[Telah Dibukukan] Karena laut di utara tak pernah damai, meski tak pernah terdengar kabarnya.
Tetapi ini bukan cerita tentang laut. Ini cerita tentang hati manusia, tentang apa-apa yang terjadi ketika suatu kesalahan telah diperbuat. Ini tentang ap...
This chapter contains sensitive content such as cursing, domestic violence and bullying.
Jadilah pembaca yang bijak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
≈≈≈
Gadis itu turun dari mobilnya dengan wajah muram.
"Belajar yang bener!" kata sang ayah sebelum pergi meninggalkannya di tempat itu.
Hari ini adalah hari pertama baginya sebagai murid baru di sekolah yang juga terletak di kota baru itu. Namanya Joice Angelia-panggil saja Joice, seorang gadis manis berkaca mata asal Bandung.
Ia baru pindah dua hari yang lalu, mengikuti sang ayah yang dipindahkerjakan oleh perusahaan tempatnya bekerja ke kota itu.
Malang, kota sejuk di timur Jawa yang tak semalang namanya, kini menjadi tempat singgah kedua baginya. Ia tidak akan menetap di sana selamanya, mungkin hanya tiga sampai lima tahun ke depan saja.
Tapi, yang ia tidak tahu adalah kota itu menyimpan banyak cerita untuknya, yang akan merubah segala hal dalam hidupnya dan menjadi latar cerita paling tak terlupakan dalam riwayatnya.
Dingin banget di sini, batin Joice.
Agak aneh rasanya, berjalan sendirian di hari pertama sekolahnya. Biasanya, murid baru seperti Joice akan ditemani oleh orang tua mereka, kan? Entah itu untuk mengisi data yang masih belum lengkap, atau sekedar menemani agar tidak gugup saja.
Apa boleh buat? Ia sudah ditakdirkan begini sejak kecil.
"Baik, anak-anak harap tenang semuanya." Joice berdiri di balik pintu kelas, menenangkan diri sebelum guru itu menyuruhnya masuk. "Hari ini wali kelas kalian berhalangan hadir, jadi Pak Dono yang menggantikan. Hari ini juga, kita kedatangan teman baru."
Jantungnya semakin berdebar.
"Nduk, mari masuk!" katanya.
Ia perlahan-lahan melangkahkan kakinya. Ia berjalan memasuki kelas itu sambil menundukkan kepala. Rasanya canggung ketika ia menjadi titik fokus seluruh manik di tempat itu.
"Silahkan perkenalkan diri ke teman-teman!" kata guru itu.
"Perkenalkan nama saya Joice Angelia, biasa dipanggil Joice. Saya dari Bandung, baru pindah ke Malang dua hari yang lalu. Senang berkenalan dengan teman-teman sekalian!" ucapnya kaku.
