5. Cukup menyenangkan menggoda orang lain menggunakan bahasa Rusia

4.1K 414 13
                                    

Pagi ini, Alisa, atau mungkin lebih cocok jika dipanggil Alya?

Nah, Alya sedang berjalan di pagi hari, melewati beberapa siswa yang menatapnya dengan kagum.

Dari semua tatapan itu, bisa terlihat jika mereka sangat mengagumi Alya dan tertarik kepadanya, khususnya para laki-laki.

"Wow! Lihat gadis itu! Dia sangat cantik!."

"Heh, kau tidak tahu? Dia adalah dulu melakukan pidato saat upacara penerimaan siswa sebagai perwakilan siswa baru."

"Oh, apa dia adiknya Masha-san yang itu?"

"Ya, ya, kau benar."

"Aku tidak tahu kalau dia secantik ini ..., dia seperti peri yang keluar dari cerita dongeng."

"Ya, kau benar"

Dengan kulit putih transparan yang mana mungkin terlihat pada orang Jepang asli, dan mata biru yang bersinar seperti safir.

Rambut peraknya yang panjang berayun mengikuti gerak tubuhnya, dengan tertata rapi berkilau di bawah sinar matahari pagi.

Dia mempunyai bentuk wajah halus yang diwarisi dari ayahnya yang orang Rusia, dan memiliki penampilan yang cantik, memberikan perasaan lembut seperti orang Jepang yang diwarisi dari ibunya.

Selain penampilannya yang cantik tiada tara, lengan dan kakinya terlihat mulus dan ramping; dia memiliki sosok luar biasa yang mewujudkan cita-cita setiap wanita di dunia, dengan sosok yang menunjukkan di mana kapan keluar dan menarik kembali di tempat yang tepat.

Alisa Mikhailovna Kujou.

Sejak dia pindah ke sekolah dari saat SMP kelas 3, dia selalu menduduki peringkat pertama dalam ujian sekolah.

Ya, SMA Katagiri bukan hanya sekolah khusus SMA. Ini lebih telah jika disebut sebagai Akademi yang menampung tiga divisi dari SMP, SMA, dan Universitas.

SMP dan SMA berada berdekatan satu sama lain, sementara Universitas berada di wilayah Saitama, cukup jauh dari kota ini dengan beberapa puluh menit menggunakan kereta.

Kembali ke pembahasan awal, selain cantik, Alya juga ahli di bidang olahraga dan menjabat sebagai bendahara OSIS sejak tahun ini. Dia adalah wanita berbakat yang cocok untuk disebut sebagai wanita super yang sempurna.

"H-Hei, lihat itu!"

"K-Kujou-san?! Sial, pagi ini aku terlalu beruntung bisa melihatnya!"

"Bagaimana jika kita menyapanya?"

"Mustahil! Hal itu sangat tidak sopan!"

"Hei, bukankah kau tempo hari memujinya sangat cantik? Kenapa kau malah jadi pengecut seperti ini?"

"Dasar bodoh! Levelnya berada jauh di atasku! Selain itu, aku tidak ingin bersikap buruk dan menarik perhatian orang lain."

Tidak peduli siapa itu, penampilan Alya yang sedang berjalan kaki menuju sekolah sangat menarik perhatian.

Meski begitu, Alisa tidak berniat menyapa mereka dan hanya berjalan dengan tenang dengan tidak memedulikan siapa pun di sekitarnya.

Dia sudah terbiasa dengan banyaknya perhatian yang ia dapatkan.

Dia juga sudah terbiasa dengan banyak orang yang kagum dan iri dengan kecantikannya.

Itulah kenapa Alya menganggap orang yang tertarik kepadanya adalah hal yang wajar.

Tidak heran jika mereka terpesona dengan kecantikannya ini.

Lagi pula, dia memang gadis cantik yang tiada duanya~

"Yo, pagi. Ini pagi yang cerah, 'kan?"

Baru sesaat Alya hendak masuk ke gerbang sekolah, seorang siswa laki-laki datang menghampirinya dan menyapanya.

Alya berhenti untuk melihat siswa itu.; rambutnya berwarna hitam acak-acakan, mata cokelat dan wajah tampak dengan tubuh yang tinggi.

Bisa dipastikan, jika siswa ini masuk ke dalam kategori "Ikemen", yang sering dibicarakan oleh orang-orang.

Hanya saja, Alya mengerutkan keningnya.

Dia jelas tidak suka diganggu oleh orang yang tidak dia kenal.

"Pagi."

Alya hanya mengangguk sesaat sebelum akhirnya kembali berjalan menuju kelasnya.

Dia tidak tertarik pada siswa ini, dan dia tidak pantas mendapatkan ketertarikannya.

"Tunggu!" Melihat Alya yang pergi tanpa berbasa-basi, siswa itu sedikit mengernyit, kemudian akhirnya mengejarnya dan berjalan di sebelahnya.

"Namaku Hiyama, siswa kelas 2 dan aku juga teman sekelas kakak perempuanmu."

Seolah tidak menyerah, siswa bernama Hiyama itu memperkenalkan dirinya sambil menyebut jika dirinya teman sekelas Kakak perempuan Alya, seolah ingin menarik perhatiannya dengan memanfaatkan posisinya sebagai "teman sekelas" Kakak perempuan Alya.

Meski begitu, tindakannya sama sekali tidak dipedulikan oleh Alya, saat dia tetap berjalan dengan tenang sambil hanya mengangguk atas semua perkataannya.

"Ngomong-ngomong, aku sering mendengar cerita tentangmu dari Kakak perempuanmu. Itu juga alasan kenapa aku begitu ingin bertemu denganmu. Bagaimana menurutmu? Jika kau suka, kita bisa makan siang bersama setelah ini?"

"Tidak, terima kasih."

Alya membalas tanpa ragu.

Dia tidak peduli dengan orang seperti Senpai yang terlalu percaya diri dengan penampilannya ini. Lagi pula, dia sudah terbiasa menghadapi orang seperti dia sekarang ini.

"Haha, dingin sekali ..., jika itu masalahnya, bisakah kita bertukar nomor? Aku ingin lebih dekat denganmu."

"Maaf, aku tidak tertarik padamu. Selain itu—"

Alya berbalik saat dia menunjuknya, atau lebih tepatnya aksesoris seperti gelang dan kalung yang ia kenakan saat ini.

"Aksesoris berlebihan seperti itu melanggar aturan sekolah!"

Tidak peduli dengan tatapan orang lain, Alya mendengus dan berbalik pergi.

Hal seperti ini sudah biasa terjadi padanya, jadi dia tidak heran jika ada satu atau dua siswa yang mencoba mendekatinya.

Hanya saja, orang-orang seperti itu tidak menarik minat Alya. Malahan, dia tidak suka dengan orang-orang seperti mereka.

Sejujurnya, Alya tahu jika kecantikan adalah salah satu hal yang meningkatkan hubungan interpersonal, jadi dia selalu berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kecantikannya.

Dia tidak pernah menggunakan riasan berlebih, karena itu melanggar aturan sekolah. Tapi, dia tetap percaya diri dengan kecantikan alaminya, yang bahkan bisa menyaingi selebriti mana pun di luar sana.

Alya tidak tertarik untuk memikat lawan jenis dengan kecantikannya. Tapi, dengan rambut peraknya dan kecantikan alaminya, hal seperti menarik perhatian lawan jenis tentu saja tidak bisa dihindari.

******

Berada di kelas, Alya langsung duduk di bangkunya dan tidak terlihat tertarik dengan percakapan orang lain di dalam kelas.

Meski beberapa orang masih meliriknya, tapi dia bersikap acuh tak acuh dengan sikap itu. Lagi pula, itu sudah menjadi hal yang biasa jika orang tertarik dengan kecantikannya.

Karena beberapa alasan, Ayahnya merekomendasikannya untuk pindah ke sekolah ini.

Tentu saja, sebagai salah satu Sekolah paling favorit dan sering mencetak banyak siswa berprestasi, Katagiri bisa dipastikan menjadi salah satu Sekolah terbaik di Jepang.

Dengan harapan untuk bisa menemukan orang yang bisa dia anggap sebagai 'teman' yang saling bahu-membahu dalam belajar, Alya bergabung dengan Sekolah ini.

Hanya saja, harapannya langsung hancur saat dia mendapatkan tempat pertama dalam ujian. Meskipun dia sudah cukup lama meninggalkan Jepang, tapi dia tetap mendapatkan peringkat pertama.

Hal itu membuatnya semakin kecewa, apalagi beberapa orang di kelasnya seolah tidak tertarik dengan pelajaran dan beberapa lainnya malah tertidur selama jam pelajaran berlangsung.

Hal itu benar-benar menurunkan ekspektasi Alya hingga batasnya. Dia merasa sangat kecewa.

Semua orang tertarik dengan kecantikannya, tapi tidak ada satu pun dari mereka mencoba mencari tahu apa yang ia sukai atau apa yang ia inginkan..

Semua orang itu, benar-benar membuat Alya merasa muak!

Tapi, ada satu orang yang menarik perhatian Alya.

Miyamura Izumi.

Dia adalah seorang kutu buku yang hanya terpaku pada buku yang ia baca selama berada di kelas. Dia juga tidak peduli dengan orang lain dan tetap diam saat guru sedang menerangkan pelajaran.

Hal itu membuat kekecewaan Alya sedikit berkurang, berpikir jika mungkin ada orang yang sama seperti dirinya di sekolah ini.

Hanya saja, harapannya langsung pupus saat tahu jika Izumi hanya mencetak setengah dari nilai penuh.

Hal itu membuat Alya merasa kecewa.

Jika dia hanya mendapatkan nilai 50, kenapa dia selalu membaca dan belajar dengan rajin?

Apa yang selama ini ia pelajari?

Alya tahu, Izumi bukanlah sosok tampan yang populer, atau setidaknya sampai dia melihat wajah Izumi yang sebenarnya.

Saat itu Alya tanpa sengaja melihat wajah Izumi yang disembunyikan di balik poni panjang dan kacamatanya.

Dia sebenarnya adalah siswa yang tampan menurut Alya. Tapi, kenapa dia menyembunyikan penampilan aslinya?

Bukankah dia akan jadi sangat populer saat dia melepaskan kacamata dan memotong rambutnya?

Tanpa sadar, Alya menjadi tertarik pada sosok bernama Miyamura Izumi itu. Dan meskipun mereka hampir tidak pernah berinteraksi, tapi Alya beberapa kali mencoba membuat mereka mengobrol, meskipun hal itu hanya berujung kegagalan.

Tidak, sampai hari ini ....

Pintu kelas tiba-tiba terbuka. Tatapan Alya secara otomatis mengarah ke pintu kelas, melihat sosok asing yang masuk ke dalam kelas.

Dan saat dia melihat sosok itu, matanya langsung melebar ....

'Dia merubah penampilannya ...!'

Ya, Alya adalah satu-satunya orang yang sadar jika sosok itu adalah Izumi.

Tentu saja, hal itu karena dia sudah melihat wajah Izumi sebenarnya. Jika tidak, bagaimana bisa Alya mengenali Izumi yang sekarang ini?

"Hei, lihat siapa dia ...."

"Sangat tampan ...."

"Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya ...."

"Apa dia salah kelas?"

"Siswa pindahan?"

Alya juga samar-samar bisa mendengar bisikan orang lain yang diarahkan pada Izumi. Hal itu membuatnya semakin kesal!

Dan karena inilah, dia bertanya dengan spontan padanya.

"Kau mengubah penampilanmu?"

Alya ingin menutup mulutnya dan bersikap seolah dia tidak mengatakan apa-apa.

Tapi, sudah terlambat untuk menarik pertanyaan itu sekarang. Jadi, Alya hanya menatap Izumi dengan perasaan ingin tahu.

Kenapa dia tiba-tiba mengubah penampilannya?

Apakah mungkin itu karena dia suka dengan seorang gadis dan ingin menarik perhatiannya?!

Hal itu entah kenapa membuat Alya merasa kesal.

"Um, apa ada masalah?" Izumi bertanya dengan bingung.

Melihat tatapan bingungnya, Alya menahan raut wajahnya agar tidak berteriak 'Imut!' di hadapan orang banyak!

Jika sebelumnya Izumi mengenakan kacamata, membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya. Kini, ketika Izumi melepas kacamatanya, dia bisa dengan sepenuhnya melihat wajahnya dan reaksinya.

Hal itu membuat Alya merasa senang!

"Tidak ada!" Alya mendengus saat dia membalikkan wajahnya ke arah lain, seolah tidak ingin perasannya yang sebenarnya keluar.

"[Tapi itu akan membuatmu semakin menarik perhatian ....]"

Meski begitu, dia masih bergumam dalam bahasa Rusia, karena tahu jika di kelas ini tidak ada yang bisa bahasa Rusia kecuali dirinya.

"Um ..., kau mengatakan sesuatu, Kujou-san?"

Melihat tatapan bingung Izumi sekali lagi, Alya kembali mendengus.

"Tidak ada!"

Pria ini ..., dia terus saja memanggilnya "Kujou-san"!

'Tidakkah dia ingat jika aku pernah memintamu memanggilku Alya?!'

Meski dibilang begitu, tapi saat itu Alya mengatakannya dalam bahasa Rusia ..., jadi permintaannya sama sekali tidak pernah tersampaikan dengan benar pada Izumi ....

Itulah kenapa Alya sekali lagi bergumam ...

"Hei ...."

"Hm? Kau memanggilku, Kujou-san?" Izumi berbalik saat dia menatap Alya dengan bingung.

"Kau ..., kenapa kau memanggilku seperti itu?"

Mata Alya menyipit, seolah dia ingin menghakimi Izumi di sini saat ini juga.

"Eh, apa maksudmu?" Izumi sekali lagi memasang ekspresi bingung di wajahnya.

"[Menyebalkan!]" Alya bergumam dengan ekspresi kesal, "[kau harusnya memanggilku Alya!]"

"Um ..., bisakah kau berbicara dengan bahasa Jepang? Aku tidak bisa mengerti apa yang kau katakan ...."

Melihat sekali lagi ekspresi Izumi yang berubah menjadi kebingungan dan ketidaktahuan, bibir Alya tanpa sadar melengkung saat dia menyeringai.

"[Imut sekali]"

Dia tidak ragu-ragu untuk mengatakan dalam bahasa Rusia.

Menyadari tidak ada yang bisa bahasa Rusia, dia memanfaatkan ini untuk mengatakan sesuatu yang memalukan, contohnya seperti ini.

"[Lihat wajahnya yang terlihat bingung itu. Dia benar-benar terlihat imut]"

Senyum Alya berubah menjadi seringai puas, dan rasa kesalnya yang sebelumnya seolah menghilang begitu saja digantikan oleh rasa puas diri dengan yang satu ini.

Meskipun terkadang menyebalkan, tapi Alya suka menggoda Izumi dengan cara seperti ini.

Cukup menyenangkan untuk melihatnya kebingungan saat dia berbicara dalam bahasa Rusia.

Anime: Dimensional Chat Group Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang