[1/10]

7.7K 1.1K 147
                                    

"Ahh!" Awalan yang digunakan untuk book Kazu terkesan ambigoy. Padahal kenyataannya, jari [Name] tidak sengaja terkena pisau dapur.

Mendengar pekikan sang istri yang sedikit keras, Kazutora langsung terbangun dari alam mimpi. Ia segera beranjak dari ranjang tempat tidurnya menuju ke sumber suara.

"[Name]?!" Panggilnya setelah sampai di ambang pintu dapur. Takut jika ada penyusup yang masuk ke dalam rumahnya dan [Name] di apa-apain.

Terlihat [Name] tengah mengibaskan jarinya, membuat Kazutora bernapas sedikit lega. Beruntung tidak seperti yang ada dalam pikirannya tadi.

Kazutora mendekati wanitanya seraya mengikat rambut panjangnya agar tidak mengganggu arah pandang. Kemudian mengambil plester dan memasangkannya pada jari [Name] yang terkena pisau.

"Maaf, aku membangunkan mu." Ucap [Name] yang sudah kembali berkutat dengan pisau dapurnya.

"Biar aku saja." Ucap Kazutora, langsung mengambil pisau dari genggaman tangan [Name]. "Kau masih mengantuk 'kan?'

Niatnya ingin mengucapkan 'tidak', tetapi [Name] memang masih mengantuk berat. Ia tidur terlalu larut malam, karena--anu.

Kazutora melirik ke arah jam yang berada di dinding, masih terlalu pagi. "Kau kembali tidur saja [Name]! Pagi ini, biar aku yang memasak."

[Name] menggelengkan kepala. Hanya tidur beberapa menit saat pagi hari justru membuatnya akan semakin mengantuk dan tidak semangat menjalani hari.

"Tidak mau."

Kazutora menatap [Name] sekilas. "Maaf karena sudah membuatmu tidur terlalu larut."

"Kau wanita yang sedikit ceroboh dan keras kepala, [Name].“

𝐖𝐈𝐅𝐄 » kazutoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang