09

7.6K 496 35
                                    

Sore ini haechan menghabiskan waktunya di tepi pantai yang tak jauh berada di dekat dengan desa rumah sang ayah, tentu saja dengan mark yang mengikuti nya sejak tadi.

Haechan tersenyum melihat anak anak yang tengah berlarian di pinggir pantai, menggiring bola, hanya dengan menontonnya saja sudah sangat menyenangkan.

Mark juga ikut menikmati pemandangan itu, menatap segerombolan anak-anak yang saling menggilir bola di tepi pantai.

“Aku mengenal anak itu.” Ucap haechan, menunjuk salah satu anak yang tengah menendang bola.

“Hmm...” Mark hanya berdeham menanggapi ucapan haechan, matanya masih asyik menonton permainan bola anak-anak.

“Dia sungchan, umurnya satu tahun lebih muda dariku, dulu dia selalu ikut mencari ikan bersama ayah nya ke tengah laut, lalu mencuri sedikit ikan dan menjualnya bersamaku, setelah itu kami akan membeli cemilan bersama.” Ucap haechan, sedikit bernostalgia dengan masa-masa hidupnya dulu.

“Lalu...” Lirih mark, telinganya mendengarkan haechan tapi pandangan mark masih tetap fokus menyaksikan anak-anak yang bermain bola itu.

“Sungchan sangat baik kepadaku, hingga suatu hari dia mengatakan bahwa ia menyukaiku, akupun panik tak tahu harus memberi jawaban seperti apa? Hingga akhirnya, aku memutuskan untuk menjauh darinya.” Ucap haechan, matanya masih menatap sungchan yang tengah mengambil minum, jarak haechan dan sungchan sebenarnya cukup dekat, tapi sungchan tak menegurnya mungkin ia masih marah pikir haechan.

Mark menolehkan wajahnya, menatap haechan yang masih terpaku menatap sungchan.

“Kenapa harus menjauhinya?” Tanya mark.

“Aku hanya terlalu malu, ia anak seorang nelayan yang lumayan kaya, tak sepertiku, ayahku hanya akan bekerja jika ada orang yang menyuruhnya, penghasilan nya tak menentu, kadang dulu kami hanya makan dengan jagung, betapa menyedihkannya hidupku dulu...” Haechan menghela nafas beratnya, hidupnya memang sangat menyedihkan dimasa lalu, tapi hidupnya yang sekarang pun tak kalah menyedihkan nya.

Mark terdiam menatap wajah teduh haechan, hidup anak ini tak pernah berutung, malang nya seo haechan.

“Andai dulu aku tak menjauhinya, mungkin aku tak akan terjebak seperti sekarang.” Lirih haechan, tersenyum miris, bagaimana bisa hidupnya selalu tertimpa nasib buruk seperti ini?

“Jika kamu tak menjauhinya apa yang akan terjadi padamu sekarang?” Tanya mark, matanya tak lepas menatap wajah haechan yang terlihat semakin sendu.

“Menikah, menjadi istrinya, mungkin aku sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga yang akan menyiapkan, makan pagi, makan siang, makan malam, menyambutnya yang pulang bekerja, menyiapkan air hangat untuknya, lalu melakukan semua tugas yang seorang istri lakukan.”  Haechan tersenyum, tersipu malu, hanya dengan membayangkan nya saja sudah membuat hatinya berbunga-bunga.

“Lalu apa yang kamu inginkan untuk hidupmu sekarang?”

“Masih sama, menikah walaupun tak bersama sungchan, aku pikir hidupku terlalu melelahkan, keinginanku untuk melanjutkan pendidikan hanya sedikit sekarang, aku ingin memiliki pelindung.” Haechan, mengatakan isi hatinya tak peduli jika mark akan salah mengartikan atau apapun yang jelas yang haechan inginkan saat ini memang itu.

“Pelindung untuk apa?” Tanya mark.

Haechan menoleh menatap mark yang berada di sampingnya, menarik nafasnya dalam dalam.

“Agar aku terlindungi dari keluargamu...”

“Bisakah kamu mengecualikan aku?”

Haechan terdiam menatap mata mark yang begitu menenangkan hati nya.

Trust me. || GS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang