🐰 - Darmawisata

78 11 1
                                    

Penjelasan gurumu sama sekali tidak masuk ke otakmu. Kamu menghela napas lantas mengibas-ngibaskan kertas yang tidak terpakai. Beberapa hari ini cuaca menjadi panas. Itu tidak mengherankan, karena setelah ini musim semi akan segera berakhir.

"Ibu akan membagikan nilai hasil UTS kemarin. Ueda Rika."

Kamu mengalihkan pandanganmu ke arah jendela, memandang langit biru yang tidak ada awan satu pun. "Pasti jelek lagi." gumammu.

"Kimata Syoya."

Kepalamu menoleh cepat ke arah sumber suara. Seorang lelaki berambut hitam dengan wajah yang kikuk tengah melangkah menuju wali kelasmu. "Terima kasih, Bu." katanya.

"Selamat, Kimata-san. Kamu mendapat nilai tertinggi untuk mata pelajaran Biologi lagi."

Teman-temannya banyak yang memberinya selamat saat Syoya sudah berada di bangkunya. Kamu hanya memperhatikannya dari jauh. Temanmu yang berada di belakang bangkumu mencolekmu. "Kau tidak mau memberinya selamat?" tanyanya.

Kamu lekas menggelengkan kepala. "Tidak perlu. Lagipula sudah yang mengucapkannya." Percakapanmu dengan temanmu berakhir begitu saja. Guru Biologimu yang merangkap menjadi wali kelasmu itu memanggil namamu, mau tak mau kamu harus maju mengambil kertas ulanganmu.

"Y/n, nanti setelah jam pelajaran selesai temui saya di ruang guru."

Kamu mengangguk lantas tersenyum masam. Pasti remedial lagi.

Sorenya, kamu mengunjungi ruang guru. Kamu mencari keberadaan gurumu, lalu menghampiri mejanya. Gurumu mempersilahkanmu duduk. Kamu pun duduk di hadapannya, sedangkan yang mempersilahkan masih sibuk dengan beberapa berkas sekolah.

"Ini." Gurumu memberimu satu map berisi formulir data. "Tolong bagikan ke teman-teman sekolahmu besok. Awal bulan Juli nanti sekolah akan mengadakan darmawisata ke kebun binatang kota. Untuk detailnya bisa kamu lihat di isi map itu."

Kamu merespon, "Bukankah ibu memanggil saya untuk perbaikan ulangan Biologi?"

Gurumu tersenyum. "Karena itulah darmawisata tahun ini diadakan di kebun binatang. Saya yang mengusulkan itu ke Kepala Sekolah karena ada murid yang selalu remidi."

"Jadi tidak ada remidi?" tanyamu sumringah.

Wanita paruh baya yang ada di hadapanmu itu semakin melebarkan senyumnya. "Tentu saja ada."

Kamu bergidik ngeri lantas berpamitan dengan gurumu. "Saya akan membacanya nanti malam. Terima kasih, Bu." Setelah membungkukkan badan, kamu cepat-cepat meninggalkan ruangan tersebut. "Ck, kukira tidak ada remidi." Kamu menjambak rambutmu sendiri.

"Oh, y/n."

Deg!

Kamu berbalik badan tatkala mendengar suara yang sangat familiar. Suara yang dapat membuat jantungmu memompa dua kali lebih cepat. "Kimata-san??"

"Apa yang dilakukan y/n di sini?" tanya Syoya dengan senyum polosnya.

"Hanya memenuhi panggilan wali kelas." Kamu mengangkat singkat map yang kamu terima barusan. "Kimata-san ingin ke ruang guru?"

Syoya mengangguk. "Ada keperluan sebentar. Hmm, oh iya panggil aku Syoya saja. Kimata-san terlalu kaku."

Semburat merah muncul di kedua pipimu. "Syoya....?"

Syoya menepuk-nepuk pelan kepalamu. "Yup, seperti itu. Aku duluan ya." Setelah melayangkan senyumnya, sosok Syoya menghilang di balik pintu ruang guru.

Kamu memegang pucuk kepalamu lantas memandang telapak tanganmu dengan pandangan kosong. "Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam?"

-
-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JO1 Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang