12

995 125 6
                                    

Kalian kepo gasih gimana hubungan Jeno dan Siyeon yg sebenarnya?

Oke oke mari kita bahas secara singkat tapi jelas.

Hubungan mereka ini kalo kata orang di abad 21 ini akan disebut love-hate relationship. Wow ternyata hubungan yg kayak gini udah ada jauh sebelum kita lahir.

Eum tapi engga juga sih, hubungan mereka ini lebih ke benci dan saling sayangnya waktu mereka lagi akting aja. Yah semua ini sudah direncanakan Siyeon beberapa tahun lalu, tepatnya saat mereka berumur 8 tahun, dan sekarang umur mereka 17 tahun.

Siyeon ga merasa keberatan dengan akting ini, karena sebenernya dia ga sesering itu kok untuk ketemu sama Jeno. Yah karena faktor rumah mereka  yg cukup jauh dan juga jalanan yg saat itu belum cukup bagus.

Beberapa kali Siyeon belajar dirumah Jeno karena permintaan ayahnya, Siyeon menuruti apa kata ayahnya saja, karena dia juga ga punya alasan kuat untuk menolak.

Siyeon menyadari, biarpun Jeno ini tampilannya lemah dan lesu tapi ternyata ada kelebihan tersembunyi dari diri Jeno. Jeno sangat pandai dalam belajarnya, ia benar benar mendengarkan apa kata guru dan tidak menghiraukan apapun disekitarnya selain buku.

Sesekali siyeon iseng mencubit paha Jeno atau menginjak kaki Jeno, namun Jeno hanya memberi reaksi yg sangat minim, dengan hanya meringis kecil lalu kembali memasang muka datarnya.

"Kenapa kau belajar?" tanya Siyeon

"Karena disuruh Ayah dan Bunda" jawabnya singkat

"Itu artinya kau bodoh" kata Siyeon meremehkan

Mendengar itu, Jeno sedikit kesal, ia menoleh pada Siyeon dengan muka kesalnya

"Nilai sainsmu bahkan tidak lebih dari setengah nilaiku" balas Jeno dengan ucapan yg tak kalah menyakitkan.

"Gila ya? Mau aku pukul?" marah Siyeon sembari memukul Jeno dengan setumpuk buku tebal.

"Aku kan belajar untuk diriku sendiri" kata Siyeon membanggakan diri

"Lalu?"

"Aku juga punya kelebihan lain selain belajar sains"

"Apa?"

"Aku pandai mengelabui semua orang, keluargamu, keluargaku" ucap Siyeon.

"Cih, kau memang pandai membual" ucap Jeno dengan remeh lalu meninggalkan Siyeon sendirian di ruang baca.

Siyeon akhir-akhir ini suka ngebatin "kok Jeno jadi berani adu mulut sama aku ya?". Dulu Jeno ciut banget didepan Siyeon, selalu nurut dan selalu diem aja kalo lagi dihina Siyeon.  Tapi beberapa tahun belakangan Jeno berani melawan Siyeon.

Tenang aja, gaada perlawanan adu fisik, paling yg mukul atau nendang cuma Siyeon. Jeno ga berani dan ga berniat mukul Siyeon, karena udah jelas alasannya kenapa, karena Siyeon seorang perempuan.

Kalau Bunda atau Ayah tahu Jeno mukul Siyeon, udah pasti Jeno akan babak belur dipukulin Ayahnya. Dan Bunda akan marah besar pada Jeno.

Namanya juga temenan dari bocah sampai jadi anak remaja, pasti ada aja yg diributin.

"Jeno, aku boleh bawa Kaluna?" kata Siyeon saat menggendong kelinci putih yg ada dirumah Jeno. Kelinci yg 3 tahun lalu berhasil merebut perhatian Siyeon karena gembul dan lucu.

"Tidak, itu punya Bunda" kata Jeno dengan wajah datarnya, karena ia sedang fokus menanam bunga.

"Kalau yg ini?" kata Siyeon sambil menggendong kelinci belang tiga.

"Tidak, dia sering sakit, kalau kau yg bawa nanti dia cepat mati" kata Jeno dengan wajah mengejek.

Siyeon membelalakan matanya lalu menurunkan kelinci itu, menghampiri Jeno dan dengan cepat ia memukul kepala Jeno dengan penuh amarah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRINCE - Sohn Eric × Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang