Chapter 4

2.2K 284 128
                                    

Jeno menyeringai, "Aku ingin melihat secara langsung bagaimana orang yang sakau, sepertinya akan lebih seru dibandingkan yang di film-film. Setelah itu aku akan melaporkan pada orangtuaku kalau keponakannya itu tidak sebaik yang mereka kira dan menyimpan rahasia buruk."

Anak itu kemudian turun dengan langkah sedikit berisik agar Jaemin sadar dengan keberadaannya, botol itu sudah Jaemin taruh di saku jaketnya dan Jeno benar-benar memerhatikannya agar dia bisa dengan mudah mengambilnya nanti.

"Jeno-ya kau sangat rapi, mau kemana?" Jaemin akhirnya menyadari keberaan adik sepupunya dan berdiri menghampiri Jeno.

"Aku jenuh dirumah, aku mau jalan keluar."

"Sendiri? Biar Hyung temani, kau kan masih sakit."

Jeno tampak berpikir sejenak.

"Boleh juga tawarannya dan aku nanti akan diam-diam mengambil botol itu saat dia lengah."

"Sungguh? Yasudah antarkan aku."

Jaemin mengangguk dengan antusias, "Tunggu, aku mau berganti baju dulu sebentar."

"Jangan, sudah kau pakai itu saja aku tidak suka menunggu."

Jaemin tersenyum pada Jeno dan mengambil dompetnya.

"Baiklah, aku akan mengajakmu ke tempat yang bagus dan mentraktirmu makan enak di tempat favoritku."

"Ya terserah kau saja yang penting kita keluar."

Keduanya berjalan keluar rumah, namun setelah itu Jaemin berjalan ke garasi mungkin dia akan mengeluarkan mobilnya.

"Untuk apa kau membawa mobil? Jalan kaki saja agar kakiku bisa banyak bergerak dan tidak kaku."

"Siapa bilang aku akan memakai mobil, tunggu sebentar kau juga akan suka."

Jeno melihat Jaemin yang memasuki garasinya, tidak lama kemudian suara motor terdengar bersamaan dengan Jaemin yang keluar dari garasi.

Anak itu melongo, bagaimana bisa Jaemin mempunyai motor sport sekeren ini?

Jaemin memberhentikan motornya dan memberikan helm pada Jeno, anak itu masih terkejut dan belum menerima helm dari Jaemin.

'Motornya sangat keren, sejak dulu aku ingim memiliki motor seperti ini, namun aku belum cukup umur untuk mengendarainya.'

"Jeno-ya, pakailah. Kau bisa tidak naiknya?"

Jeno mengambil dan memakai helmnya lalu menaiki motor Jaemin, "Motor ini punyamu?"

"Tentu saja, namun aku sudah jarang sekali memakainya. Kupikir kalau sekarang aku pakai ini kau akan menyukainya."

"Tidak kusangka kau memiliki motor sekeren ini." pujinya pada Jaemin membuat laki-laki berparas cantik itu tersenyum kembali.

"Jika kau suka, aku akan memberikannya padamu. Tapi panggil aku Hyung dan jangan marah-marah terus padaku." tawar Jaemin.

"Aku bisa memintanya pada Appa." jawab Jeno dengan nada dingin.

Jaemin membulatkan bibirnya, "Padahal aku menawarkannya padamu dengan syarat yang sangat mudah, baiklah berpegangan yang erat."

Jaemin menjalankan motornya keluar dari halaman rumah, setelah sampai dijalan dia mulai menaiki kecepatannya dan reflek Jeno langsung berpegangan.

"Pelan-pelan saja."

"Yakin ingin pelan-pelan? Padahal dengan ditambah kecepatan seperti ini lebih menantang."

Jaemin benar-benar menambah kecepatannya, Jeno hampir tidak percaya Jaemin bisa melakukannya. Padahal yang Ia tahu Jaemin adalah orang rumahan.

My Adorable NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang