chapter 5

32 5 0
                                    

happy reading babiez!!!

"NGAPAIN?!" bentak karin 

"beraninya kau hanya membaca pesanku?" tanyanya mengintimidasi

"cepatlah pergi" usir karin saat mengetahui winata lah yang bertamu dan karin langsung mendorongnya sedikit agar keluar dari rumahnya.

Masih dalam posisi mendorong winata agar sedikit keluar dari rumahnya, karin membelalakan matanya memekik kaget melihat gerombolan geng motor winata yang mungkin kurang lebih 25 orang berada didepan pekarangan rumahnya, karin benar benar panik.

Karin takut mamahnya mengetahui pergaulan anaknya bersama pria pria brengsek seperti itu

"berikan tugasku"

"cepatlah pergi dulu, akan aku berikan disekolah nanti"

"tidak bisa, sekarang!" bantahnya dengan kencang

"kariiiinnnn, lama sekali ada siapa?" panggil mamah dari kejauhan yang membuat karin semakin panik dan mengusir winata tetapi winata tetap memaksa masuk hingga tetap tertangkap basah mamahnya juga

"oh ada pria tampan disini rupanya" ucap mamah karin saat telah melihat winata

Winata membalas pujian mamah karin dengan anggukan serta senyuman yang terukir manis diwajah tampan winata yang karin sadari jarang sekali winata tersenyum manis selebar itu, tetapi itu tidak penting yang terpenting sekarang hanyalah bagaimana cara mengusir winata secepatnya yang sekarang malah dipuja puja oleh mamahnya

'matilah saja kau ini rin' batin karin

"masuklah kita sarapan bersama" ajak mamah karin yang diangguki oleh winata tetapi segera dihentikan karin, karin merasa berbahaya apabila lelaki itu tiba tiba mengungkit tentang beasiswa yang gagal ia dapatkan karena kesalahpahaman itu dalam perbincangan mereka nanti

"bukankah kita sudah sangat terlambat?" tanya karin memaksa dengan mengedipkan satu matanya

"tidak juga" jawab winata santai yang diberi karin injakan pada kakinya "AWH" jerit lirih winata saat kakinya diinjak oleh karin

"mamah aku berangkat dulu" pamit karin tergesa gesa seraya mendorong winata untuk secepatnya keluar

"winata jaga karin baik baik" ucap mamahnya. 'baik apanya disiksa iya' batin karin yang tidak bisa diutarakan

"baik tante" jawab winata sembari berpamitan

mamah karin mengikuti mereka keluar dari pintu untuk mengantar mereka berangkat, dan yap mamah karin tentu terkejut melihat banyak orang bermotor dipekarangan rumahnya

"WAH" pekik mamah karin  terkejut melihat banyaknya anggota geng motor "sepertinya winata sangat ramah dan berpkepribadian baik sampai memiliki teman sebanyak ini" puji mamah karin

"ah tentu saja tante" jawab winata tersipu yang membuat seluruh anggota gengnya yeng mendengar ber 'huek' ria dengan pelan tanpa bisa terdengar ditelinga winata sembari mengeluarkan wajah muaknya dan tak terkecualipun wajah muak karin

"sebentar" mamah karin masuk kedalam rumahnya dan mengambil roti isi coklat sekardus lalu dibagikan satu persatu pada gengnya

"makanlah, biar kalian bisa belajar dengan fokus" timpal mamahnya memberi semangat yang membuat karin menepuk jidad malu

Para anggota geng evos saling melirik heran karena tidak terbiasa sarapan pagi apalagi dengan roti manis seperti ini dan tentu saja mereka mendiamkan roti isi itu tanpa berkeinginan untuk memakannya

"apakah kalian tidak menyukainya?" tanya mamah karin dengan menampilkan mimik wajah yang sedih

Winata yang tak ingin membuat mamah karin sedih segera membuka plastik roti isi itu dan melahapnya

para anggota geng evos yang menyaksikan winata memakan roti isi itu hanya bisa diam mematung heran, karena semua orang mengerti winata tidak terbiasa sarapan pagi dan tidak terlalu menyukai sesuatu yang manis

Winata biasanya akan jelas jelas menolak atau membuang makanannya jika diberikan makanan yang manis dipagi hari tapi entah mengapa hari ini berbeda

Saat winata menyadari keheningan, ia segera melihat gengnya yang ternyata hanya berdiam diri memperhatikannya memakan roti tanpa ada yang memakan roti isi coklat itu juga

"tunggu apalagi? makanlah" bentak winata pada gengnya yang memebuat seluruh anggotanya langsung membuka bungkus dan memakan roti isi coklat itu

Lalu senyum terpancar dalam raut wajah mamah karin "next time kita harus makan dan mengobrol bersama" ucapnya pada winata

"baik tante" balas winata dan segera menaiki motornya bersiap berangkat sekolah bersama karin

"berhati hatilah kalian, dan semangat belajar" ucap mamah karin seraya melambaikan tangannya ketika karin dan seluruh geng itu berangkat menuju sekolahnya masing masing

Sesampainya disekolah karin segera memberikan bukunya dan ingin segera menjauh dari geng itu karena merasa jadi pusat perhatian namun tangannya tertahan oleh cengkraman erat winata

"balaslah pesanku"

"lepaskan" ucap karin panik mulai banyak yang memperhatikan dirinya dan winata

"kau tidak seasik mamahmu"

"bertemanlah dengan mamahku" sarkas karin "kau memang punya selera pertemanan tua yang menyebalkan" celoteh karin

"apa kau bilang, awas saja kau mengabaikan pesanku nanti"

"masa bodo" ucap karin berlari masuk kedalam kelasnya menjauh dari winata dan geng evos

Winata menjadi sedikit kesal dengan kacungnya yang selalu membangkang pada dirinya

"aku tidak bisa menghubungi andre" ucap marvel

"aku juga, handphonenya dimatikan" sahut gevan

"aku akan mencoba menemuinya  nanti, kalian tidak perlu khawatir" balas winata

Ada apa ya dengan si andre taulani ini? typo maksud author si andre alterio abraham si manusia genius nan religius bukan pelawak

Maaf banget dichapter ini aku dikitin jumlah kata nya karena emang makin dikit vote huhu, jadi sedih dan ga terlalu bersemangat nerusin

Tapi aku tetep berterimakasih buat yang udah baca, Dapet big love dari author nich:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WINATA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang