pertemuan kedua

4 0 0
                                    

Selang beberapa lama belajar, belum istirahat berbunyi. Semua murid pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Sahabat acha nyamperin acha dilapangan.

Ca yuk ke kantin, kan udah istirahat (ajak putri ke acha)

Acha hanya mengangguk dan menahan pusing di kepala nya.

Ca lo kenapa, muka lo pucat, lo sakit ca (tanya cintya khawatir)

Gw gak papa, ayo kantin (jawab acha dengan senyuman)

Kalau lo sakit bilang ke kita ya (ucap putri khawatir)

Acha mengangguk tersenyum.

Mereka pun berjalan ke kantin.
Acha semakin merasakan sakit dan pusing di kepalanya dan tanpa tau siapa yang dipegangnya untuk menjadi penopang agar dirinya tidak jatuh.

Orang yang dipegang acha hanya diam menatap wajah acha yang pucat dan mata yang tertutup.

Tidak lama acha pingsan, orang yang dipegang acha dengan sigap memegang pinggang acha agar tidak jatuh.

Loh..  Loh.. Itu adek imut gw kenapa, lo apain sya (tanya alta yang baru datang dari toilet dengan teman lainnya)

Sahabat acha yang bingung kenapa dari tadi acha hanya diam dan tidak berbicara sedikit pun menoleh kebelakang dan terkejut karena acha tidak ada di belakang mereka.

Dari kejauhan cowok tadi langsung menggendong acha dan membawanya acha ke uks.

Sahabat acha melihat nya dan mengikuti cowok yang menggendong acha tadi.

Skip UKS

Cowok tersebut membaringkan acha di tempat tidur yang ada di uks, tak lama sahabat acha datang bersamaan dengan teman-teman cowok tadi.

Ca lo kenapa ca (tanya putri Khawatir)

Lo siapa?
Lo apain acha?
Kenapa acha bisa pingsan?
(Tanya cintya bertubi-tubi ke cowok tersebut)

Cowok itu males mendengar ocehan sahabat acha dan hanya duduk diam di samping acha.

Kok lo diam aja sih, lo bisu ya?
(Tanya putri kesal)

Eh dedek emes jangan marah-marah terus ntar cantik nya hilang lo, ntah mukanya keriput marah-marah terus
(Ucap alta dengan candaan yang membuat putri makin kesel)

Lo.. (Belum sempat putri lanjutin omongannya acha sudah sadar dari pingsannya)

Aca... (Teriak pelan sahabat nya)

Cowok-cowok yang ada di sana hanya menatap kesal dan ada juga yang menutup kuping nya karena teriakan sahabat acha yang mereka bilang pelan itu.

Ca, acha lo gk papa kan ca, ada yang sakit gk? Kepala lo gimana?
Perlu ke rumah sakit gak ?
(Tanya putri bertubi-tubi yang membuat acha meringis karena masih merasakan pusing di kepala Nya)

Eh.. Eh.. Lo kenapa ca (tanya putri lagi)

Semakin sakit kepalanya kalau lo nanyaNy bertubi-tubi kayak gitu ke dia (ucap salah satu teman cowok itu sambil menoyor kepala putri)

Ih.. Sakit bodoh, dasar monyet (ucapan putri kesal)

Udah.. Udah.. Jangan berantem, gak liat apa acha pusing liatin kalian berantem (ucapan cintya melerai)

Gw gak papa (ucapan acha masih memegang kepalanya)

Tapi muka lo pucat ca, lo belum makan? Mau gw beliin makanan di kantin?
(Tanya putri lagi)

Gw gak papa put, gw cuma gak sarapan aja tadi di rumah karena kesiangan (jawab acha menjelaskan)

Kenapa lo gak bilang dari tadi ca kalau lo belum sarapan, kan gw sama putri bisa beliin lo roti tadi pas lo di hukum (ucap cintya lagi)

Gw gak mau repotin kalian, dan gw beneran gak papa kok (jawab acha tersenyum dan mencoba untuk turun dari tempat tidur, tapi karena masih pusing acha hampir jatuh lagi dan dengan sigap cowok itu memegang tangan acha)

Acha terkejut dan menatap cowok itu yang juga sedang menatap matanya.
Pandangan mereka bertemu, entah kenapa cowok itu enggan melepaskan pandangan nya begitu pun dengan acha, sampai ada deheman dari seseorang yang membuat mereka sadar.

Udah kali bos mandang nya, lama bener (goda salah satu temannya lagi)

Cowok itu memandang tajam teman nya yang hanya di balas kekehan kecil.

Acha yang salah tingkah tanpa sadar menunduk Karena malu.

Lo kenapa ca, masih pusing ya?
Kalau masih pusing di sini aja dulu Biar gw sama putri yang ke kantin dan beliin makanan buat lo (ucap cintya lagi)

Ach hanya diam, dan memang benar kepala nya masih pusing.

Lo udah gak papa kan kalau gitu gw pergi (ucapan cowok itu dan meninggalkan UKS)

Makasih (ucapan acha menegangkan kepalanya dan melihat cowok itu berjalan keluar uks)

Cowok itu berhenti sebentar Melihat ke acha dan berlalu Keluar uks dengan teman-temannya.

Kedua sahabat acha dibuat bingung dengan sikap acha yang gak seperti biasanya.

Mereka gak terlalu mempedulikan itu karena wajar acha berterimakasih pada cowok yang udah menolongnya.

Ya udah lo sama putri tunggu di sini biar gw ke kantin beliin makanan untuk kita (ucapan cintya tersenyum)

Gw ikut (jawab putri cepat)

Lo tungguin aja di sini nemenin acha (ucapan cintya lagi)

Ga pingin pipis (ucap putri dengan wajah memelas menahan pipis)

Huh... (Desah cintya)

Udah kalian pergi aja, gw gak papa kok sendiri di sini (ucapan acha dengan senyuman manisnya walaupun masih terlihat pucat bibirnya)

Beneran lo gak papa kita tinggal (tanya putri Khawatir)

Udah cepat sana keburu bel (ucap acha lagi)

Ya udah deh gw sama putri pergi dulu, lo tunggu di sini sebentar ya ( ucap cintya lagi)

Ia (jawab acha tersenyum)

Kedua sahabat acha pergi dari uks.

Acha yang berada di uks sendirian hanya termenung diam sambil memikirkan sesuatu. Acha mengingat kejadian tadi dengan tanpa sengaja nya dia memegang orang seenaknya.

Untung cowok tadi gak marah gw pegang, tapi ngomong-ngomong cowok tadi tampan juga dan gw belum pernah liat dia sebelum nya, oh ya bukannya dia cowok yang tadi ya yang pas gw di hukum itu, tapi kenapa gw gak tau ya kalau di sekolah ini ada cowok setampan dan secool itu, atau mungkin karena dia kelas 12 ya makanya gk pernah liat dia (pikir acha)

Setelah 15 menit kedua sahabat acha kembali ke uks nemuin acha dan membawa makanan untuk mereka makan.

Setelah selesai makan tepat pas beli masuk berbunyi, mereka bertiga kembali ke kelas dan acha juga sudah tidak terlalu merasa pusing.

RAYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang