04.with Gavian

27 7 1
                                    

Happy reading♡

Aluna menuruni anak tangga dengan senyum cerahnya. Ia duduk disamping Alva yang asik menyantap sarapannya.

"Selamat pagi ma, pa, bbang.." sapa Aluna dengan senyumnya

"Pagi sayaang" ucap Anna dan Zean bersamaan

Aluna menoleh pada Alva yang masih asik dengan sarapanya "bang.."

"Iye.. pagi putri tidur" balas Alva malas

Aluna mendengus sebal, kemudian ia mulai menyantap sarapanya

"Aluna gimana sama Gavian?" tanya zean

"Biasa aja"

"Ah masa si? Gavian ganteng loh" ucap Anna menggoda Aluna

"Apaan? Muka datar gitu."

"Pa.. masa Alva dilangkahin sama Luna si?" Rengek Alva

"Makanya bang cari pacar. Umur kamu kan udah tua" sahut Anna

"Lah? Aluna aja dijodohin"

"Kamu mau dijodohin juga?"

Mengangguk semangat "boleh pa"

"Oke besok papa kenalin sama janda ujung komplek" ujar Zean santai yang disambut tawa keras oleh Aluna dan Anna

Tok tok tok

Kegiatan mereka terhenti kala mendengar ketukan dari luar

"Biar mama aja" ujar Anna seraya berjalan munuju pintu utama

Saat membuka pintu senyum Anna mengembang kala mendapati sosok Gavian yang juga tersenyum

"Pagi tante" sapa Gavian seraya menyalimi Anna

"Pagi Gavi, masuk dulu yuk kita sarapan bareng"

"Gausah tante, Gavi mau jemput Aluna" balas Gavian sopan

Tersenyum lembut, Anna menganggukkan kepalanya "tante panggil dulu ya"

"Iya tante"

Anna berbalik lalu berjalan menuju ruang makan

"Aluna ada Gavian"

"Hah?! Ngapain lagi sih si muka tembok?"

"Aluna! Dia calon suami kamu!"tegas Zean

"Yang begini biasanya bakalan bucin sampe mampus" timpal Alva jengah

"Udah sana Gavian nya udah nungguin" ucap Anna

Aluna mengangguk malas, "Aluna berangkat" ucapnya seraya berlalu menuju pintu utama

☆☆☆

Suara deru motor memasuki area parkiran  gedung fakultas kedokteran, membuat atensi seluru mahasiswa dan mahasiswi tertuju pada dua insan yang baru saja tiba

Saat Gavian dan Aluna mulai melangkahkan kakinya memasuki koridor fakultas, bisik bisik para mahasiswi mulai terdengar. Beberapa mahasiswi yang mencibir Luna, menatapnya dengan tatapan yang tidak mengenakkan. Namun beberapa mahasiswi juga mendukung Aluna

"Dih sok kecantikan banget."

"Ka Gavi tuh ga cocok sama cewek barbar kaya dia."

"Masih jadi maba aja udah gatel."

"Yang satu cantik yang satu ganteng cocok banget."

"Mundur ah saingan nya goodloking."

"Dasar jalang, Gavi mana cocok sama cewek tepos kaya dia."

Sungguh Aluna muak mendengarnya. Ingin rasanya Aluna membungkam mulut mereka dengan kaos kaki. "Sialan" desis Aluna tertahan

married with ketua BEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang