[BL] What Should I Do if the School Bully is Interested in Me [END]

Chapter 24

Seragam Sekolahmu Tidak Rapi

Keesokan harinya, ada dua daftar merah di papan buletin sekolah yang merupakan hasil ujian tengah semester, dan masing-masing daftar 100 teratas dalam Seni dan Sains.

Tidak mengherankan bahwa yang pertama dalam Sains adalah He Cheng Ming. Tapi yang mengejutkan semua orang, skor totalnya kali ini mendekati skor tempat kedua dengan tiga puluh nilai.

Selain itu, tempat kedua dipegang oleh ketua serikat mahasiswa, Gu Ming Ren.

Meskipun Gu Ming Ren tidak berekspresi ketika melihat daftar itu, dia bersumpah dalam hatinya. Apakah He Cheng Ming makhluk sialan dari dunia lain? Tidur di siang hari dan menggoda Ji Liao di malam hari, namun masih bisa membuahkan hasil seperti itu. Persetan dengan hidupku, pikir Gu Ming Ren dalam hati.

Yang membuatnya semakin marah adalah bahwa setiap tahun, selama waktu ini, namanya harus disebutkan sebagai perbandingan. Ide utamanya adalah jika He Cheng Ming memiliki temperamen dan sikap yang lebih baik, posisi ketua serikat mahasiswa tidak akan ada hubungannya dengan Gu Ming Ren.

Ha! Mengatakan bahwa dia senang dengan situasinya hanyalah fasad.

Begitu dia akan pergi, He Cheng Ming berjalan, diikuti oleh Lin Jiang.

Mata Gu Ming Ren menyipit dan dia menjadi lebih tidak bahagia.

"Oh, Gu Shao, kamu juga datang untuk melihat daftarnya." Lin Jiang sangat menyadari posisi 'adik laki-lakinya', jadi dia harus menahan rasa malunya untuk menyapa anak laki-laki lainnya.

Memikirkan telah duduk di pangkuan Gu Ming Ren terakhir kali, dia menjadi malu dan wajahnya menjadi panas.

"Ming Ge-mu bisa datang, tapi aku tidak?" Gu Ming Ren berkomentar dengan tidak menyenangkan.

Er...

Lin Jiang tersedak sebelum senyum terpampang di wajahnya; dia mengutuk dalam hatinya. Apakah monster tontonan menelan bubuk mesiu hari ini? Kenapa dia begitu gesit? sepertinya dia harus melepaskannya hari ini.

He Cheng Ming mengerti bagaimana perasaan Gu Ming Ren. Setiap kali daftar itu dirilis, dia akan marah selama satu atau dua hari ke depan.

Alasannya sangat sederhana. Keluarga He dan keluarga Gu adalah teman dekat. Ketika para istri berkumpul, mereka memuji suami atau putra mereka. Dalam memuji putra-putranya, He Cheng Ming tidak pernah mengecewakan ibunya. Secara alami, Nyonya Gu tidak akan bahagia, karena itu tidak pernah berhenti menekan Gu Ming Ren.

"Hei, jangan khawatir tentang itu." He Cheng Ming menepuk bahu Gu Ming Ren dan menghiburnya dengan sembarangan.

Gu Ming Ren menatapnya. "Enyah."

He Cheng Ming tersenyum dan menjauh. Secara naluri, pengikutnya, Lin Jiang, ingin mengikutinya, tetapi tiba-tiba tertangkap basah.

Lin Jiang hampir tersedak. Dia menoleh, hendak mengutuk, sampai dia melihat Gu Ming Ren. Dia segera menelan kata-kata kotornya dan bertanya, "Gu Shao, ada apa?"

Dia dipanggil Gu Shao, tapi He Cheng Ming dipanggil Ming Ge.

Ha.

Gu Ming Ren mencibir padanya. "Seragam sekolahmu tidak rapi. Ikutlah denganku ke kantor untuk meninjau."

Lin Jiang, "???"

Dia diseret dengan ekspresi kebingungan di wajahnya.

Sementara itu, He Cheng Ming melihat sekilas peringkat seni tetapi tidak melihat nama Ji Liao. Dia melihat hasil dari 100 teratas dan mengerutkan kening.

Ponselnya bergetar di sakunya.

Dia mengambilnya, tidak menyangka akan melihat pesan dari Ji Liao: Aku ada di perpustakaan. Apakah kamu ingin bergabung denganku?

Kembang api meledak di hati He Cheng Ming! Ini adalah pertama kalinya Ji Liao mengambil inisiatif untuk mengundangnya!!!

Dia segera menjawab: Tunggu aku.

Detik berikutnya, dia berbalik dan berjalan menuju perpustakaan. Saat dia berjalan, langkahnya meningkat dan menjadi berlari kecil. Dalam perjalanan, tubuh jangkung pemuda, kaki panjang yang berganti-ganti dan mata yang tersenyum menyebabkan banyak siswi berhenti dan berbalik untuk menatapnya.

Perpustakaan memiliki ruang belajar khusus bagi siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan terlibat dalam diskusi ringan.

Ji Liao memesan tempat di sana, lalu pergi mengambil air. Ketika dia kembali, dia bertemu dengan He Cheng Ming yang terengah-engah.

Dia menyerahkan botol airnya dan bertanya, "Mau minum?"

He Cheng Ming, pasti, tidak keberatan dan menerimanya, mengangkat kepalanya untuk mengambil seteguk. Rasanya sedikit manis.