11

12 1 1
                                    

Setiap waktu aku selalu mencari kesempatan untuk mendekati Alea. Semakin hari perhatian dan segala cara yang aku lakukan membuat Alea luluh perlahan. Aleapun menerima kehadiranku.

*Pov ends*

Ku lihat setiap ada kesempatan Matthew selalu berusaha untuk mendekati aku. Walaupun aku takut, aku mulai menerima kehadirannya secara perlahan. Apalagi kadang-kadang dia main ke rumah dan ku lihat Diandra senang bermain dengannya.

Sudah tiga bulan berlalu, hubunganku dan Matthew malah semakin dekat. Hari ini hari ulang tahunku. Matthew mengajakku untuk makan malam bertiga bersama dengan Diandra. Akupun mengiyakan permintaannya. Kami bertiga makan malam di halaman belakang rumahku. Ku lihat Diandra sangat senang malam ini.

"Alea, ada yang ingin ku katakan." Katanya.

"Apa apa Matt?" Balasku.

"Aku gatau ini bener atau ngga. Tapi aku pengen kita lebih dari sekedar teman." Katanya.

"Tapi Matt... Kamu kan tau aku punya Diandra..." Balasku.

"Aku sayang sama kamu apa adanya kamu dan aku sayang sama Diandra kaya anak aku sendiri." Jawabnya.

"Tapi..." Balasku.

"Yes or no Alea." Selanya dengan tegas.

"Aaakkuuu...." jawabku.

Setelahnya Matthew berpamitan karena hari sudah semakin malam. Aku kembali memikirkan semua yang sudah terjadi.

*3 tahun kemudian*

Waktu berlalu semakin cepat. Tidak terasa hubunganku dan Matthew sudah hampir 2 tahun dan aku akan segera diwisuda. Diandra tumbuh menjadi anak yang pintar dan sangat penurut.

Sebentar lagi Diandra akan masuk sekolah. Dia pasti akan bertanya tentang siapa ayahnya. Tidak mungkin aku berbohong padanya. Apa yang haru aku lakukan? Aku mulai kalut dan takut. Tiba-tiba Matthew datang padaku.

"Baby, apa yang kamu pikirkan?" Tanyanya.

"Diandra kan udah sekolah. Apalagi tahun depan dia masuk SD. Dia pasti akan bertanya siapa daddynya. Aku...." Ucapku terputus karena menangis.

"Jangan takut baby! Ada aku! Kita jelasin bareng-bareng ya?" Balasnya menenangkan ku.

"Tttaaa...tapii...." Balasku sembari terisak.

"Gausah takut. Kalo daddynya gamau mengakui dia. Ada aku. Aku bakalan mengakui Diandra." Balasnya.

"Baiklah." Jawabku pasrah.

Akhirnya tiba hari wisudaku. Aku dan Matthew di wisuda bersama. Selesai acara wisuda kami berfoto bersama dengan keluargaku dan Diandra.

"Aaa...aleeaa..." Kata seseorang.

"Aaaa...aarrdenn...." Balasku syok.

"Siapa balita ini Lea!" Katanya sedikit emosi.

"Ddiii....diiiaaa......" Ucapku terbata takut.

"Dia anak lo!" Balas Michelle tiba-tiba.

"Mmmiiii.....mmiiicheellee..." Ucapku terbata dan semua gelap.

"Leaa!!!! Alea!!!!" Teriak Matthew panik.

Alea pingsang dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

*Matthew pov*

Jadi ini laki-laki bajingan itu. Akan ku buat perhitungan padanya.

*Arden pov*

Anak gue? Balita itu anak gue? Jadi, waktu itu Alea hamil? Ga... Ga... Ga mungkin. Guekan cuma ngelakuin itu sekali.

*Dad Alea pov*

Ternyata ini bajingan yang sudah menghancurkan masa depan putri kesayanganku! Akan ku buat perhitungan.

*Mom Alea pov*

Bagaimana kondisi Alea! Kenapa dia sampai pingsan. Alea cepat bangun dan selesaikan semua ini.

*Michelle pov*

Karena gue Alea jadi syok sampe pingsan gitu. Sial.

Ku gendong Diandra yang menangis panik karena melihat mommynya tidak sadarkan diri.

*Pov ends*

Akupun tersadar dari pingsanku.

"Dimana aku?" Tanyaku.

"Dirumah sakit." Jawab mommyku.

"Jelaskan semua padaku!" Pinta Arden.

"Diandra itu anak kamu." Jawabku.

"Halah... Ga mungkin dia anak aku. Kita cuma ngelakuin sekali!" Bentaknya.

"Brengsek!" Ucap Matthew sembari memberikan tinju pada Arden.

"CUKUP!!!" Teriak dad.

"Kita tes DNA sekarang!" Tambah dad.

Akhirnya Arden dan Diandra melakukan tes DNA untuk membuktikan ucapanku. Butuh beberapa jam untuk mendapatkan hasilnya. Dad tidak membiarkan satupun meninggal ruang rawatku. Sampai tiba-tiba dokter datang dan memberikan hasilnya.

"Ini bukti yang cukup kuat Arden!" Bentak mom.

"Aaaa....aaappaaa?!" Balas Arden tidak percaya.

"Lo harus tanggungjawab!" Balas Michelle.

"Ga... Gue yang mau nikahin Alea!" Tegas Matthew tiba-tiba.

"Dia yang harus tanggungjawab Matt bukan kamu." Balas dad.

"Biar Alea yang tentukan siapa yang mau dia nikahi." Potong mom.

"Alea... Kamu mau menikah dengan siapa?" Tanya mom.

"Aakku... Akuuu..." Jawabku terbata.

"Tenang nak. Kami menerima keputusanmu." Tambah mom.

"Arden... Apa kamu mau menikahi aku?" Tanyaku.

"Gue.... Gue gatau Al...." Jawabnya.

"Matthew, apa kamu mau menunggu aku sedikit lagi?" Tanyaku.

"Aku akan menunggu kamu Lea. Apapun keputusanmu aku terima." Jawabnya.

"Baiklah. Aku memutuskan untuk belum menikahi siapapun untuk saat ini. Aku ingin Arden tetap mengenal Diandra. Karena bagaimanapun dia ayah kandungnya." Jawabku.

"Lalu Matthew bagaimana nak?" Tanya mom.

"Aku akan memikirkannya lagi mom. Matt, kamu maukan kasih kesempatan buat Diandra sama aku?" Tanyaku hati-hati.

"Ya... Pakailah waktumu dan Diandra. Kapanpun kamu butuh aku. Aku akan selalu ada buat kamu." Jawabnya.

"Terima kasih Matt." Balasku.

AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang