HAPPY READING TEMAN-TEMAN ❤️
Jangan lupa vote
Alfin dan Bagas merasa kebingungan dan bertanya-tanya mengapa Adeera hampir 1 bulan tak masuk di kampus. Dekan pun telah mengetahui alasannya tidak bisa hadir namun semuanya seperti disembunyikan. Adeera juga tak pernah membalas pesan Bagas maupun Alfin.Tak ada keberanian dalam diri Adeera untuk memberitahu apa yang terjadi pada dirinya.
“Gas, Adeera kemana yak kok udah lama banget gak kuliah.”
“Gue chat gak pernah dibales.”
“Apa kita ke rumahnya aja?.”
“Gue takut kalau ternyata ada hal yang nggak seharusnya kita tau.”
“Tapi Gue jadi khawatir.”
“Yaudah pulang ngampus Lo kesana.”
“Sama Lo ya..”
“Gue??.”
“Iya, udah jangan banyak nanya.”
Setelah kelas mereka selesai, mereka pun segera menuju rumah Adeera. Dan sampainya di sana Alfin segera menghampiri rumah Adeera.
“Assalamu’alaikum.” ucapnya beberapa kali sambil mengetuk pintu itu.
“Wa’alaikumsallam.” Terlihat Kakak Adeera yang membukakan pintu rumah itu. Dia terlihat gugup melihat Alfin.
“Kak maaf ganggu waktunya.”
“Ada apa Kamu kesini?.”
“Adeera nya ada Kak?.”
“Kenapa nyari dia?.”
“Dia udah sebulan gak masuk ke kampus, jadi Saya pikir perlu ketemu dia.”
“De-dera gak di rumah, dan dia gak pengen ketemu Kamu lagi.”
“Gak di rumah, kemana Kak?.”
“Udah ya Aku lagi sibuk ngerjain tugas jadi mending kalian pulang.” Kakak Adeera pun segera menutup pintu rumah itu dengan terpaksa. Adeera telah membuat semua keluarganya berjanji agar tidak mengatakan kepada siapapun tentang penyakitnya terutama Alfin.
Alfin pun merasa begitu sedih dengan semua yang dikatakan Kakak Adeera. Mungkin benar, jika dia harus menjauhi Adeera dan tak lagi mengganggu hidupnya.
Di sisi lain Adeera tengah terbaring di kasur rumah sakit, hari ini dia diperbolehkan untuk pulang ke rumah dan untuk 3 hari lagi dia harus datang untuk melakukan kontrol.
“Kamu hari ini boleh pulang. Seneng nggak?.”
“Seneng.”
“Yaudah yuk pelan-pelan pindah ke kursi roda.”
“Adeera selemah itu ya sampai-sampai harus di kursi roda terus.” Bundanya pun terdiam sejenak mendengar ucapan Adeera dan kemudian mencoba untuk tersenyum.
“Deera kuat kok, cuma sekarang harus di kursi roda dulu. Jadi Kamu harus semangat supaya bisa jalan lagi.” dia pun tersenyum tipis.
Bundanya dan seorang suster pun segera membantunya duduk di kursi roda dan mendorong kursi itu untuk menuju ke mobil.
Dalam perjalanan pulang dia tersenyum menatap setiap jalan yang sudah lama tak dia lewati. Bundanya mencoba menahan tangisannya saat melihat kondisi putrinya saat ini.
Dengan tubuh yang sangat kurus, wajah yang begitu pucat, dan kini dia pun harus menutup kepalanya dengan sebuah topi beanie. Melihat Adeera tersenyum pun sudah sangat membuat Bundanya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir untuk IKHLAS
Novela JuvenilAdeera, gadis biasa yang mengalami Anxiety Disorder. Hidupnya sungguh rumit dan dia harus melaluinya sendiri. Sampai pada suatu waktu dia menemukan seorang sahabat sekaligus cinta pertama yang membuatnya membaik. Namun, semuanya tak berakhir sampai...