05. Mall time! (Part 2)

21 8 0
                                    

Hanzuku side..

Hanzuku sekarang berdiri di depan toko film.

Tersenyum lebar, dia melangkahkan kaki masuk ke toko itu. Berharap mendapatkan film yang di carinya.

"Di mana ya.. di mana.." gumamnya mengubrak-abrik tempat kaset film. Namun nihil. Tak ada film yang dia cari.

"Kenapa tidak ada.." ucap Hanzuku mulai frustasi. Matanya terus mencari-cari film itu.

"Itu dia!" Hanzuku segera menghampirinya, tapi..

Puk!

"Eh?"

"Huh?"

Ternyata selain Hanzuku, seorang laki-laki juga mengincar film itu. Dan alhasil mereka berdua berdebat.

"Aku yang duluan!"

"Tidak tidak itu aku!"

"Aku!"

"Aku!"

"Anu, kalian berdua tolong jangan bertengkar-" seorang pria - manager sepertinya - berusaha melerai mereka.

"Diamlah pak tua!!" Dan malah mendapat marah.

Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya yang memenangkan kaset itu adalah laki-laki itu.

"Yeyy! Rasakan itu nona!" Ucap laki-laki itu lalu segera membayar.

"Huuh! Menyebalkan!" Ucap Hanzuku keluar dari toko itu.

'Gadis itu punya selera yang bagus'

Neko side..

"Uwaa! Kawaii yo nyan!" Ucap Neko melihat aksesoris-aksesoris yang di pejeng di toko itu.

Tanpa sengaja matanya melihat ke sebuah headphone dengan telinga kucing. Dengan segera dia menghampirinya.

Sampai-sampai tak melihat sekitarnya..

Bruk!

"Aw!"

"I-ittai!"

Neko dengan segera bangkit. Meminta maaf pada laki-laki yang dia tabrak.

"A-ah! Gomenasai! Aku tak sengaja!" Ucapnya membungkuk.

"Ah- tidak apa-apa.." ucap pemuda itu.

"Biar aku bantu nyan!" Dia lalu membantu lelaki itu memunguti belanjaannya yang terjatuh.

"Ini nya- hii!" Ucap Neko bergidik ngeri.

Kenapa? Alasannya adalah karena mata pemuda itu. Matanya seperti mata orang psikopat.

"A-ah, arigatou gozaimasu" kata pemuda itu. Neko mengangguk lalu berjalan pergi.

"Uh.. matanya menakutkan nyan!" Gumam Neko. Dia lalu melirik headphone incarannya. Mau dia ambil tapi artinya dia akan bertemu lagi dengan pemuda itu. Dan Neko tidak mau.

Alhasil dia keluar dari toko itu dengan tangan kosong dan muka lesu.

'Dia.. ketakutan?'

Akari side..

Akari sekarang berada di depan toko peralatan dapur.

Matanya berbinar-binar melihat peralatan dapur dimana-mana.

Tanpa basa-basi ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko tersebut, Akari membeli beberapa peralatan dapur yang di perlukan saja. Seperti teplon, pisau, alat makan dan.. oh! Ada panci incaran Akari di sana!

I Wanna Be Idol!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang