Part 1

6 2 0
                                    


Happy Reading Guys


Jangan lupa votement, okeh!!


BANYAK yang bilang cinta bisa mengubah segalanya. Orang yang dulunya malas bisa berubah rajin. Orang yang dulunya cuek bisa berubah menjadi yang paling peduli. Kata orang lagi, cinta adalah virus yang positif jika diletakkan di tempat yang tepat, dan akan berbahaya jika berada di tempat yang salah.

Namanya Rayya, orang-orang memanggilnya Ayya. Dia sekarang duduk di kelas delapan SMPIT Magelang dan sebentar lagi, dia akan membuktikan sendiri kebenaran kata-kata itu. Kalau kata teman-temannya, 'wajarlah, kan kita lagi masa puber.'

Penyebab virus itu menyerang Ayya adalah kakak kelasnya sendiri. Disebut kakak kelas karena orang itu sudah duduk di bangku SMA. Dia adalah orang biasa yang tidak ada spesial-spesialnya. Malah lebih terkenal teman sekelas Ayya dibanding orang yang dia sukai itu. Orang itu dikenal pendiam, hobi bermain sepak bola, dan pencinta cilok di samping gerbang sekolah. Cowok itu—orang yang disukai Ayya—memiliki tatapan yang tajam dan menakutkan, yang entah kenapa berhasil membuat Ayya selalu mencari-carinya dengan sengaja.

Ini pertama kalinya virus itu menjangkiti Ayya. Jadi, cowok itu adalah orang pertama yang membuat Ayya sebegininya. Apakah ini cinta pertama? Entahlah, Ayya sendiri sedang berusaha untuk mencari tahu.

Ayya merasakan perasaan itu pertama kali saat masuk asrama. Cowok itu adalah orang yang menyambut Ayya dan keluarganya untuk menghadap ustaz pemimpin sekolah.

Bang Aro, begitu Ayya memanggilnya. Dia lah pemilik mata tajam itu. Pria bersarung yang memiliki lesung pipi dan bibir tipis. Seperti namanya—Aro—yang artinya 'langit', dia memiliki kulit seperti langit yang cerah, putih bersih bak awan. Ayya mengartikan nama pendek pemuda itu lewat google, dia belum mengetahui nama panjangnya. Setidaknya dia tahu kalau nama Aro sesuai dengan pemuda yang dia kagumi.

Di awal perkenalan, Bang Aro terlihat sangat sopan dan hangat. Sayangnya, sejak naik kelas, hubungan mereka terasa semakin jauh. Ayya sampai pusing sendiri dibuatnya. Apa penyebabnya? Apa karena gosip yang beredar soal perasaan Ayya pada cowok itu? Ayya memang sering menceritakan soal perasaannya pada kedua sahabatnya—yang salah satunya adalah adik Aro. Bagaimana lagi, memendam perasaan seperti ini sendirian, membuat Ayya sering kehabisan tenaga. Rasa sukanya memang membuatnya tidak bisa menghentikan laju bibirnya sendiri.

"Ya, kenapa emang kalau Mas Aro tahu? Ya biarlah, Ay," ucap Ratna selaku sahabat sekaligus adik dari Bang Aro.

"Aku malu, lah! Masa cewek suka sama cowok duluan," jawabku sambil menunduk.

"Heh! Maksud kamu apa?" sambung Afi yang berada di samping Ratna. "Suka itu kodrat semua orang, bukan harus cowok duluan yang suka sama cewek."

Mereka tidak mengerti. Perasaannya bukan perasaan yang sembarangan. Kalau Bang Aro sampai tahu dan menghindarinya bagaimana?

***

SAAT adiknya bercerita mengenai sahabatnya yang menyukai Aro, Aro memang memilih untuk menghindar dari gadis yang dibicarakan adiknya itu. Aro tidak ingin memberikan harapan palsu pada gadis manis seperti Ayya—nama gadis itu. Bagaimanapun juga, Aro tidak bisa menjadikannya pasangan masa depannya nanti. Padahal kalau Aro boleh jujur, dia tertarik pada gadis bernama Ayya itu.

Aro ingat sekali ketika Ayya dititipkan pada ayahnya untuk sekolah dan diasramakan dulu, gadis kecil dan imut itu menangis, saat orang tuanya berpamitan untuk pulang. Itu hal yang wajar, itu juga bukan pertama kalinya Aro melihat kejadian sejenis. Gadis itu masih kecil, pasti dia sedih karena harus jauh dari kedua orang tuanya.

MubramkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang