Suasana di ruangan itu sangat sepi, hanya ada suara jarum jam yang terdengar, bukan karena tidak ada siapapun di ruangan itu, namun karena dua orang yang ada di ruangan itu saling diam dan menatap satu sama lain selama tiga puluh menit ini.
"Ba-bagaimana kabar Je-Jeno?" salah seorang diantara mereka memulai pembicaraan dengan suara lemah nyaris tak terdengar.
"Je-jeno makan dengan benar?"
Jeno hanya diam melihat Jaemin yang berusaha mengajaknya berbicara meski dengan suara yang sangat lemah.
"Je-Jeno ya~" panggil lelaki manis itu, ia berusaha menyentuh Jeno namun badannya terasa sangat lemah.
"Berhenti mengkhawatirkanku, Na! Kau nyaris membuatku gila. Kukira tadi kau meninggal, kukira kau tidak... tidak akan selamat."
Ya, tadi Jeno mengira Jaemin tidak dapat diselamatkan sehingga Dokter melepas semua alat yang menopang tubuh hyungnya. Anak itu sudah berteriak histeris dan menangis, sampai kedua temannya menahannya agar Jeno tidak masuk.
Tapi ternyata tadi adalah waktu dimana Jaemin membuka matanya dan kini hyungnya sudah dipindahkan ke ruangan rawat biasa, meski ia masih harus menggunakan alat bantu pernapasan.
Jaemin berusaha tersenyum, meski rasanya sangat sakit karena luka diwajahnya masih belum membaik.
"Li-lihat...aku baik-baik saja kan, Jen-Jeno-ya?"
Jeno lalu memeluk hyungnya dengan hati-hati, "Jangan membuatku khawatir lagi."
"Ma-maafkan...aku."
Jeno lalu melepaskan pelukannya dan membenahi selimut yang dipakai Jaemin.
"Sekarang kau harus istirahat, agar kau bisa pulang dan aku bisa merawatmu, giliran aku yang merawatmu mulai sekarang."
"A-astaga Jen..jenoku sudah dewasa, ya?"
"Aku memang sudah dewasa sejak dulu Na."
Jaemin terkekeh dibuatnya.
"Na..." panggil Jeno, membuat lelaki manis itu menatap manik Jeno dengan lekat.
"Aku menyayangimu Na."
"A-aku tahu, a-aku juga menyayangimu Je-Jeno."
"Aku mecintaimu."
"A-astaga...aku juga Jeno-ya kau se-sepupuku... Yang... Yang sangat.."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Adorable Nana
FanfictionTidak pernah terpikirkan oleh Jeno orang tuanya akan menitipkannya pada Kakak Sepupunya dalam waktu yang lama. Sikap tidak baik sudah Jeno tunjukkan pada lelaki itu, sampai anak yang mulai menginjak remaja itu sudah berpikir tidak akan menghormati K...