Chapter 5

1.2K 167 26
                                    

Jeno berlari sekuat tenaga menghampiri Jaemin, orang-orang yang melihat langsung kecelakaan itupun segera mengelilingi tubuh Jaemin yang tergeletak dan mungkin sudah tidak sadarkan diri.

“Minggir! Minggir dia Hyungku! Dia Hyungku!”

Jeno menerobos diantara orang-orang itu. Rasanya sangat lemas melihat ini.

Jeno segera memeluk kakaknya dan ia tidak sadar sudah menangis tak terkendali, “Nana bertahanlah jangan tinggalkan aku. Tolong dia... haaa... kalian jangan hanya melihat! Tolong dia kumohon!”

“Cepat panggilkan ambulan!” seseorang berteriak dan yang lainnya hanya melihat sedih pada Jeno yang kini memeluk Jaemin dengan histeris karena mereka juga tidak berani langsung menolong, terlebih kondisi Jaemin sangat parah. Baju seragam Jenopun sudah terkena darah Jaemin.

“Ambulan datang sebentar lagi.”

Ambulan tiba dengan cepat, Jaemin segera dibawa ke Rumah Sakit bersama dengan Jeno yang terus memegang tangan lelaki itu.

Jaemin tidak boleh meninggal, Jaemin harus selamat. Dia belum membalas sedikitpun kebaikannya, dia belum menagih janji hyungnya.

Sampailah mereka di Rumah Sakit, Jeno terus menggenggam tangan Jaemin sampai tidak ingin melepasnya saat Jaemin akan masuk ke ruang gawat darurat, untuk segera mendapatkan pertolongan medis.

“Nana... haaa... jangan tinggalkan aku.”

“Kau tunggu diluar jangan ikut masuk, kami akan berusaha menyelamatkannya.” seorang suster melepaskan pegangan tangan Jeno dari tangan Jaemin.

“Tapi Hyungku...” air mata Jeno terus keluar tak terkendali melihat Jaemin dibawa masuk ke dalam.

Anak itu berjongkok dan bersandar di tembok terdekat, menautkan kedua tangannya dan mulai berdoa untuk keselamatan Hyungnya dan semoga Tuhan mendengarkan doanya.

Jaemin masih ditangani dan Jeno tak hentinya berdoa, kadang ada beberapa suster yang keluar masuk dari ruangan itu. Saat Jeno memanggilnya, mereka tampak sibuk dan mengabaikan Jeno, anak itu semakin khawatir pada kondisi kakaknya.

Jeno akhirnya menunggu tanpa kepastian, anak itu terlihat sangat frustasi, sampai keluarlah Dokter dari ruangan itu.

“Apa ada keluarga pasien?”

“Aku Dokter, bagaimana keadaan Hyungku?” Jeno langsung bertanya pada intinya.

“Apa ada orangtuamu?”

“Katakan saja padaku Dokter,  bagaimana keadaannya? Saat ini hanya aku keluarganya.”

Dokter itu terlihat bingung, apa anak seusia Jeno akan mengerti jika diberi tahu keadaan pasiennya. Jeno masihlah anak-anak.

“Katakan Dokter kumohon.”

Jeno berlutut didepan Dokter itu dengan air mata yang kembali turun.

“Baiklah, ikut ke ruanganku nak.” Dokter membantu Jeno agar berdiri dan mengajaknya ke ruangan pribadinya untuk menjelaskan keadaan Jaemin.

Meski ia tidak terlalu yakin Jeno akan paham dengan penjelasannya nanti.

Jeno terus berdoa selama perjalanan, semoga dia tidak mendapatkan kabar yang menyedihkan tentang Jaemin.

Saat dijalan mereka tidak sengaja berpapasan dengan seseorang, sepertinya Jeno pernah melihat seseorang itu.

“Jeno sedang apa kau disini?” benar saja, orang itu bahkan tahu namanya.

“Kau mengenal anak ini Dokter Song?” tanya Dokter yang bersama Jeno tadi, Jeno langsung ingat siapa orang itu.

Kalau tidak salah Dokter yang pernah didatangi Jaemin saat ia terluka.

My Adorable NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang