Happy Reading
Hembusan angin meniup perlahan rambut sebahu seorang gadis. Diatas rooftop sekolahnya, saat ini ia sedang memikirkan hidupnya yang sangat, entahlah.
"Kira-kira dia dimana ya?" Hatinya kini bertanya-tanya
Tiba-tiba ada seseorang dibelakangnya memanggil namanya, "Vee!"
Vee, Veeniera Madhanu. Refleks, gadis dengan rambut sebahu, mata hijau tenang setenang hutan rimba tetapi berisi dengan binatang berbahaya itu menoleh, dan ia menemukan sahabat kecilnya, Rara.
Rara magandhi, sahabat Vee adalah seorang gadis berambut panjang dengan bulu mata lentiknya yang indah berpadu dengan mata hazel yang tentunya juga indah.
"Ngapain lo kesini?" Tanya Vee sembari mengerutkan alis bingung
"Ya nyamperin lo lah masa gua nyamperin badut jalanan!" Dengan muka yang sangat menyebalkan
"Ke kantin yuk, lo laper nggak?" Lanjutnya
"Kuy, tapi karena lo yang ngajak, sekalian traktir gue ya?"
"Ya? Ya? Ya?" Ucap Vee memohon
"Iya-iya nanti gue bayarin mumpung masih awal bulan nih, cukuplah buat jajan," Balas Rara sambil tertawa, Vee pun juga ikut tergelak
Vee dan Rara turun untuk ke kantin, dan mereka memilih salah satu meja untuk dua orang.
"Gue pesenin, lo mau apa?" Tanya Rara
"Samain deh," Balas singkat Vee
Lalu Rara beranjak dari kursi, berjalan meninggalkan Vee untuk memesan. Tak butuh waktu lama, makanannya sudah datang.
"Wah lo tau aja, kalo gue lapernya kaga ketulungan!" ucap Vee dengan senyum sumringah, karena tadi dia tak sempat sarapan, sekarang ia lapar setengah mati
"Udah yuk makan,"
"Iya, ra makasih ya," Ucapan terimakasih itu Rara balas dengan deheman
Vee memulai makan, tapi saat bakso itu hampir masuk ke mulutnya, tiba-tiba saja bel berbunyi, yang artinya kelas sudah masuk, dan ia tidak jadi memakan bakso itu. Sedih sekali rasanya.
"Eh Vee udah bel tuh, yuk kelas!" Ajak Rara yang memang sudah menyelesaikan makannya
"Baru aja mau makan enak, malah masuk. Nggak adil banget deh hidup," Ucap Vee masam
"Udahlah besok gue traktir lagi deh, mau kan?" Tawar Rara
"Mauuu!!" Jawab Vee dengan senang
"Tapi kayaknya besok gue nggak masuk deh," Sesal Vee sembari berdiri menuju kelas
"Kenapa?" Tanya Rara bingung
"Kan besok itu minggu Ra!" Jawab Vee dengan sedikit kesal
"Oh iya," Balas Rara sambil menepok jidatnya
"Lupa gue, yaudah deh lusa gua traktir lagi, gimana?" Lanjutnya
"Nggak deh gue takut kalo lo dimarahin Nyokap lo," Ucap Vee seadanya
"Ciee ciee, perhatian sama gue, cie ciee," dengan muka sok 'cute' nya yang ingin Vee pukul dengan sepatunya
"Siapa juga yang perhatian? Orang gue cuma menyelamatkan diri gua sendiri,"
"Hah? Maksudnya? Nggak paham gue," Tanya Rara dengan muka cengo yang sangat menyebalkan
"Gini, kan kalo uang lo abis buat traktir gue, otomatis Nyokap lo marahin lo kan," ucap Vee menjeda pelan
"Terus kalo Nyokap lo marahin lo, uang jajan lo akan dipotong! Nah, kalo uang jajan lo dipotong otomatis gue ga ada yang traktir dong." Lanjutnya dengan raut yang agak kesal saat menjelaskan
"Ohh gituu baru paham gue," Balas Rara dengan muka cengo part.2
Keduanya sampai di depan kelas dan duduk, hari ini adalah waktunya pemutaran tempat duduk, saat ini Vee duduk dengan salah satu teman perempuannya, namanya Theolla, tapi ia biasanya memanggilnya dengan Olla.
Dia adalah gadis yang cukup nyentrik dengan dandanan yang mencolok tetapi cocok denganya, walaupun kelihatannya ia seperti itu Olla adalah gadis yang baik dan cukup pintar mungkin(?).
Ketua kelas berdiri di depan kelas dan memberi nomor acak yang sudah disediakan sebelumnya. Dan Vee mendapat nomor 6 nomor.
1 sampai dengan 5 sudah di sebutkan, dan nomor yang disebutkan harus mengangkat tangannya, "Enam?" dan Vee mengangkat tangannya dan ternyata pasanganku duduk adalah Mahen, si bocah tengil yang selalu mengganggu para murid disini dan membuat keributan, walaupun dia seperti itu dia cukup tampan, eh tidak, dia tidak tampan.
Vee menghela nafas dan mengambil tas untuk duduk bersamanya, dan kalau kalian bertanya, 'kenapa tidak minta ganti pasangan saja?' Tidak bisa, ini sudah keputusan yang tidak bisa diganggu gugat.
"Vee, duduk sama gue." Panggilnya
Vee menjawab dengan berdehem.
Kini waktu sekolah sudah usai dan saatnya Vee mengistirahatkan tubuh sepenuhnya dan hari ini adalah hari sabtu, makanya ia bisa tidur tanpa memikirkan yang lain.
Ngomong-ngomong Vee tinggal sendiri di sebuah apartemen yang, entahlah? Ia juga tidak peduli dari mana, sampai saat ini juga tak ada yang protes saat ia menempatinya.
Vee dibiayai oleh orang tua angkatnya , ya ia tak mempunyai orang tua kandung. Ah, lebih tepatnya Vee tak mencari mereka.
Vee pulang dengan menaiki bus sekolah, sesampainya di apartemen Vee langsung bersih-bersih dan bersiap untuk tidur.
Tak lama, ia terlelap dan mendatangi alam bawah sadarnya.
TBC
Kalo ada typo komen ya pren
Tengs
Baii
KAMU SEDANG MEMBACA
B U N G E E
Teen FictionSemua orang berhak mempunyai keluarga, dan mendapatkan kasih sayang. Namun sepertinya semua itu hanya mimpi bagi Veeniera Madhanu, seolah semesta pun tak mengijinkannya untuk bahagia. Sampai laki-laki itu datang, hidup Vee berubah 360 derajat berbe...