. Aku harus pergi ke suatu tempat. Rasanya berat sekali meninggalkan satu-satunya tempat bernaung ini. Jika aku berkelana dan mencari tempat tinggal baru akan terasa sulit.

Sudah enak mendapat rumah gratis. Pindah kemanapun tak akan sama. Lagipula aku tidak mau berpisah dengan MJ. Dia akan kebingungan nanti saat datang kesini.

Ngomong-ngomong kenapa MJ tahu rumahku ini ya? Dulu dia sering berkunjung ke apartemen yang sepertinya milikku. Aku benar-benar bingung kenapa ia bisa menemukan alamat orang begitu cepat.

Bahkan aku saja tidak tahu lokasi rumah yang sedang kutempati ini. Memoriku hanya sebatas apartemen besar bersama MJ. Perempuan itu banyak menyimpan tanda tanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang