Sakura menatap sekeliling kedai kopi yang masih sepi. Jelas sepi, karena sekarang masih pukul delapan pagi. Setelah sarapan Sakura sengaja pergi pagi-pagi sekali agar tidak bertemu dengan Itachi.Hubungan mereka semakin renggang saja semenjak suaminya tiada. Apalagi mendengar kalau suaminya sengaja menyuruh Kakaknya menikahinya, Sakura bingung mau ditaruh dimana wajahnya.
Pagi ini ia ada janji dengan Ino dan Hinata, dengan setia Sakura memesankan kopi kesukaan kedua sahabatnya. Sepertinya Sakura tidak jadi pindah kerumah Ino karena mertuanya tidak merestui kepindahannya. Mereka ingin Sakura tetap menjadi menantunya bahkan mendorong dirinya untuk menikah dengan si sulung yang dingin.
Dihelanya nafas cukup panjang, Sakura tidak pernah mempermasalahkan Itachi itu tampan atau tidak. Sakura ingin Itachi mencintainya kalau memang ingin menikahinya, untuk apa mereka menikah kalau Itachi tidak mencintainya.
Seandainya Itachi berubah dan meminta maaf mungkin Sakura akan berubah pikiran. Sasuke tidak pernah bersikap dingin, Sasuke sangat romantis dan perhatian. Bahkan disisa hidupnya Sasuke sempat-sempatnya memesan bunga mawar untuk anniversary mereka yang kedua bulan.
" Ra, kamu nangis? " Tanya Ino khawatir begitu sampai dikedai kopi yang didatanginya. Hinata mengusap tangan Sakura, sahabatnya itu tampak tertekan sekali kalau dilihat dari wajahnya.
" Hah! Ngga kok, cuma kena debu aja " Ino dan Hinata kompak menggelengkan kepalanya. Ia tidak menyangka kalau sahabatnya ini susah sekali menceritakan keluh kesahnya pada mereka berdua.
" Kamu gak jadi pindah? Padahal kita udah bersihin kamar untuk kamu " Sakura dengan cepat menggeleng, bagaimana bisa ia pindah kalau sebentar lagi dirinya akan menjadi istri dari kakak iparnya.
" Sasuke ninggalin pesan sama mertuaku, katanya aku disuruh menikah dengan Kak Itachi " Ucapnya lemas. Ino dan Hinata yang mendengarnya pun sangat kaget, bagaimana bisa Sasuke memberikan wasiat seperti itu, apa jangan-jangan Sasuke mengetahui sesuatu.
" Seriously? " Teriak mereka berdua. Beruntunglah karena saat ini keadaan cafe tengah sepi, kalau tidak pasti mereka akan menjadi pusat perhatian semua orang.
Sakura tersenyum kepada sahabatnya, Mikoto bilang Sakura tidak boleh bersedih lagi kalau tidak ingin Sasuke ikut sedih. Maka dari itu Sakura memberikan senyum terbaiknya pada kedua sahabatnya karena tidak ingin membuatnya khawatir.
" Lantas kamu menikah dengan kakak iparmu? " Tanya Hinata, Ino menyenggol lengannya. Seharusnya mantan bukan?
" Mantan kakak ipar kali Ta " Koreksinya.
" Dia kan udah pecat kamu, nyakitin kamu dengan kata-kata pedasnya. Bagaimana bisa kamu mau nikah sama dia? " Tanya Ino. Sakura hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia juga bingung harus bersikap bagaimana dihadapan Itachi.
" No, aku mau kerja ditoko bunga punyamu. Karyawan kamu udah resign bukan? " Menjaga toko bunga? Sakura adalah menantu konglomerat, untuk apa berusah payah mencari pekerjaan.
" Kamu yakin Ra? " Ia mengangguk mantap. Ino hanya bisa menghela nafas dan memberikan senyum terbaiknya.
Hinata juga tersenyum, lalu matanya menangkap seorang pria yang tampak mengenakan jas lengkap dengan dasi dan berdiri persis didepan kedai yang mereka datangi ini. Bukankah itu Itachi Uchiha? Hinata sampai menyenggol Ino untuk memastikannya lagi.
" Sakura, itu Itachi Uchiha bukan? " Tunjuknya pada seorang pria yang berdiri didepan kedai sambil menatap mereka. Sakura menoleh, dan saat itu juga matanya bersibobrok dengan seorang pria tampan yang merupakan kakak iparnya.
Ino dan Hinata menatap Sakura. Mereka tidak tahu apa yang Sakura pikirkan, namun matanya terpaku pada si sulung Uchiha yang saat ini tengah berjalan masuk kedalam kedai.
Seorang pelayan mendekatinya, sepertinya pria itu memang berniat kesini karena sang pelayan langsung pergi begitu Itachi mengangkat tangan. Langkahnya menuju ke meja mereka, Sakura mulai cemas karena tatapan tajamnya mengarah langsung kepadanya.
Ino hendak berdiri untuk membela Sakura namun sebelum hal tersebut terlaksana Sakura menahan laju tubuhnya dengan cepat. Hinata juga ikut menghentikan gerakannya, ia tidak ingin ada berita buruk dan mempengaruhi karir Ino.
" Mau ngapain dia kesini? " Bisik Ino. Ino tahu semua perlakuan buruk Itachi pada Sakura begitupun Hinata. Maka dari itu ia kurang setuju kalau Sakura menerima pria tampan itu.
" Aku gak tahu " Bisik Sakura. Sebenarnya ia takut, takut kalau Itachi akan membentak atau memarahinya didepan orang-orang. Semua perlakuannya sangat membekas dibenaknya.
Begitu Itachi sampai didepan mereka semuanya terdiam. Sakura menatap Ino dan Hinata yang terlihat tidak suka dengan Itachi, bukan hanya mereka berdua. Sakura juga sedikit kaget dengan kehadiran Itachi yang tiba-tiba disini.
Apa pria itu membuntutinya?
Hal itu sudah pasti, karena Sakura tidak mengatakan kepada siapapun kalau dirinya akan bertemu dengan para sahabatnya disini.
" Mama cari kamu " Jauh-jauh kesini hanya untuk mengatakan hal tersebut?
Bukankah seharusnya Itachi menelponnya saja, akan terlihat sangat aneh saat dirinya yang sudah bekerja pada Itachi selama setahun namun sama sekali tidak mempunyai nomer ponselnya.
" Aku cuma ketemu sahabatku sebentar. Habis ini pulang " Pria itu terlihat tidak senang, apalagi begitu Itachi menatap wanita yang posisinya berada didepan Sakura.
" Kita pulang sekarang, Mama khawatir sama kamu " Ino dan Hinata hanya bisa menahan dongkol.
Itachi bahkan tidak membiarkan dirinya berpamitan dengan sahabatnya. Sakura langsung mengambil tasnya dan mengikuti langkah Itachi dengan terseok-seok.
Pria itu bahkan tanpa perasaan menarik tubuh Sakura sampai wanita cantik itu meringis karena lengannya terasa sakit. Tubuh Sakura langsung dimasukkan kedalam mobil , ia tidak tahu kenapa Itachi terus menerus bersikap kasar kepadanya.
Sakura didudukkan ke kursi penumpang yang ada didepan. Bisa ia lihat Itachi mulai masuk ke kursi kemudi dan menatapnya dengan tajam. Aura permusuhan terlihat begitu kental, seharusnya Itachi tidak perlu repot-repot kesini kalau hanya ingin memarahinya.
" Kita mau menikah dan kamu masih main-main seperti ini " Marahnya. Sakura tidak mengerti dengan ucapan Itachi, main-main bagaimana? Ia hanya bertemu dengan para sahabatnya.
Dan menikah? Sejak kapan Sakura setuju dengan pernikahan mereka? Mikoto dan Fugaku saja memberi waktu untuknya berpikir. Kenapa Itachi tidak bisa?
" Menikah? Kakak yakin? Bukankah Kakak membenciku? " Tanyanya.
Memang benar semua perkataan Sakura, tapi ia membenci Sakura karena Sakura menjadi milik adiknya. Dan juga.. bahkan saat Sasuke sudah tiada pun pusat dunianya masih Sasuke seorang.
" Pertanyaan kamu terlalu banyak " Sahutnya dingin. Sakura belum tahu kalau dirinya mengaku pada kedua orangtuanya alasan ia membenci dan juga bersikap dingin pada Sakura. Semua semata-mata karena Itachi mencintainya.
" Aku gak bisa menikah dengan orang yang gak mencintaiku " Katanya pelan nyaris tidak terdengar.
Itachi adalah Itachi, dan karena semua ini permintaan Sasuke sendiri dan sudah dipendamnya cukup lama, mana mungkin Itachi menolak untuk dinikahkan dengan wanita yang sangat dicintainya.
" Kesimpulan dari mana? " Tanya Itachi, Sakura mendadak bingung. Beberapa detik kemudian Itachi menyalakan mobil dan segera pergi dari pekarangan kedai.
" Maksud Kakak? "
" Kamu bakalan tahu nanti " Sakura linglung. Ditambah Itachi malah berbelok kekiri yang artinya bukan arah kerumah mereka.
..to be continue..
![](https://img.wattpad.com/cover/280492821-288-k921325.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Accident ( Itachi X Sakura) ✔️
Fanfiction(25+) Itachi mencintai adik iparnya sendiri, hal tersebut semakin menjadi-jadi apalagi setelah kematian adiknya. Mampukah Itachi mengutarakan perasaannya pada sang adik ipar? Disclaimer @Masashi Kishimoto Picture from Pinterest