Him again

9 1 0
                                    

Dihadapanku berdiri seorang pria berambut pirang dengan ikat kepala yang menempel di kepala nya, sambil memegang kunci mobilku, dan dia sedang melihatku dengan wajah serius,

Dihadapanku berdiri seorang pria berambut pirang dengan ikat kepala yang menempel di kepala nya, sambil memegang kunci mobilku, dan dia sedang melihatku dengan wajah serius,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"iya, sini punya gue tuh." jawabku berusaha merebut kunci yang masih berada ditanganya

"gue tau ini punya lo, tapi sekarang kunci ini ada ditangan gue. Kalo lo mau, pulang sekolah ntar temuin gue lagi." perintahnya lalu meninggalkanku yang masih terdiam memandang kepergiannya, aku tersadar lalu berjalan cepat menuju pria itu dan menarik tas ransel yang berada dipunggungnya sebelum dia sempat masuk kedalam kelas.

"balikin sekarang, apa apaan lo?" tanyaku emosi.

"kayaknya lo masih belom inget siapa gue, jahat banget sih lo. pokoknya lo bisa ambil kunci mobil ini nanti pulang sekolah gk sekarang, dan lepasin tangan lo dari ransel gue. Gue mau masuk kelas." ucapnya, aku melepaskan pegangan tanganku pada ranselnya dan pria itu pun berjalan memasuki kelas.

"Vey, hai . . . " panggil seorang perempuan

 " panggil seorang perempuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Candy . . ." panggilku antusias, dan kami berpelukan seperti tidak bertemu bertahun tahun padahal 2 hari yang lalu Candy datang kerumahku.

Candy adalah satu satunya sahabat yang aku punya, karena yah . . . aku tidak terlalu suka punya banyak teman karna lebih suka menyendiri, dan hanya Candy yang bisa merobohkan benteng pertahanan ku.

Orang terdekatku memanggilku Vey, hanya orang yang benar benar dekat denganku yang memanggilku dengan nama itu.

"udah sarapan?" tanya Candy padaku

"udah, lo mau ke kantin?" tanyaku

"iya, hari ini bi Inah gk nyiapin sarapan karna kesiangan makanya gue mau ngajak lo ke kanntin. Tapi kita naro tas dulu ya" ajaknya seraya berjalan memasuki kelas.

eh tunggu ini kan kelas yang dimasuki pria tadi, dan setelah aku melihat keatas ternyata ini kelas XII A itu berarti aku sekelas dengan pria tadi oh sial kenapa aku harus sekelas denganya, aku berjalan mengikuti Candy masuk kelas.

Karna ini hari pertama masuk jadi sudah dipastikan kami memilih tempat duduk, aku memilih kursi yang berada disamping jendela no.2 dari belakang, aku tidak suka duduk didepan terlalu membosankan. Setelah aku duduk Candy memilih kursi yang berada disampingku.

"Vey itu siapa yang tidur dibelakang lo?" tanya venus dengan menunjuk menggunakan pandanganya.

"Gak tau, gak kenal gue. Dan gak peduli juga " ucapku acuh

"katanya mau ke kantin, jadi gk?"lanjutku

"oh iya ayo, laper banget gue" jawabnya sambil memegangi perutnya.

Kami pun berjalan keluar kelas menuju kantin, Candy menuju stan bubur ayam. Sekolah kita menyediakan sarapan dan makan siang jadi semua siswa/siswi dan guru diperbolehkan mengambil makanan dikantin secara free itu salah satu fasilitas disekolah.

Untuk sarapan ada menu bubur ayam, sendwich, nasi goreng, nasi uduk, dan lontong sayur. Sarapan khas indonesia sekali, untuk makan siang setiap hari menunya bergantian tapi dipastikan memenuhi gizi seimbang.

Aku mengambil sebotol air mineral dari lemari pendingin lalu duduk disalah satu bangku dikantin sembari menunggu Candy yang masih mengantri di stand bubur ayam.

Membuka botol lalu memasukkan sedotan dan meminumnya, aku harus banyak minum karna mudah dehidrasi dicuaca dingin sekalipun. Candy datang dengan baki berisi semangkuk bubur ayam, sekotak susu coklat dan sebotol air mineral.

Kami berbincang tentang semua hal, dan aku menceritakan kejadianku pagi ini padanya.

"kok gue jadi penasaran ya sama cowok yang lo ceritain. Gue jadi inget sama musuh bebuyutan lo si James, tapi kan dia masih dalam masa pertukaran siswa jadi kyknya bukan dia deh," terka Candy sembari memakan bubur ayamnya.

"Eh tunggu, lo bilang tadi siapa? James, maksud lo James yang tiap harinya gangguin gue terus itu? hah bukan dia gue yakin, ini tuh lebih ganteng satu tingkat lah menurut gue sama si James itu. Gue rasa tu anak udah mati bosen disekolahnya dan semoga tu anak gk akan balik lagi di hidup gue." gerutuku.

"Semoga aja gitu sih, tapi gue heran deh bukanya pertukaran siswa itu cuma 6 bulan ya kok dia sampe kenaikan kelas gk balik balik ya?" tanya Candy.

"Gak ngurus gue sih, gk ada juga yang kangen sama dia disini." jawab gue.

"yakin gk ada yang kangen sama gue?" tanya seseorang tiba-tiba.

Spontan aku dan Candy nengok ke sumber suara, dan ternyata itu pria yang tadi pagi membuat masalah denganku. Dan dia duduk disebelahku, memaksaku untuk geser.

"lo James kan?" tanya Candy.

"nah kan lo aja langsung ngenalin gue tapi sahabat lo ini sama sekali gk inget gue masa." mereka tertawa bersama.

"ngapain juga gue harus inget lo, gk penting banget buat gue." ucapku acuh.

"ini yang gangguin lo tadi pagi Vey? ya menurut gue emang lebih ganteng sih lo dari sebelum pergi." ucap Candy jujur.

"dari dulu gue emang ganteng Can, kemana aja sih lo. Eh btw Venus udah punya pacar belum?" tanya James padaku dengan tiba-tiba.

"ngapain lo nanya nanya hidup gue, kepo banget. Yuk Can kita kekelas, udah bel tuh" ajakku pada Candy karna kuliat dia sudah selesai makan dan menarik tangannya agar bangun.

"gue duluan ya James." pamit Candy.

"Can kayaknya hidup gue bakalan lebih banyak masalah deh karna tu anak." bisikku dalam perjalanan menuju kelas.

"hehe jangan gitu, optimis aja lah toh selama ini lo selalu bisa kan nyelesain masalah lo sama dia." jawabnya santai

"iya sih tapi perasaan gue gk enak ni, kayaknya bakal ada hal yang lebih parah deh dihidup gue."

"eh gk boleh bilang gitu pamali, ucapan itu do'a jadi kalo ngomong tuh yang baik baik aja jadi sekalian berdo'a supaya ntar yang terjadi kedepannya itu baik." kok jadi ceramah ya?

"tumben lo lempeng?" tanyaku.

"hehe gue kalo kenyang otak gue jalan kan . . ." dan kita tertawa bersama selama jalan menuju kelas.

Just NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang