Menemani

0 1 0
                                    

Setelah kejadian tempo hari, aca setiap hari sepulang sekolah datang ke rumah rasya untuk merawat dan menemani rasya. Ya aca merasa bawha karena dirinya lah rasya terluka, tapi sudah berulang kali rasya mengatakan kalau ini bukan salah aca dan aca tetap saja merasa kalau seandainya dia tidak bertemu rasya saat itu dan tidak menolongnya dari mantannya rasya tidak akan seperti sekarang ini. Ia benar orang yang menculik aca kemarin adalah mantannya.

Tentang perjodohan yang dibilang rasya juga sudah dijelaskan oleh kedua orang tuanya, mereka dijodohkan bahkan masih dalam kandungan. Awalnya aca menolak, tapi dia tidak ingin membuat orang tuanya sedih dan rasya juga bukan lelaki yang buruk menurut aca, justru aca lah yang merasa kurang pantas untuk menjadi pasangan rasya.

Bel pulang berbunyi, aca buru-buru memasukkan peralatan tulisnya kedalam tas.

Ca kenapa buru-buru banget sih "tanya putri bingung"

kita tau kok lo mau ke rumah kk rasya, tapi gk usah buru-buru juga kali ca kita juga mau kesana kok bareng kk alta sama kk denis "jelas salsa lagi"

Ia aca tau, tapi kan... "jawab aca tapi dipotong oleh putri"

Karena lo kk rasya terluka. Itu kan yang mau lo ucapin "potong putri yang tau isi pikiran aca"

Aca yang mendengar hanya menunduk sendu, tiba-tiba saja air mata nya jatuh, teman aca yang melihat langsung memeluk aca dan menengkannya.

Itu bukan salah lo ca, semua itu kecelakaan, kk rasya juga gk nyalahin lo "jelas putri lagi"

Jangan terlalu nyalahin diri lo sendiri, semua itu udah takdir, kita gk tau apa yang bakal terjadi sama kita jadi stop nyalahin diri lo sendiri "jelas salsa"

Benar kata teman lo "ucap seseorang yang sudah ada dibelakang mereka"

Kk denis "ucap salsa berbalik kebelakang"

Kapan kalian datang "tanya putri bingung"

Sekitar 5 menit yang lalu "jawab alta"

Kita kelamaan ya kk sampai kalian datangin ke sini "ucap salsa merasa bersalah"

Gk juga, emang kita pingin aja jemput kalian "jawab alta tersenyum"

Maaf kk kita lama, ayo sekarang berangkat "ucap aca membuat alta bingung tapi tetap mengiyakan ajakan aca"

Mereka sudah diparkiran, aca dibonceng denis pakai motor sedangkan teman-teman aca semobil bareng alta dan teman se gengnya.

Mereka pun tancap gas ke rumah rasya yang di ikuti sekitar 10 motor dibelangang yang sepertinya itu anak-anak DICXION.

Skip rumah Rasya, mereka disambut oleh bunda rasya dengan senyuman hangat.

Assalamualaikum bunda "salam aca"

Waalaimum salam sayang "balas bunda langsung memeluk aca"

Bunda kk rasya mana "tanya aca lagi"

Ada dikamarnya lagi mandi "jawab bunda"

Lain dengan aca, anak-anak dicxion sudah lebih dulu duduk dan ada juga yang sudah pergi ke dapur untuk mencari makanan.
Itu sudah kebiasaan mereka sejak dulu setelah mengucapkan salam langsung mencar ntah kemana.

Putri dan salsa hanya diam saja melihat interaksi aca sama bunda rasya.

Oh ia bun, kenalin ini teman-teman aca "ucap aca"

Oh ia, teman-teman kamu cantik-cantik sama kayak kamu "ucap bunda senang"

Putri dan salsa hanya tersenyum sambil memperkenanlkan diri.

Salsa tante, teman aca yang manis semanis gula-gula "ucap salsa tersenyum"

Bunda rasya tersenyum mendengar ucapan salsa.

Saya putri tante, saya.. "ucapan putri terpotong oleh suara alta"

Dia nenek lampir bunda "ejek alta"

putri yang mendengar itu kesel dan mengejar alta yang sudah lebih dulu kabur. Aca dan yang lain hanya tertawa melihat mereka.

Manis "ucap rasya yang sudah ada didepan aca"

Aca yang tertawa menjadi malu mendapat pujian dari rasya.

Bunda gk tau kalau kalian semua bakal datang, bunda gk masak banyak hari ini "jelas bunda"

Gk papa bun, kita pesan makanan aja, pak bos yang bayar "jawab alta yang masih berlari dari putri"

Rasya yang mendengar hanya diam saja dengan tatapan mautnya.

Gk usah, bunda masak lagi aja, kalian mau bantuin bunda kan "tanya bunda ke aca dan temannya"

A... "ucapan aca terpotong oleh perkataan rasya"

Aca gk bisa, sama mereka berdua aja "ucap rasya langsung menarik aca pergi"

Bundanya hanya tersenyum melihat tingkah anaknya yang menurutnya sangat posesif itu.

Ya udah putri sama salsa bantuin bunda ya "ucap bunda tersenyum yang hanya diangguki sama putri dan salsa"

Rasya menarik aca menuju taman belakang rumahnya. Dia meminta aca duduk lalu dia membaringkan kepalanya di paha aca.

Aca yang mengerti langsung mengelus-elus rambut rasya yang membuat rasya nyaman.

Ca... "panggil rasya"

Kenapa kk "tanya aca bingung"

Lo mau tau alasan gw nerima perjodohan ini "tanya rasya lagi"

Aca hanya diam mendengar ucapan rasya.

Kok diam "tanya rasya lagi"

Terserah kk aja mau cerita atau gk ke aca "jawab aca pelan"

Gw sebenarnya menolak keras perjodohan ini "ucap rasya lagi yang membuat aca berhenti mengelus rambutnya"

Kok berhenti "tanya rasya bingung"

Gk papa "jawab aca lagi"

Rasya yang merasa sikap aca berubah mengambil tangan aca yang dirambutnya dan menggenggam erat tangan itu.

Marah... "tanya rasya lembut"

Aca hanya menggelengkan kepalanya.

Gw belum selesai ngomong tadi, mau gw lanjutin "tanya rasya lagi"

Aca menganggukkan kepalanya.

Awalnya gw menolak perjodohan ini, bunda berusaha bujuk gw buat liat dulu foto nya. Sebenarnya gw malas tapi daripada bunda ngomel mulu gw turiti kata bunda. Gw pergi kekamar dan langsung membuka omplop yang diberikan bunda, saat gw liat foto itu pertamakalinya ada perasaan aneh yang datang "ucap rasya menjelaskan"

Perasaan apa kk "tanya aca penasaran"

Gw juga gk tau, tapi waktu gw liat foto itu gw merasakan gw pernah melihat wajah orang yang ada difoto itu, tapi gw gk ingat pernah liat darimana "jelas rasya lagi"

Jadi maksud kk kita pernah bertemu sebelumnya "tanya aca bingung"

Gw gk tau, tapi mungkin juga "jawab rasya mengelus lembut tangan aca yang Membuat aca tersenyum"

Rasya menatap lekat wajah aca di depannya.
Aca yang ditatap juga membalas tatapan rasya dengan senyuman.

Ca... "panggil rasya lagi"

Hmmm... "jawab aca"

Siniin wajah lo "ucap rasya lagi"

Aca yang masih bingung hanya menuruti perkataan rasya.

Rasya tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke wajah aca, aca yang mendapat perlakuan seperti itu gugup dan mengedipkan kedua matanya.

Perlahan bibir mereka bertemu, aca masih bingung harus melakukan apa, dia hanya mengikuti apa yang rasya lakukan.

Rasya yang merasa tidak ada penolakan semakin memperdalam ciumannya, dia memegang tengkuk aca dengan tangannya.

Ciuman mereka semakin dalam dan sepertinya tidak ada yang ingin menyudahinya sampai terdengar deheman seseorang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang