10. Paling Dirugikan

455 61 1
                                    


"Membunuh cinta pertamamu, Felix?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Membunuh cinta pertamamu, Felix?"

"Katakan mengapa kau membunuh Hyunjin?!"

"Hmm.. apa ya alasannya..." Mimik berpikir yang palsu dan dibuat-buat terentang di wajah Yeji. Ia mengetuk dagunya dengan telunjuk. "Ah! Tentu saja karena aku penasaran... aku penasaran bagaimana reaksimu terhadap Hyunjin." ia menjawabnya dengan riang.

"Reaksiku pada Hyunjin?" Felix mengernyit tidak paham.

"Ya. Kau menyukainya kan? Aku ingin lihat bagaimana hancurnya kau saat kubunuh orang yang kau sukai. Bagaimana reaksi pria yang melihat pria yang ia cintai mati, dan ternyata cukup seru!"

"Kau membunuh saudaramu dengan alasan itu?"

"Benar sekali. Dan ternyata kau orang yang penuh kejutan juga ya Felix. hihi." Yeji terkikik diakhir dengan puas. Puas akan reaksi membatu Felix yang sedikit berkepanjangan. Yeji kembali melanjutkan... "Melihatmu yang mudah goyah begini, sepertinya kau pihak bawah ya?"



Bugh!

Yeji memegangi rahangnya yang berdenyut. Tentu saja pukulan kepalan tangan dari laki-laki yang entah pihak atas atau bawah pun pastilah keras juga. Namun Yeji tetap keras kepala, ia semakin memancing emosi Felix yang tidak terkendali.


"Tapi kan Hyunjin sudah mati.. bisa apa kau sekarang Felix? Hahaha-"

Gadis itu kembali ditoyor. Terpental agak jauh dengan pipi yang membiru. Ia berusaha duduk dengan santai sebelum Felix menendangnya. Namun kali ini Yeji lebih waspada dan menarik kaki itu, hingga Felix ikut jatuh di sampingnya.

"Ngomong-ngomong terima kasih telah membunuh Xiaojun.. hari itu aku sangat emosi dan hampir mencekiknya. Namun tanpa diduga kau membunuhnya malam itu juga." Yeji mengatakan hal tersebut dengan mengacungkan jempol. Jangan lupakan bahwa wajahnya sudah agak babak belur.

Felix semakin emosi dengan semua perkataan dan respon Yeji yang mengejeknya, mengulitinya, membuatnya merasa melakukan hal yang membuat gadis itu justru senang bukan kepalang. Ia meraih patung batu sekepal di atas meja, hendak menghantamnya sebelum tiba-tiba suara sirine masuk ke rungunya.

"Pstt! Setelah ini, kau lah si pembunuh berantai itu, Felix."

Felix mendengar apa yang gadis itu ucapkan, namun tidak peduli apa maksud yang tidak jelas itu. Sekarang pikirannya hanya dipenuhi emosi yang membara.

Dugh!

Patung dan kepala Yeji sama-sama berdarah.



Patung dan kepala Yeji sama-sama berdarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Felix bergeming di hadapan polisi. Enggan menjawab sebab masih mengumpulkan kesadaran dari rasa tercengang.

Perkataan terakhir Yeji sebelum Felix menghantamnya berdengung lagi. Kini mengisi otak dan perutnya dengan rasa mual.


"Setelah ini, kau lah si pembunuh berantai itu, Felix."

Awalnya Felix tidak paham akan hal itu. Mengapa? Mengapa ia pembunuhnya? Mengapa ia menjadi si penghancur kepala?

Felix enggan berpikir, kemudian melayangkan patung batu ke arah Yeji hingga darah segar menempel di sana. Saat itulah polisi datang dengan mengacungkan pistol. Tepat lurus ke arah Felix yang selesai menghabisi seorang gadis.

Felix tahu ia akan mendekam di penjara karena hal yang ia perbuat di depannya. Ia mengangguk dan patuh pada polisi yang memborgol. Juga pada polisi yang berhamburan masuk ke rumah. Tak berapa lama, ambulance datang dan membawa gadis psiko penuh darah itu pergi.

Namun sesuatu yang lain menyentak Felix.

Sesuatu yang ganjil di hadapkan padanya. Benda-benda aneh yang tidak pernah Felix lihat sebelumnya.




"Anda ditahan karena kasus pembunuhan Shin Ryujin dan Hwang Hyunjin!"

"Apa? Apa maksudnya? Aku tidak membunuh mereka!!!"

"Bukti sudah ada di depan mata, Tuan!"

"Apa? Bukti apa? Aku tidak membunuh Hyunjin dan Ryujin! Aku tidak membunuhnya!" Felix berontak tak terima, tangannya menggeliyat di balik borgol yang terkunci.

Yang dimaksud polisi itu sebagai bukti... adalah benda-benda asing yang tak pernah Felix lihat tadi. Ada gumpalan kain mirip syal yang asing, juga benda bulat kecil sekali yang sepertinya kancing. Yang masing-masing dimasukkan ke plastik bening berzipper; sebuah bukti yang diamankan dan hanya boleh disentuh oleh polisi.




Dan di sinilah Felix membungkuk. Di ruang interogasi yang gelap dan pengap. Menekan Felix dari segala arah.

Polisi bilang syal yang ada di rumahnya adalah milik Ryujin yang dipakai terakhir kali sebelum ia meninggal. Pun dengan kancing baju kecil yang hampir tak nampak itu, adalah kancing jaket Hyunjin yang ia kenakan saat mati.

Sungguh Felix tidak habis pikir.

Benda-benda itu... diselipkan di rumahnya oleh Yeji saat Felix pergi membeli kue, gadis itu juga menghubungi polisi bahwa ia melihat kancing baju mirip milik Hyunjin di rumah Felix. Lagi-lagi Felix kecolongan dan dampaknya kacau dahsyat.

Felix tahu ia akan mendekam di penjara karena kasus penyerangan Yeji atau jika gadis itu sekarang mati, maka ia akan menjadi pembunuh yang membusuk di penjara. Namun diberi gelar 'Si penghancur kepala'... Felix bukan orangnya. Ia tidak ingin gelar menjijikkan itu tersemat padanya.


"Aku tidak membunuh Hyunjin dan Ryujin."






To be continued

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gatau ini cerita apa.. tapi hayuulah gass ngengg nulis + baca xixixi

HIDDEN SOUL •hyunlix || yeji•✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang