07

8.6K 507 48
                                    

Siang ini taeyong dan jaehyun tengah menikmati secangkir teh hangat di taman belakang, mereka berdua menikmati waktu sengang, rumah terasa begitu sepi karena jeno yang memiliki kegiatan kampus sedangkan haechan bersama mark pergi ke desa.

Sejak tadi taeyong berusaha merangkai kata di otak nya, untuk mengatakan pada jaehyun bahwa ia menginginkan pernikahan untuk mark dan haechan, menurut taeyong anak nya hamil atau tidak mark harus bertanggung jawab karena telah merebut hal yang paling berharga dalam hidup haechan.

“Kenapa?” Tanya jaehyun, sejak tadi istrinya terlihat begitu gelisah.

“Um, soal anak-anak.” Ucap taeyong, menatap jaehyun yang kini menaruh teh nya di atas meja dan duduk dengan tegak di hadapan taeyong.

“Anak-anak? Mereka kenapa?” Tanya jaehyun, selama ini taeyong tak pernah mengeluh soal anak anak nya.

“Mark dan haechan.” Ucap taeyong, ia masih bingung harus mengatakan nya bagaimana? Hati kecilnya takut jaehyun marah kepadanya.

“Kenapa?” Jaehyun dibuat penasaran, apa taeyong akan menentang hubungan mark dan haechan? Itu bagus, jaehyun akan mendukungnya.

“Gimana kalo kita mempercepat mereka untuk menikah?” Tanya taeyong, meremas ujung bajunya, ia sangat takut jaehyun akan marah.

“Uh? Apa kamu bercanda? Mereka masih harus sekolah, itu akan menghambat pendidikan mereka.” Jaehyun jelas akan sangat menolak keinginan itu, bagaimanapun jika haechan sudah menjadi istri dari anak nya ia tak akan bisa untuk mendekat pada haechan.

“Tapi, mark sudah bersikap jauh jaehyun, dia sudah meniduri haechan, aku tak bisa membiarkan mark hanya terikat dalam hubungan kekasih, dia harus bertanggung jawab lebih untuk diri haechan.” Taeyong menjelaskan isi hatinya kepada jaehyun, ia tak mau bila nantinya bisa saja mark menikahi perempuan lain selain haechan.

“Aku tidak mau mereka menikah, dengan alasan apapun, pendidikan mereka nomor satu.” Jaehyun menolak membawa nama pendidikan, padahal hati kecil nya ia tak mau haechan jatuh ke pria lain.

“Kita bisa membiarkan mereka tetap berkuliah tak ada salah nya kan? Selama mereka bersekolah kita akan tetap mendampingi mereka juga, tetap tinggal dirumah ini, dan tetap kita yang membiayai mereka.” Ucap taeyong, sejujurnya jika haechan dan mark menikah pun yang berubah hanya status mereka, tak akan ada hal lain yang berubah sebelum mereka mampu untuk hidup sendiri.

“Tidak.” Jawab jaehyun.

“Jae, tapi mark dan haechan sudah melakukan hubungan intim yang seharus nya ta—”

PLAK!

Jaehyun menampar pipi taeyong dengan sangat keras, hingga menimbulkan warna kemerahan di pipi taeyong.

Taeyong meringis kesakitan, tamparan jaehyun benar benar terasa begitu pedih dan panas.

“Salahkan anak mu yang bersikap murahan! Kenapa dia mau melayani nafsu mark? Semua salah anakmu, kenapa harus menyeret mark?! Aku tak akan pernah menikahkan haechan dan mark! Sampai kapanpu!”

“Apa maksudmu sampai kapanpun? Bukan kah ini hanya masalah pendidikan yang belum selesai? Mark harus bertanggung jawab! Dia telah merebut hal paling berharga dalam hidup putriku.”

“Apa kamu yakin hanya mark pria yang meniduri anak mu itu?”

“Jaehyun! Apa kamu menuduh haechan tidur dengan banyak orang?!”

“Tanyakan pada putrimu! Ada berapa pria yang sudah menidurinya! Jangan menyeret mark!”

“Jae, anakku tak seperti itu!”

Trust me. || GS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang