Puisi Prosa II
Sabtu, 7 Agustus 2021Pelita Hati
Muhammad GovindoSetitik pelita yang sangat redup, berusaha menyamarkan kegelapan. Sebuah kebaikan yang sangat tulus, berupaya menghapus keburukan.
Walau tak seorang pun yang mengerti, betapa pentingnya setitik pelita di hati. Namun setitik pelita itu, tak kan pernah berhenti.
Terkadang manusialah yang lupa. Lupa akan kata syukur. Seharusnya manusia lah yang malu. Malu akan kata ikhtiar.
Teruslah berusaha dan berandai, seperti pelita yang redup. Walau dirinya tahu tak akan mampu mengusir kegelapan.
Lampung, 23 April 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisiku
Poetry"Terlihat candramawa, pena menggores kertas putih. Klandestin, mengubah diksi menjadi sajak. Kertas yang semulanya suci telah ternodai. Pena meninggalkan jejak tinta hitam, merangkai makna yang mendalam." - Muhammad Govindo