Happy Reading
______________________________
Lelaki itu tampak tergesa-gesa menuju sebuah ruangan putih yang berisi dua orang itu
"Pasien mengalami leukimia" Walaupun sayup-sayup, ia mendengar kata dokter itu, tentu saja lelaki dengan tinggi 178 itu tidak langsung percaya
Ia langsung membuka pintu dan menemukan Rara terduduk dikursinya dengan air mata dan isakan yang tidak teratur
Ya, lelaki itu adalah Kaisar, ia baru saja ingin menuju ruangan dan bertemu Rara karena disana hanya ada dia, lagi pula ia juga tidak diperbolehkan untuk masuk
"Apa yang anda katakan itu benar?" Suara berat Kaisar, menambah suasana menegangkan diruangan itu
"Iya benar dan leukimia pasien sudah mencapai stadium 2, saat ini harusnya pasien sudah mendapatkan penanganan yang ketat" Ucapan dokter itu membuat Rara semakin bergetar, sementara Kaisar mengusap wajahnya frurtasi
"Apa bisa saya bicara dengan orang tua pasien?" Tanya dokter itu kemudian setelah lama hening
"Gimana mau bicara, orang Vee aja ga punya keluarga" Lirih Rara
Ya, sekarang kalian tahu ternyata Vee hanya sendiri, tanpa keluarga, dan dia bisa menutupi itu (?)
"Kalau ada hal yang penting, bicara dengan saya saja" Bukan, itu bukan suara Kaisar lelaki itu sepertinya Rara pernah melihatnya, tapi dimana?
Lelaki itu tampak ber jas hitam dan celana panjang berwarna hitam, masuk kedalam ruangan dokter itu
"Maaf anda siapa?" Tanya Kaisar, jujur saja Kaisar tidak pernah melihat orang ini
"Saya keluarganya" Kening Kaisar mengerut
"Ra, Vee punya keluarga?" Setengah berbisik, tapi tetap saja orang itu mendengarnya
"Setau gue, dia ngga punya keluarga deh, di sini dia ngga punya siapa-siapa" Lirih Rara
"Maaf untuk kedaan pasien sendiri bagaimana dok?" Tanya lelaki ber jas hitam tersebut
"Keadaan pasien saat ini stabil, tetapi kami harus mengawasi pasien agar tetap stabil" Jawab dokter itu
~~~~ooo00ooo~~~~
"Vee...., bangun yuk masa lo mau gini terus?"
Gadis itu nampak menggenggam tangan kanan gadis yang tengah terbaring
Entah keajaiban dari mana, mata gadis yang terbaring itu nampak perlahan terbuka, mengerjap beberapa kali
"Lo gapapa?" Tanya gadis dengan surai panjang
"Ra, gue- gue ada dimana?" Lirih gadis itu
"Udah lo ngga usah pikirin itu sekarang, lo istirahat aja ya?"
Vee mengangguk kecil, air mata Rara menetes ia tak sanggup melihat sahabatnya yang biasanya over, sekarang terbaring lemah seperti ini
Rara dengan cepat mengusap wajahnya dengan kasar, "Gue panggilin dokter bentar ya?"
Vee tampak tak menjawab, Rara tak ambil pusing, ia pikir Vee pingsan (?)
Dokter datang Rara diminta untuk keluar ruangan,Rara berjalan ke ujung lorong melihat matahari tenggelam
Sore itu Rumah Sakit Muoson sedang sepi, bukan sepi lebih tepatnya hampir tak ada orang,
Kalau kalian brtanya, Kaisar kemana? Ia sudah pergi sejak mengetahui Vee sudah sadar
Rara tersentak kecil, ia sampai lupa menghubungi orangtuanya, cepat-cepat ia mengambil handphone dari saku seragamnya
Baru saja ia akan memenekan tombol berbentuk telepon itu, ia melihat dokter yang menangani Vee keluar dengan lelaki yang tak Rara kenal
Bukankah laki-laki itu yang tiba-tiba masuk dan mengaku keluarga Vee?
Rara yang penasaran mengurungkan niatnya untuk menghubungi orangtuanya, ia lebih memilih mengikuti dokter dan lelaki tersebut
Sampai kedua orang itu masuk kedalam ruangan dokter
Rara menutup mulut tidak percaya setelah mendengar sedikit percakapan antara dua orang dalam ruangan itu
Sampai-sampai Rara tak merasa menyenggol tempat sampah besi saat sedang berlari
"Tolong selamatkan adik saya"
TBC
WQWQWQ, gatau mau dibawa kemana lagi ni cerita😭
KAMU SEDANG MEMBACA
B U N G E E
Teen FictionSemua orang berhak mempunyai keluarga, dan mendapatkan kasih sayang. Namun sepertinya semua itu hanya mimpi bagi Veeniera Madhanu, seolah semesta pun tak mengijinkannya untuk bahagia. Sampai laki-laki itu datang, hidup Vee berubah 360 derajat berbe...