tujuh

1.2K 99 41
                                    

.

"ra!"

tsk, sampai kapan panggilan itu harus terus memenuhi telinga gue. terlalu banyak ra ini dan ra itu yang terdengar dalam seminggu ini.

secara, nama gue sejajar dengan nama-nama mantannya ivan. hoho.

ivan lagi ivan lagi.

nyemplung got aja lo, ra.

"gue cariin pake baling-baling bambu nggak ketemu, taunya nyemilin gulali sambil monyong ala dugong," ledek tora, kini duduk di depan gue.

gue cuma bisa manyun, sambil berharap ini semua nggak akan lama. ngobrol 57 detik dengan spesies macam tora udah cukup bikin perut gue mules seharian.

mules bukan berarti kupu-kupu beterbangan di perut. nggak. enggak. tidak. tidak akan.

"ivan lagi tanding lawan sekolah sebelah," tora menegak sprite-nya. "lo nggak nonton?" imbuhnya kemudian.

tuh 'kan. dia emang bala.

"oiya, lupa. lo mau nonton kalo ada guenya 'kan?" cowok itu tertawa rendah, dilanjutkan dengan atraksi nggak lazim: cegukan. ralat, cegukan sambil ketawa.

gue yang melihat itu, tentunya ketawa. ngakak, bahkan.

"anjir. anjir. nggak bisa berhenti!" satu cegukan berhasil 'nyelip' di sela ucapannya, "ra, ra! bantu gue!"

ketawa aja deh aku, bang.

"lagian lo keseringan minum soda, sampe nggak inget perut yang udah minta dikecilin!" seru gue, balas meledek spesies rese yang satu ini.

bisa gue lihat, ekspresi tora sekarang panik berkepanjangan. bisa gawat kalo sampe ada sasaeng yang tau wajah aslinya dia. gue bantu promosiin komuk lo, deh, tor! hahaha!

"bentar, gue foto du—,"

"tora? lo jadian sama farra?"

.

snap.

siapa yang manggil gue.

siapa yang nyebut nama gue.

siapa.

.

"eh, gue ganggu lo berdua pacaran, ya?" panggil suara itu lagi, kini dengan cengiran lebar khasnya. "congrats, gan! gue nggak perlu nyomblangin lo sama doi, deh. hahaha!"

gue menganga, begitu pula tora.

"udah, van. nanti kita dikira obat nyamuk disini," seseorang menarik lengan ivan, kemudian ikut terkekeh, mengikuti alur permainan ini dengan ringan.

"label jomblo punya lo resmi gue cabut, yak!" seru ivan, sebelum mereka berdua hilang dari pandangan gue, juga tora.

.

masih kaku? pasti.

canggung? banget.

ngerti ini semua? nggak.

.

tora berdehem keras, "farra."

gue membalas, "yo."

dengan perasaan yang sama canggungnya, kami berdua membuang muka. bersamaan.

cowok itu menaikkan ranselnya ke punggung, masih dengan suara decitan yang keluar dari mulutnya. oke, dia masih cegukan.

yang gue kira semuanya akan berakhir dengan candaan, pada akhirnya ini semua berakhir dengan pamitan.

"gue duluan."

.

setelah kejadian tadi, semuanya berjalan dengan tidak beraturan.

sampai akhirnya, dua kabel di kepala gue kembali tersambung, setelah sekian lama dibiarkan berdebu dan nggak diurus.

ada satu yang gue lupa,

saskia suka tora.

.

fin

::::

a/n

HAI!

yang nanya ini ending apa bukan, jawabannya: iya.

oke. endingnya berantakan parah. maaf kalo jadinya dikit banget, total semuanya cuma sekitar 3000 words. karena, gue emang pengen bikin ini ringan banget, sesuai judulnya, cotton candy. HAHAHAHAHAabaikan.

dan, jika alam mengizinkan, gue bakal bikin sequelnya cotton candy. ceritanya nyambung, bukan spin-off atau cerita tokoh sampingan. okelah, tunggu saja:-)

thanks for reading gaeeessss!!!!11!!1!

sincerely,

raisa6690

cotton candyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang