Hari yang super sibuk!
Bukan Senin tapi Sabtu. Nada baru saja sampai di apartemen Gama dan di sambut dengan ruangan yang berantakan. Nada sampai heran dengan apa yang terjadi di tempat ini. Seperti kapal pecah. Bahkan sampah-sampah juga berserakan di lantai. Nada memijat pelipisnya, lelah. Ia segera menyimpan barang-barang ke kamarnya, hanya kamarnya yang masih rapi seperti saat ia tinggalkan kemarin.Nada mulai membersihkan ruangan depan menyapu, mengepel dan mengembalikan barang-barang ke tempat semula. Padahal seingatnya, pertama kali masuk ke apartemen ini, semuanya tapi dan wangi. Tapi sepertinya memang ada perang di sini. Semuanya berubah.
Setelah kembali rapi dan bersih, Nada menuju dapur. Sepertinya suaminya itu tidak terlalu sering di dapur, tidak terlalu banyak peralatan masak yang kotor. Ia hanya menyapu, mengepel dan membersihkan debu-debu. Ia membuka kulkas yang ternyata hanya terisi dengan botol air putih saja, sebutir telur dan satu ikat selada. Astaga!
Gama hari ini memang sedang keluar dengan Devan, ia tadi mengirim pesan pada Nada.
Setelah semua selesai, Nada keluar untuk ke minimarket dekat apartemen. Ia akan belanja dadakan untuk mengisi kulkas. Mungkin juga akan masak, sudah hampir sore.
Semua keperluan sudah tersedia, Nada juga sudah memasak. Lalu ia mandi dan makan. Setelahnya akan beristirahat sembari menonton TV.
Gama pulang pukul sepuluh malam, ia mendapati apartemennya yang sudah rapi, bersih serta wangi. Lalu ia menatap tubuh mungil yang tertidur di sofa dengan TV masih menyala tanpa suara. Ia mendekat, berjongkok di depan tubuh kecil istrinya. Menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah istrinya.
"Maaf." gumam Gama.
Gama lalu beranjak ke kamarnya dan akan mandi.
Nada membuka mata perlahan, ia sebenarnya sudah bangun. Ia mendengar Gama membuka pintu. Nada tersenyum mendengar kata maaf dari Gama, merasakan sentuhan Gama di pipinya. Sepertinya rasa kantuknya hilang begitu saja.
Nada beranjak, berniat untuk kembali ke kamarnya. Tidur di kasur akan lebih nyaman.
"Eh Mas baru pulang?" sapa Nada basa-basi.
Gama hanya mengangguk.
Nada melanjutkan niatnya untuk ke kamar. Badannya terasa sakit semua.
"Mau kemana?" tanya Gama.
"Ke kamar. Mau tidur," jawab Nada.
"Tidur di kamar gue. Besok barang-barang lo gue bantu pindahin," ucap Gama.
Nada masih berdiri di tempatnya, memandang Gama dengan tidak percaya.
"Gue laper," lapor Gama.
"O...oke. Aku buatin makanan," jawab Nada kaget.
Gama berlalu ke ruangan depan dan menyalakan televisi. Nada segera ke dapur untuk memasak.
Satu porsi nasi goreng sudah tersaji di meja makan. Nada tidak lapar jadi hanya memasak untuk Gama saja.
"Lo nggak makan?"
"Udah tadi," jawab Nada.
Nada ingin ke kamarnya namun langkahnya lagi-lagi harus terhenti.
"Temenin gue makan," titah Gama.
Nada kembali duduk di depan Gama. Nada hanya duduk tidak melakukan apapun sampai Gama selesai makan dan mencuci piring. Nada cukup kaget dengan apa yang dilihatnya saat ini. Gama seperti bukan Gama yang biasanya.
"Ayo tidur," ajak Gama yang lebih dulu berjalan menuju kamarnya.
Nada hanya mengekor dengan pikiran yang bingung. Kenapa tiba-tiba Gama berubah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Accismus
RomancePerasaan cinta yang entah sejak kapan gue rasain, perlahan ngebunuh gue! Dan semakin lo jauh, gue semakin dekat dengan kematian. Gama Arshavin 🍁🍁🍁 Aku masih mencintaimu, tetapi aku sudah lelah berjuang sendiri. Tapi jika takdir ingin menyatukan k...