Prolog - Bercak Merah

74 4 0
                                    



Selamat Membaca!

Petang hampir sempurna tiba, ditandai dengan hilangnya semburat oranye yang tergantikan dengan awan gelap berwarna ungu kehitaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Petang hampir sempurna tiba, ditandai dengan hilangnya semburat oranye yang tergantikan dengan awan gelap berwarna ungu kehitaman. Seorang gadis berambut merah menyala—bernama Riana, berjalan sedikit berlari sambil menyingkapkan pakaiannya, ia mempercepat langkah kakinya seolah sedang berkejaran dengan langit yang akan menggelap. Riana terlalu asik menghabiskan waktu di kebun untuk mempersiapkan panen yang akan datang beberapa hari ke depan, hingga lupa waktu untuk pulang sebelum malam hari. Dengan napas sedikit terengah, tiba-tiba saja Riana terhuyung dan jatuh karena tidak sengaja menabrak sesuatu yang besar dan keras. "AAHHH!!" Jeritnya dengan mata terbelalak. Riana tidak percaya dengan apa yang ada di depannya hingga tubuhnya gementaran dan langsung menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangan.

Seorang laki-laki tergeletak lemah tak berdaya, berlumuran darah yang sudah tampak mengering di sekujur tubuh dan pakaiannya. Terlihat sangat mengerikan! Namun, dengan hati-hati Riana mencoba menyentuh wajah laki-laki itu, mengamatinya dengan saksama—barangkali ia mengenalnya. Tidak hanya mengamati wajahnya saja, Riana juga menempelkan telinga kanannya pada tubuh laki-laki itu, untuk memeriksa apakah detak jantungnya masih terdengar.

"Ia masih hidup," ucapnya lirih.

Riana bangkit sambil menengok ke segala arah, mencari apa saja yang bisa menjadi petunjuk baginya, tetapi usahanya sia-sia. Manik hijau itu hanya mendapati hamparan ilalang yang bergoyang tertiup angin musim semi dan semburat ungu kehitaman yang hampir sempurna memenuhi langit senja.

"Apa yang harus aku lakukan?" Riana memandangi laki-laki itu sekali lagi dengan kebimbangan, ia belum pernah mengalami kejadian seperti ini selama delapan belas tahun hidupnya. Kebimbangan yang berkecamuk di kepalanya seakan-akan tidak mengizinkan Riana berpikir lama, karena jika ia hanya berdiam saja kemungkinan ia tak akan bisa kembali pulang dengan mudah, sebab gelapnya malam menyulitkannya melihat jalan pulang.

Dengan pikiran dan perasaan yang masih kacau, Riana segera mengangkat tubuh laki-laki itu, merangkulkannya agar lebih mudah dibawa—meski dirinya jadi sulit berjalan dan tertatih akibat mengangkat tubuh yang besar dan berat, sangat berkebalikan dengan ukuran tubuhnya. Sungguh gila! Pikirnya. Jika saja keadaan tidak mendesak, mungkin ia akan meninggalkan sosok tak berdaya itu di sana. Namun, bisikan dari hati kecilnya seakan meminta ia menolong laki-laki yang malang itu.

****

"Siapakah dia?" Riana bertanya sambil berjalan mondar-mandir dan sesekali melirik ke arah sosok laki-laki yang tengah terbaring dengan lilitan kain di bagian atas tubuhnya yang baru saja Riana obati sebisanya. Penampilan makhluk tak berdaya itu jauh lebih baik daripada saat Riana temukan, tubuhnya menjadi lebih bersih sehingga bau amis sudah tidak menyeruak lagi. Kini, ia tampak seperti orang sakit biasa, bukan laki-laki malang yang menyedihkan.

"Aku tidak pernah melihatnya, lalu..." sejenak Riana berpikir, mengingat wajah-wajah warga desa—yang sebenarnya ia tak pernah mengenal mereka . "Aku sudah gila!" Serunya tiba-tiba.

Dengan langkah yang sedikit gemetaran, Riana berjalan mendekat, memeriksa kembali wajah laki-laki itu. "Tidak mungkin! Dia bukan musuh kerajaan, bukan?" Riana benar-bernar sudah kehilangan kewarasannya jika ia membawa seorang musuh masuk ke dalam rumahnya, terlebih lagi ia hanya tinggal seorang diri di sana.

Berbagai pikiran jelek langsung saja melintas, berkelebat masuk memenuhi kepalanya. "Arghh... Dasar bodoh!" Riana menyesali keputusan terburu-burunya itu, ia memukul pelan dahinya saat membayangkan sesuatu yang buruk terjadi padanya. "Dia tidak akan membunuhku, bukan?"

Cerita ini berlatar abad pertengahan, mungkin akan ada beberapa hal yang tidak sesuai pada waktu tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita ini berlatar abad pertengahan, mungkin akan ada beberapa hal yang tidak sesuai pada waktu tersebut.

Yuk berteman di IG nnanavee_ 👋🏻

Waiting For Lover (Menanti Kekasih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang