3.

12.1K 297 5
                                    

" Mama, aku minta maaf karena gak izin waktu pergi tadi " Mikoto menatap Sakura. Melihat raut wajah takutnya membuat Mikoto mengerutkan keningnya.

Ini semua pasti ulah anaknya. Padahal ia santai saja saat Sakura pergi. Mikoto dan Fugaku tahu kalau menantunya suntuk maka dari itu mereka berdua mengizinkan Sakura pergi kemanapun asal ingat jam pulang.

" Aku gak bermaksud gitu, aku cuma keluar sebentar beli kopi sama temanku. Maaf Mah, Pah , Sakura janji akan bilang kemanapun Sakura pergi " Mikoto dan Fugaku menatap anaknya, ini pasti akal-akalan Itachi. Saat mendengar Sakura pergi pria itu langsung panik dan terburu-buru membuntutinya.

Tidak disangka kalau anaknya malah berbohong kepada Sakura. Kenapa tidak bilang saja sih kalau dia mencintai menantunya? Lagipula kalau memang Itachi langsung menyatakan cintanya, Fugaku dan Mikoto akan langsung menikahkannya.

" Lebih baik kamu bawa kembali Sakura ke perusahaan, sekertaris baru cuma akal-akalan kamu aja bukan? " Ucap Fugaku kesal, ia baru saja menelfon pihak personalia dan mereka bilang kalau Itachi belum mendapatkan seorang pengganti.

" Pah, gak segampang itu. Mau ditaruh mana wajahku? " Sakura sedikit kaget, reputasi memang sangat penting. Tapi Sakura tidak menyangka kalau Itachi begitu acuh pada perasaannya.

Sakura adalah seorang perempuan. Setidaknya perlakukan dirinya dengan baik.

" Dia adik iparmu! Setidaknya perlakukan Sakura dengan baik. Oh bukan.. lebih baik kamu nyatakan perasaan kamu sekarang atau semuanya akan kacau " Sungut Fugaku. Sakura tidak mengerti kenapa Itachi harus menyatakan perasaannya.

Mikoto menatap Sakura yang terlihat bingung. Itachi memang punya tempramen yang sangat buruk, lain halnya dengan adiknya. Kalau Sakura tiba-tiba disatukan dengan Itachi apakah tidak menjadi sebuah masalah?



" Kamu boleh kembali ke perusahaan " Ucap Itachi tiba-tiba. Mikoto dan Fugaku menatap Sakura yang berdiri, ia memang ingin bekerja tapi tidak dengan Itachi lagi.

Sakura tidak mau kondisi hatinya yang buruk kembali memburuk karena pria dingin itu. Ia akan mencari pekerjaan lain, yang tidak ada hubungannya dengan Itachi.

Seperti ucapannya kemarin, ia tidak akan menyulitkan keluarga Uchiha. Sakura akan berusaha seorang diri untuk mencukupi hidupnya.

" Terima kasih Kak, tapi aku udah dapat pekerjaan lain " Katanya dengan bibir tersenyum.

Mikoto dan Fugaku tidak bisa berbuat apapun, bekerja adalah satu-satunya kegiatan Sakura. Sudah seharusnya mereka mendukungnya, namun alangkah lebih baik kalau Sakura kembali ke perusahaan.

" Mau bekerja jadi apa? Kamu kan cuma lulusan SMA. Masih untuk diterima kembali diperusahaan kami " Sakura tahu ia cuma lulusan SMA, tapi kalau ia memilih bekerja dengan Itachi bukankah sama saja dengan bunuh diri?

Ia memikirkan hatinya yang mungkin saja akan semakin patah kalau mendengar kalimat-kalimat menyakitkan yang terlontar dari bibirnya.

" Aku akan menjaga toko bunga milik Ino " Sakura menatap Fugaku dan Mikoto.

Ia harap mereka berdua mengizinkan dirinya, kalau memang tidak sudah seharusnya Sakura pergi. Toh, Sasuke juga sudah tiada, untuk apa ia terus berada disini.

" Kamu mau media ngeliput? Menantu konglomerat Uchiha bekerja disebuah toko bunga " Benar bukan? Ucapan Itachi memang sangat pedas. Ia bertahan karena Fugaku dan Mikoto, tapi kalau Itachi terus-menerus seperti ini Sakura juga lelah.

" Cukup! " Bentak Sakura keras. Nafasnya memburu begitupun dengan air matanya yang ikutan terjatuh. Itachi menatap Sakura tajam, tangannya terkepal karena wanita itu berani kepadanya.

Mikoto dan Fugaku menatap Itachi tajam. Kenapa sulit sekali menyatakan perasaannya? Bukannya bertambah baik, Itachi malah memperburuk keadaan mereka.

" Aku sangat tahu diri untuk gak buat malu keluarga ini. Aku udah berniat untuk pergi, seperti yang kakak bilang , aku juga gak mau ngerepotin Mama dan Papa " Sakura menahan nafas, saat Mikoto hendak mendekatinya Sakura menolak. Ia hanya ingin kedua orangtuanya tahu seperti apa perlakukan Itachi kepadanya.

Begitu banyak alasan kenapa ia tidak memilih menjadi sekertaris Itachi. Dan sudah seharusnya mereka mendengar isi hatinya.

" Setiap hari kakak bentak aku dihadapan karyawan lain. It's okay, kalau kakak memang ingin menegurku tapi diruangan kan bisa Kak "

" Aku cuma nyelametin hati aku yang udah remuk dan hancur setelah kehilangan Sasuke. Tolong jangan buat keadaan aku semakin buruk. Toh, aku gak pernah berniat benci sama Kakak. Aku selalu hormatin kakak, Mama dan Papa, karena cuma kalian yang Sakura punya. Permisi " Tidak ada yang berani bergerak begitu Sakura naik keatas tangga dan masuk kedalam kamarnya.

Itachi meremas rambutnya dan terjatuh disofa. Fugaku menatap istrinya yang menangis begitupun wajah frustasi anaknya. Tidak disangka kalau Sakura serapuh itu. Apakah perlakukan Itachi selama ini begitu buruk? Kenapa Sakura bertahan diperusahaan selama satu tahun ini? Apakah karena Sasuke?

" Pah, gimana kalau Sakura benci sama kita? " Tanya Mikoto. Ia tidak sabaran dan ingin segera bertemu dengan Sakura, namun suaminya menahannya agar istrinya itu duduk kembali.

" Sakura bukan wanita seperti itu, menantu kita adalah wanita yang paling pengertian, baik hati dan penurut. Bersabarlah, Sakura butuh waktu " Mikoto mengangguk, Itachi memberikan ibunya tissue dan Fugaku meraihnya dengan galak.

" Yang seharusnya minta maaf adalah Itachi. Menyatakan cinta saja gak becus, mungkin dia lebih memilih Sakura membencinya seumur hidup " Itachi menggelengkan kepalanya dengan keras. Ia juga butuh waktu, entah kenapa kata-kata pedas terus terlontar dari mulutnya untuk Sakura.

Benarkah dia mencintainya? Kalau memang Itachi mencintainya seharusnya ia tidak berlaku jahat pada wanita itu.

" Pah, aku juga gak tahu kenapa aku terus berkata kasar pada Sakura. Mungkinkah aku terlalu membencinya karena dia menikahi adikku? " Mikoto dan Fugaku mengangguk menyetujui, mungkin saja peperangan batin yang membuat anaknya seperti itu.

Sakura mencintai Sasuke begitupun sebaliknya. Ia juga tidak tahu kalau si sulung mengenal Sakura sejak mereka masih SMA. Itachi bilang hanya sebuah pertemuan singkat, tapi tidak disangka kalau hal tersebut masih membekas.

" Papa sama Mama gak peduli, kamu harus minta maaf pada Sakura " Itachi hanya diam melihat kepergian kedua orang tuanya. Ia sangat bingung, bagaimana caranya meminta maaf.








Sakura sangat tidak tahu diri untuk meminta apapun. Semenjak berpacaran dengan Sasuke dirinya memang sudah bekerja sejak lulus sekolah. Tapi disebuah toko roti sampai akhirnya ia bertemu Sasuke.

Setelah resmi berpacaran, Sasuke membawa Sakura pada Itachi dan menitipkannya untuk menjadi sekertarisnya. Tadinya Itachi memang baik, entah kejadian apa yang membuat pria itu membencinya. Lebih tepatnya saat pertunangannya dengan Sasuke diumumkan.

Sakura tahu ada yang salah, namun ia sama sekali tidak berani bertanya. Itachi sangat dingin dari hari ke hari sampai akhirnya ia menikah dengan Sasuke. Percakapan yang terjadi diperusahaan hanya saat pria itu memarahinya.

Dan yang membuat sangat bingung adalah Itachi sempat mengatakan kalau mereka akan menikah. Kalau memang mau menikah kenapa harus marah-marah?

Bukankah bisa dikatakan dengan baik-baik. Sakura terima kalau memang menikah adalah wasiat dari Sasuke, setidaknya pria itu meminta maaf padanya dengan tulus dan berjanji tidak menyakitinya lagi.

Pintu kamar Sakura diketuk, kalau mendengar ketukannya ia rasa dari mertuanya. Sakura menghela nafas sebentar, kalau memang mertuanya tidak suka dengan kata-kata Sakura, ia sudah mempersiapkan diri untuk pergi dari sini.

Namun begitu membuka pintu bukan Ibu mertuanya yang ada disana, melainkan Itachi Uchiha. Sakura sedikit kaget, apakah pria itu belum puas? Tapi tatapan matanya terlihat begitu frustasi. Apakah Sakura tidak salah lihat?

..TBC..

The Perfect Accident ( Itachi X Sakura) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang