Kenapa tuhan? Kenapa kau merebut segalanya dariku? Kenapa kau tidak mengizinkan ku untuk bahagia? Kenapa!?
_________________________
..
Nggak kena feel sorry ya:( authornya lagi pusing, ide nya seret😭 hidupin lagi ya😭❤
Pintu utama terbuka lebar, para pekerja ambulan bebondong bondong masuk seraya menggotong brankar berisi jenazah yang ditutupi oleh kain putih lalu meletakkanya dilantai ruang tamu yang sangat luas.Kemudian beberapa petugas polisi datang dan salah satu dari mereka buru-buru mendekati salah satu remaja yang menatap para petugas penyelamat dengan samar.
"Maaf, ini kartu kematian dan sertifikatnya. Dan Pengacara Mr. Kozume akan datang dalam dua hari-".
"Berhenti! Cukup!! Siapa yang mati bajingan!!! Lo semuanya pergi!" Remaja itu membentak polisi di depannya kasar dan mengusir mereka.
Setelah orang orang tadi pergi, kenma melangkah bergetar dan menatap sendu keduanya yang ditutupi kain putih dan duduk di tengah dua mayat yang baru saja ditinggalkan oleh petugas penyelamat.
Tangannya perlahan meraih kain yang menutupi mayat itu dan kemudian perlahan membukanya.
Matanya melebar dan dia tidak percaya ini sama sekali. Hatinya sakit ketika melihat wajah pucat dengan sedikit darah kering di pelipis mayat orang tuanya. Lalu dia menutup kembali kain itu, Kenma sama sekali tidak mau melihat pemandangan saat ini, hatinya sangat terluka.
Kenapa? Saat keluarga mereka bersatu kembali tuhan malah memisahkan mereka lagi? Kenapa tuhan tidak membiarkan mereka bahagia?.
Hinata berjalan linglung mendekati kedua jenazah itu, ia menarik kain penutup yang baru saja ditutup oleh kakaknya, air mata terjatuh bebas tanpa izin membasahi pipi putihnya.
Hati nya sakit bahkan sangat sakit , ia menangkup wajah bunda nya yang dingin , hinata meringis, padahal baru saja pagi tadi ia melihat bunda kandung nya tertawa dan memeluknya erat dan kini bunda nya telah pergi jauh meninggalkan mereka sendirian.
Hinata memeluk bunda nya erat, ia menangis terisak, sungguh hatinya sangat sakit, ia tidak kuat, padahal baru beberapa menit ia bahagia namun tuhan kembali mengambil kebahagiaanya, ia menangis parau.
"Kak.. badan bun-da dingin banget" lirihnya disela isakanya. "Maafin shoyo ya bunda, shoyo belum jadi anak terbaik bunda, shoyo belum membalas kebaikan bunda, maafin shoyo bunda." Lirih hinata.
Hinata menangis membasahi kain yang menutupi tubuh bundanya, lalu matanya beralih menatap mayat papa nya, ia pun berdiri dan berjalan mendekati mayat papa nya itu.
Hinata kembali menangis. Sepertinya baru saja sang papa memeluknya erat, mengelus kepalanya lembut dan menceritakan hal hal yang ingin hinata ketahui semalam, namun tuhan sudah membawa nya pergi dan tidak akan pernah kembali lagi.
Hinata menangis parau, kenapa penderitaanya terus berlanjut? Ia pikir sudah waktunya ia bahagia namun kenapa? Kenapa tuhan kembali merenggut kebahagiaanya?.
Kenma menatap hinata sendu , ia mengusap air mata yang terjatuh tanpa disetujuinya. "Sho liat mereka! Mereka selalu ninggalin gue kerja! Kerja! Kerja! Tapi gue tau mereka bakal kembali, jadi gue nggak pernah khawatir." Ia meraup wajahnya kasar. "Tapi sekarang mereka udah pergi jauh tanpa pamit, dan nggak akan balik lagi, nggak akan ada lagi yang gue tungguin kepulanganya, kenapa tuhan sekejam ini sama keluarga kita? Emang kita punya salah apa?" suara kenma bergetar, ia menanhan isakan dan tangisan yang sangat ingin keluar dari matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suffering
Фанфик(Kagehina)(END) Sibisu? Sicacat? Itu aku. "Mau mati bareng nggak?" ______ Cerita ini akan membuat perasaan anda campur aduk!!! ______ ☡ NOT BXB ☡ kata kata kasar!! ☡ konten gore/psycho! 18+ ☡ bullying!! ☡ beberapa chapter mengandung gore! TOLONG JA...