" Ck! Ini masih salah Sakura. Kamu bisa kerja atau gak sih? " Amuk seorang pria tampan diruang meeting pada seorang wanita cantik bernama Haruno Sakura.Hal ini bukanlah yang pertama kalinya namun sudah yang kesekian kalinya. Dan kesalahan wanita itu pasti kesalahan yang sama, lupa meletakkan tanda titik pada akhir proposalnya. Dan juga Sakura kembali salah dalam menjumlahkan nominalnya, bagi Itachi hal tersebut merupakan kesalahan yang fatal.
Ditambah kliennya dari New York terus menatap mereka dengan pandangan aneh. Itachi sengaja memakai bahasa mereka, bukan bahasa inggris.
Padahal didalam ruang meeting bukan hanya dirinya dan Sakura. Tapi ada dua klien dan dua karyawannya yang baru saja mempresentasikan hasil kerja keras mereka. Dan Sakura.. wanita itu bahkan kembali mengecewakannya.
Dua karyawan laki-laki yang melihat Sakura dimarahi hanya menatapnya dengan iba. Mereka ingin membela namun sama sekali tidak berani. Pria itu benar-benar tidak pandang bulu, padahal Sakura merupakan adik iparnya.
" Maaf, Aku udah koreksi semuanya dan aku rasa.. "
" Ah sudahlah~ Selalu aja salah, salah ,salah dan gak bisa kerja. Setelah meeting temui saya diruangan " Sakura mengangguk. Ia menghela nafas sembari memegang perutnya yang sedikit kram. Apakah ia sudah boleh keluar, siklus menstruasinya benar-benar menyiksanya.
" Saya gak mau dengar kamu pakai alasan kematian Sasuke. Disini kamu kerja, bukan melamun, santai-santai apalagi sampai bikin kesalahan fatal kaya gini " Sakura tahu.
Sudah satu bulan yang lalu memang, hanya saja ia masih terngiang-ngiang wajah suaminya yang selalu tersenyum disaat ia lelah dan setres karena pekerjaannya.
Tidak ada suaminya yang menjadi tempat dirinya mengadu keluh dan kesah. Apalagi tempramen Itachi membuat Sakura sedikit kewalahan. Ia bingung harus bagaimana lagi, kalau Sakura punya banyak uang ia sudah angkat kaki dari kediaman Uchiha dan menyewa apartemen saja untuk ditinggali.
" Aku minta maaf, Tolong kasih aku kesempatan sekali lagi " Itachi berdecak lagi dan Sakura semakin bingung. Bagaimana ini? Kalau Sakura dipecat berarti ia harus mencari pekerjaan lagi untuk membiayai hidupnya.
Walaupun kedua mertuanya bersikeras tetap saja Sakura tidak enak hati. Sudah diizinkan tinggal saja ia sudah sangat bersyukur.
" Dalam satu bulan kamu udah ngelakuin kesalahan yang sama sebanyak tujuh kali. Dan kamu bahkan permaluin saya direstoran minggu kemarin. Segera kemasi barang kamu Sakura, dan ini surat pemecatan kamu "
Air matanya akhirnya lolos. Itachi bahkan sama sekali tak punya belas kasih. Bukan hanya dikantor saja, pria tampan itu terkadang sering menyakitinya dengan kata-kata pedas saat dirumah.
Menyindir ini itu, mengatakan dirinya tidak becus, bahkan Itachi pernah dengan sengaja menyenggol kopi berisi air panas yang dibawanya.
Sakura meraihnya, ia menunduk dalam dan tidak berani mengatakan apapun lagi. Sudah cukup, sebaiknya ia juga keluar dari rumah mertuanya sebelum Itachi kembali mengamuk lagi.
" Tunggu sebentar! " Panggilnya begitu Sakura hendak keluar. Wanita cantik itu mengusap air matanya, ia berusaha tersenyum didetik-detik akhir berada diperusahaan ini.
" Suami kamu udah gak ada, lebih baik kamu keluar juga dari rumah. Dan juga.. jangan pernah berharap kalau Mama sama Papa bakal kasih harta Sasuke ke kamu " Sakura meneguk ludahnya, ia tahu diri untuk tidak meminta-minta. Mata Itachi terlihat berkilat sangat tajam bagai pisau, sampai sekarang ia juga tidak pernah tahu penyebab kenapa Itachi begitu membencinya.
" Kakak tenang aja, aku gak akan bawa kabur harta kalian. Aku datang gak bawa apapun dan pergi pun demikian. Permisi "
..to be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Accident ( Itachi X Sakura) ✔️
Fanfiction(25+) Itachi mencintai adik iparnya sendiri, hal tersebut semakin menjadi-jadi apalagi setelah kematian adiknya. Mampukah Itachi mengutarakan perasaannya pada sang adik ipar? Disclaimer @Masashi Kishimoto Picture from Pinterest