Jangan lupa vote + komentarnya yaa para ciwiiiii🙌 Happy reading~
"Lemah," gumam Ellysia dengan senyum meremehkan.
T-tapi tunggu dulu, ia melihat celana di area tulang kering Wisnu muncul bercak warna merah seperti ... darah? Ellsyia mengangkat pandangan, matanya melotot kaget, kok cowok itu makin kesakitan, sih?!
"K-kak? Maaf, sakit banget ya?"
Wisnu mendengkus sinis, "sakit lah. Nggak liat nih?"
"WAKTUNYA TINGGAL TIGA PULUH DETIK LAGI, YA!"
"Cepetan, apa kalimatnya?" Melihat gadis di depannya ini hanya diam, Wisnu berdecak, "Pikun," desisnya pelan.
Ellysia mendelik, padahal ia lupa gara-gara cowok ini ngomong terus dari tadi, untungnya ada sebuah kalimat yang tiba-tiba terlintas di otaknya. "Nah inget juga, sini-sini."
Degup jantung yang bertalu cepat membuat Wisnu merapatkan bibirnya untuk menghalau senyum, gadis ini sepertinya sangat gerogi.
"Yakin itu kalimatnya?"
Ellysia meringis sambil mengangguk. Pokoknya yang ia dengar tadi ada kata "skunk" dan "stunk" saja. Karena mereka duduk paling belakang seharusnya Wisnu yang menjadi orang terakhir, sayangnya urutan mereka menjadi acak ketika sudah berdiri. Games babak pertama akhirnya selesai.
"Oke, yang paling ujung silakan tulis kalimatnya ke depan. Yang masih baris, tulis kalimat tadi di buku kalian, ya."
Dira memperhatikan ke tiga murid yang menulis di depan dan ternyata hanya dua barisan yang salah. "Yang dapet hukuman Ellysia sama Dewi, ya. Hukumannya nanti aja terakhir. Sekarang kita mulainya dari belakang. Ayo, posisi seperti semula."
Ellysia menghela napas, sudah ia duga. Kemampuan mengingatnya memang payah sekali. Ia sempat melirik pada Wisnu tapi lagi-lagi hanya tatapan kosong yang ia lihat.
Dia udah ada di depan lo! Apa yang lo tunggu lagi, Wisnu?
Wisnu mengalihkan pandangan, bisikan dalam kepalanya membuat dadanya berdenyut nyeri. Berulang kali ia mengembuskan napas suara-suara itu kian ricuh, membuat tangannya yang gemetar terangkat untuk memegang rambut gadis itu.
Bukan rasa halus yang ia rasa, justru rambut bagian belakangnya terasa lèpèk oleh keringat. Lagi, hatinya berdenyut nyeri dengan napas mulai tersendat. Seharusnya Wisnu bisa menarik gadis itu dalam satu sentakan hingga berada dalam pelukannya.
Sadar, Nu! Sadar! Suara dari dalam hatinya membuat Wisnu tersentak hingga menarik rambut Ellysia.
"Awh! Sakit, tau!"
"Ada kutu di rambut lo," jawab Wisnu sambil berdeham, lalu berpura-pura membuang sesuatu ke lantai. Ia kembali menguasai raut wajahnya, nggak ini bukan saat yang tepat, batinnya.
Ellysia hampir saja mengumpat marah pada kakak kelasnya ini, tapi ia urungkan. Ini masih hari pertama, ada hari lain yang bisa ia gunakan untuk membalas perlakuan menyebalkan Wisnu.
Baru saja ia selesai mengepang rambutnya ke samping kiri, mengingat pemuda dibelakangnya ini suka jahil sekali pundaknya di tepuk dari belakang.
"Apa—" Ellysia terhenyak sampai memundurkan tubuh karena Wisnu tiba-tiba merunduk. "Jauhan dikit!" ucapnya sambil melotot. Cowok ini emang gila! Orang-orang bisa salah paham melihat posisi wajah mereka yang sangat dekat.
Masih sambil menenangkan jantungnya yang berdegup cepat, Ellysia memiringkan kepala supaya cowok itu mudah untuk berbisik padanya.
"Gue suka sama lo," bisik Wisnu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST TASK [1]
Dla nastolatków📍Hiatus dulu, ya ••••• "El, profil biodata lo kok ke sebar di grup angkatan kakak kelas?" "Hah?!" ••••• Ellysia Arabella pernah punya pengalaman "kurang menyenangkan" saat masa putih biru. Ia punya tekad mau masuk kelas apapun nanti saat SMA, ke...