3

27 1 0
                                    

Bel istirahat*

Akupun bergegas mencari Arden menuju kantin seperti biasa. Diikuti oleh Calla, Arkan, dan Sea. Kulihat Arden sedang mengobrol dengan Archie di meja pojok kantin seperti biasa. Akupun mendekati mereka dan tidak sengaja mendengar tentang........

"Gimana Alea? Mantep?" Tanya Archie

"Perfect! Puas gue. But,....." Balas Arden.

"Bangsat!" Batinku sembari menahan emosi dan tangisku.

Ketika aku akan menarik kerah baju Arden tiba-tiba Sea berteriak "Archie sayang!" Arden yang melihatku langsung pergi meninggalkan kami berlima dimeja itu.

Akupun berusaha pergi mengejar Arden. Tapi ditahan oleh Calla.

*Bel masuk berbunyi*

Aku kembali gusar dalam pelajaran selanjutnya. Sampai bel pulang berbunyi dan aku langsung bergegas menuju kelas Arden. Tapi Arden tidak ada.

"Damn! Gue telat!" Batinku

Akupun langsung pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku segera berganti baju dan makan. Tapi tiba-tiba aku merasa sangat pusing.

Malamnya aku berusaha menghubungi Arden tapi tetap nihil. Karena aku merasa masih pusing dan mulai lemas akupun terpaksa minum obat dan pergi tidur.

Pagi ini aku kembali mencari Arden ke seluruh sudut sekolah tapi tetap tidak ketemu. Akupun berusaha menghubungi Arden berkali-kali tetapi hasilnya masih nihil. Ku selesaikan sekolahku hari ini dengan mood yang buruk. Berkali-kali aku ditegur oleh guru karena melamun.

Sepulang sekolah aku meminta Calla untuk menemaniku ke apartemen Arden. Tapi dia tidak disana. Kata resepsionis dia sudah pindah dua minggu lalu. Aku mulai menangis dan  Calla membawaku pulang kerumah.

*Di rumah*

"Calm Lea!" Kata Calla.

"Gimana bisa tenang gue. Kalo gue hamil gimana?" Bentakku pada Calla.

"Tinggal lo buang aja." Balas Calla santai.

Aku kembali kalut dan menangis. Ku coba hubungi Arden lagi tapi masih nihil. Calla berpamitan karena hari sudah mulai malam. Akupun terpaksa beristirahat karena begitu tertekan.

Pagi ini aku pergi ke sekolah seperti biasa. Tapi aku tetap tidak bisa fokus. Sepulang sekolah aku meminta Calla untuk menemaniku ke rumah Arden. Callapun mengiyakan. Kami menuju ke rumah Arden. Tapi.... rumah Arden sudah dijual dan aku tidak tau kemana dia pergi.

Sudah hampir seminggu Arden menghilang dan tak bisa ku hubungi. Aku bertekad hari ini harus aku temukan Arden bagaimanapun caranya. Ku beranikan diri untuk bertanya pada teman sekelas Arden.

"Kak Azra, maaf Arden kemana ya kak? Kok kak Arden ga pernah keliatan ya kak?" Tanyaku pada Azra ketua kelas Arden.

"Oh Arden. Diakan udah pindah sekolah." Jawab Azra

"Apa?! Pii... Piinn.... Dahh?!" Jawabku terbata dan syok

"Iya pindah. Gatau kemana tapi. Ga kasih info soalnya. Cuma bilang dia pindah." Jawab Azra sambil menepuk bahuku

"Ooo ii... Iiya kak Azra... Mmaakasih yyyaa.." jawabku sambil memaksakan senyum.

*Dirumah*

Arden pindah? Dia menghilang setelah merenggut paksa hal paling berharga dalam hidupku?! Brengsek memang. Akupun menangis sepanjang malam sampai tertidur.

*Minggu pagi*

Aku terbangun karena merasa kering di tenggorokanku. Mataku terasa sedikit perih karena menangis sepanjang malam sampai aku tertidur. Aku bergegas membersihkan diri dan makan karena jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi.

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang