"Kazutora?" Panggil [Name] sebelum duduk di sebelah Kazutora. Dilihat dari tingkahnya, ia sedang ada maunya.
Kazutora menaikkan salah satu alisnya, menatap lekat [Name] yang sedang tersenyum simpul kearahnya. Setelah itu, ia menghela nafas dan menggenggam pergelangan tangan [Name]. "Ayo!"
Mata [Name] berbinar. Padahal ia belum memberi tahu apa keinginannya, tetapi Kazutora sudah langsung 'ayo'. "Eh--kau mengingatnya?"
Kazutora mengacak surai rambut [Name] seraya membalas senyumnya. "Saat kau libur bekerja, ayo jalan-jalan." Kazutora mengulang apa yang [Name] katakan beberapa hari sebelumnya.
[Name] memeluk tubuh Kazutora, kemudian berjalan mendahuluinya untuk keluar rumah. "Kencan?!"
Pipi Kazutora sedikit bersemu, kembali menyunggingkan senyum dan menyusul [Name]. Laki-laki itu berjalan seraya merogoh kunci motor dari dalam saku celananya.
[Name] duduk di belakang Kazutora. Jika seperti ini, ia justru terlihat seperti anak kecil yang keinginannya baru saja dituruti. "Aku menyayangimu."
"Pegangan, [Name]!" Kazutora langsung menarik tangan [Name] dan melingkarkan di perutnya. Kemudian memutar gas motornya dan berjalan menyusuri jalanan sepi tanpa adanya tujuan.
"Aku menyayangimu juga."