Halo! aku kembali lagi dengan cerita baru yang menurutku sih lumayan memakan otak WKWKWK. aku harap kalian suka sama cerita ini yaaaaa, aku juga bakalan seneng banget kalau kalian mau vote dan sharing di comment bareng aku hehehe, oh iya, untuk cerita yang ini mungkin part-partnya gak akan sepanjang part-part di Painful Bliss tapi aku usahain buat bisa fast update, tapi gak janji ya guys hehehe.
happy reading! hope u like it :)
__________________________
Dengan wajah yang penuh peluh seorang perempuan cantik berambut pendek masuk kedalam rumah kecil didepannya untuk beristirahat sepulang kerja.
Matanya menatap ke arah jam ditangannya seraya membuka pintu rumah.
Sudah jam 12 malam batinnya.
Matanya menyipit saat melihat seorang laki-laki yang sudah lama tidak ditemuinya duduk disofa rumah tersebut berdampingan dengan ibunya yang sedang menangis.
"Kenapa kau kesini lagi?" Tanya Navyla dingin.
"Hai nak, apa kabar?" ucap laki-laki itu sambil tersenyum.
Laki-laki itu adalah Yudi, laki-laki yang berhasil menghancurkan hati dan hidup Navyla untuk pertama kalinya. Seharusnya seorang ayah yang ia harapkan dapat menjadi sumber kebahagiaan dan menjadi tempatnya bersandar dikala sedih, malah menjadi orang pertama yang menorehkan luka dihati putri kecilnya.
"Pergi," ujar Navyla tegas.
"Ada yang mau papa bicarakan sama Vivy," ucap Yudi dengan wajah memelas.
"Aku tidak mau mendengar apapun darimu!" jerit Navyla tidak peduli.
"Vy," gumam ibunya saat melihat tubuh sang putri yang mulai bergetar karena amarah.
"Papa dengar usaha kamu sudah mulai berhasil, papa lagi butuh uang, bisa gak papa meminjam uang sama Vivy? Nanti pasti papa pulangkan kok,"
"Apa?" cicit Navyla tidak percaya.
"Setelah semua yang kau lakukan pada kami, aku masih tidak percaya kau masih berani menampakkan wajahmu itu pada aku dan ibu!"
"Mana perempuan itu hah?! Kenapa di saat kau susah malah datangnya ke kami! Bukannya dulu kau sudah memilih untuk meninggalkan kami demi tinggal bersama perempuan jalang itu?" Navyla menghirup udara disekitarnya berusaha menenangkan dirinya yang begitu marah.
"Tapi papa benar-benar butuh uang itu Vy, utang papa ada dimana-mana, kalau papa tidak bayar nanti—"
"AKU TIDAK PEDULI!!" teriak Navyla sekuat tenaga.
"Sejak kau mengusir kami dari rumahmu delapan tahun yang lalu, aku sudah menganggap kalau papaku sudah mati."
Navyla memandang wajah Yudi dengan tatapan penuh luka, ia benar-benar membenci ayahnya ini. Lelaki itu tega meninggalkan mereka bahkan mengusir mereka dari rumahnya hanya demi seorang perempuan penggoda yang dicintainya diam-diam.
Sejak Navyla berusia 13 tahun ia terpaksa ikut mencari uang bersama dengan sang ibu demi mengisi perut mereka. Bahkan sempat terlintas di kepala Navyla untuk berhenti sekolah dan fokus bekerja, namun karena larangan dan nasehat sang ibu. Saat ini Navyla masih melanjutkan pendidikannya di satu perguruan tinggi terbaik di kotanya.
Segala penderitaan mereka lalui sendirian, dan ternyata tanpa adanya sesosok ayah mereka mampu bertahan dan membaik seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Grumpy Professor Is My Husband! (TGPIMH)
ChickLitNavyla tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan di nikahkan secara paksa dengan seorang pria dingin dan galak seperti Kevin Arkasena. Kevin adalah seorang dosen muda yang mengajar di kampus tempat Navyla menuntut ilmu, apa yang harus dikatakan Nav...