𝟙𝟚 ℳꪮᥒth᥉ [ 구정모 ]

January 20th, 2018

# 20-01-18

Sebuah mobil mewah berwarna hitam menjadi sorotan utama di depan gerbang Sekolah Dasar yang terletak tepat di bawah bukit tersebut. Tidak biasanya mobil semewah itu terpakir rapi di sana. Kalaupun mobil milik warga sekitar atau milik kepala sekolah atau guru lain, terasa tidak mungkin karena tidak ada yang semewah itu. Beberapa orang yang kemungkinan besar adalah wali murid telah mengerubungi mobil tersebut. Mungkin keheranan atau penasaran dengan si pemilik mobil.

Seorang pria dengan kaca mata hitamnya pun keluar dari dalam mobil tersebut. Tidak ada sama sekali aura angkuh yang terpancar dari pria itu. Justru senyum manis yang sangat rendah hati yang terukir. Tak terduga, pria tersebut malah menyapa orang-orang di sekitarnya.

"Masnya iki sopo ya?" (Masnya ini siapa ya?) Salah seorang di antara mereka pun bertanya.

"Saya bukan siapa-siapa, Buk. Saya hanya ingin menjemput salah satu guru." Tepat setelah pria itu mengatakannya, lonceng sekolah dibunyikan. Para siswa langsung menghambur keluar. Implikasinya, orang-orang yang mengerubungi pria tadi telah berkurang dengan laju yang sangat cepat.

Pria tersebut sebenarnya merasa tidak nyaman ketika dikerumuni banyak orang, tetapi akhirnya sekarang bisa bernafas lega ketika kerumunan tersebut telah bubar. Baru setelahnya, pria itu melepas kaca matanya kemudian berjalan menuju bangunan sekolah. Dari segi luas dan arsitektur bangunan tentu gedung sekolah di desa yang sedang ia tapaki ini sangat berlawanan dengan bangunan Sekolah Dasar yang terletak di Kota tempat tinggalnya. Ketika tadi ia menelusuri desa ini memang sangat banyak perbedaan yang signifikan dengan suasana kotanya. Dalam hati ia hanya bisa berdo'a semoga ia bisa cepat beradaptasi dan bertahan hidup di desa ini. Setidaknya untuk 12 bulan ke depan.

Langkah kakinya kini mengarah ke tempat seorang wanita yang tengah berdiri dengan aura anggun. Tepatnya pria itu mengarah ke salah satu kelas. Wanita yang tengah berdiri anggun itu tadinya keluar bersama dengan salah seorang siswa perempuan. Lantas siswanya tersebut berjalan pulang dan si wanita tersebut berteriak menyuarakan kata hati-hati ke siswa tersebut.

"Permisi." Suara serak milik pria itu menggema begitu posisinya berada tepat di depan wanita yang tengah menggunakan balutan busana berwarna coklat. Seperti seragam pramuka, tetapi untuk guru.

"Iya?" ucap wanita tersebut. Tampak guratan rasa penasaran di wajahnya. Mungkin masih asing dengan sang pria.

"Perkenalkan nama saya Jungmo. Saya ingin bertemu dengan Chaewon yang katanya seorang guru di sekolah ini. Apa kamu tahu dimana Chaewon?"

"Ah, saya sendiri. Masnya ini sanes— ehm, maksud saya bukan orang sini ya? Ada perlu apa dengan saya?"

"Oh iya saya memang bukan orang sini dan baru datang ke sini tadi pagi. Saya mendapatkan panggilan telefon, disuruh untuk menjemput kamu oleh orang tua kamu. Mereka memang tidak memberi tahu saya foto kamu, sehingga saya tadi tidak bisa langsung mengenali kamu. Kata beliau, sepupu kamu sudah pulang terlebih dahulu kan?" jawab pria bernama Jungmo tersebut dengan menambahkan pertanyaan di akhir.

Wanita bernama Chaewon tersebut nampak tidak percaya dengan ucapan Jungmo. Maksudnya, kenapa orang tuanya menyuruh pria asing ini? Darimana orang tuanya mengenalnya? Memang benar sepupunya yang juga merupakan guru di sini pulang terlebih dahulu, tetapi bagaimana pria ini bisa tahu? Apakah mungkin orang tuanya mengetahui kalau sepupunya pulang terlebih dahulu lantas memberi tahu pria ini? Chaewon seakan meragu, ada sedikit rasa takut yang terlalu terlihat dari raut mukanya.

"Demi Allah, saya bukan orang jahat kok. Rumah kamu di jalan Anggrek, RW 04 kan?"  Chaewon mengangguk sebagai tanda membenarkan pertanyaan Jungmo.

"Eung... Ini dompet saya, bisa kamu pegang sebagai jaminan, bisa kamu cek juga nama saya apakah benar Jungmo atau tidak di kartu identitas saya. Kamu juga bisa memfotonya terlebih dahulu dan menyebarkannya kalau saya nanti sampai berbuat macam-macam. Akan tetapi kalau kamu masih tidak percaya dengan saya, tidak apa-apa."