"damien sounds like demon, cocok sama kelakuan lo."
"aduh mulutnya pedes banget sih manis, minta di pacarin."
cw // bxb, homophobics gtfo. written in bahasa campur little english tapi percakapan dalam jaksel language. lokal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"to get closer with you."
doyoung diam.
dia membeku, lagi. iya lagi. mukanya pucat pasi, namun pipinya merona merah. sama seperti tadi, suhu tubuhnya juga menaik.
"dean? you okay there?"
'YOU OKAY YOU OKAY KAGA ANJING MIKIR SENDIRI DONG ELAH,' batin doyoung.
"huh? yes- uh- what did you mean before?"
terdengar kekehan dari yedam, lalu ia melanjutkan, "well, get closer to you. that's it. it's that simple, don't you understand?" (ya, ngedeketin lo. udah. sesimpel itu, lo ga ngerti?)
merasa ragu, doyoung kembali bertanya untuk memastikan, "iya.. ngerti.. tapi get closer in terms of apa?"
"debate? i want to bring a connection with you biar nanti kita ga berantem terus pas debat dan latihannya. mending kita temenan daripada musuhan, kan?"
'oanjing gue udah berekspektasi tinggi padahal,' protes doyoung, meski hanya melewati suara batinnya.
"dean? your answers please?"
"huh? yeah! okay! thanks? i guess?" jawab doyoung, panik.
"what's up with you? kedengeran grogi banget, dey."
"GAPAPA! gue matiin call-nya ya, thanks damien see you on monday!"
lalu ia mematikan telfonnya sepihak.
DIA PANIK, OKE.
masalahnya, dia yang naro high expectations. dia sendiri ya ga waras jadinya.
malu ga sih, ngaku-ngaku gaada perasaan sama sekali tapi kalo dikasih tau kaya gitu udah lemes duluan, udah berspekulasi duluan.
ia berjongkok di lantai, tangan kanannya digelantungkan ke bawah, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menutup mulutnya kaget.
"DEAN! LO KENAPA?"
"gapapa.. gue gapapa, tin," jawabnya asal. nyatanya, dia sedang tidak baik-baik saja.
"lo beneran sakit de?" tanya haruto khawatir, "kalo emang gitu mah gausah nginep atuh.."
namun, semua kekhawatiran haruto langsung buyar begitu saja ketika jeongwoo berteriak sembari menunjuk ke arah ponsel doyoung.
benda pipih itu masih menyala, layarnya menunjukkan aplikasi telfon. bisa dilihat sebuah kontak yang baru saja doyoung simpan. ya, betul. kontak milik yedam.
"itu ris, si dean abis telponan sama damien! mekanya jadi gini. tadi kan di sekolah juga jadi gini pas latihan debat," jelas jeongwoo.
tadinya harris ingin ketawa, tapi setelah memegang kembali dahi doyoung, ia semakin khawatir.
