New

1.1K 54 0
                                    


Judul: Em dan DProlog:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Judul: Em dan D
Prolog:

Laki-laki itu menoleh sambil menaikkan sebelah alisnya. Bibirnya mengukir senyum miring melihat Mila yang melotot kaget. Mata bulat, yang kontras dengan bulu mata lentik melengkung begitu indah. Jarinya bergerak menyentil kening Mila untuk menyadarkan dari keterkejutan.

"Mukanya tolong dikondisikan," katanya datar.

Mila mengerjapkan matanya, kemudian menoleh lagi ke arah laki-laki yang masih tersenyum miring. Memastikan kalau laki-laki itu adalah orang terakhir kali Mila lihat sebelum pingsan dan kemungkinan laki-laki itu juga yang mengantarnya ke rumah sakit. Mila memang payah dalam mengingat nama tapi tidak dengan wajah seseorang, ia masih bisa mengingatnya. Dan benar, laki-laki itu adalah orangnya.

"Thanks," lirihnya sambil mengalihkan pandangan matanya menatap murid yang berbaris jauh di depannya.

Laki-laki itu tertawa remeh, baru kali ini ada seseorang yang mengucapkan terimakasih padahal ia tidak melakukan apa-apa.

"Setelah lo tau siapa gue, kayaknya lo bakal nyesel udah bilang makasih sama gue," tuturnya membuat Mila menoleh dengan raut wajah bingungnya.

Mila mengetahui ada makna tersembunyi dari kalimat yang baru saja dilontarkan laki-laki itu. Gadis itu menghela nafas panjang kemudian tersenyum tipis mengingat laki-laki itu juga menggunakan kain hitam dipergelangan tangannya.

"Gue tau lo salah satu bagian dari mereka," kata Mila sambil melirik kain hitam yang terikat rapi dipergelangan tangan laki-laki itu.

"Tapi untuk terimakasih, gue nggak bakal nyesel udah bilang terimakasih sama lo. Meskipun sepele mengucapkan terimakasih itu punya makna besar. Setidaknya ada yang menghargai apa yang telah kita lakukan." Dante diam mendengarkan, ada sesuatu yang menarik dengan gadis di sampingnya.

"Selain itu lo juga udah nyelametin sekolah ini dari keganasan abang gue," sambungnya sambil tertawa membayangkan abangnya datang membawa rantai sepeda mengancam warga SMA Cakrawala.

"Anggap aja balas budi saat kita dikejar-kejar polisi," tawanya seraya mengingat saat pertamakali mereka bertemu dan berurusan dengan polisi. Laki-laki itu berdeham untuk menetralkan wajahnya ketika beberapa murid menoleh setelah mendengar tawanya.

Ini bukan Dante yang seperti biasanya.

"Gue Dante," beonya seraya melepas kain hitam di pergelangan tangannya.

Dante menggunakan kain hitam itu sebagai tanda pengenal ketika tawuran atau ketika sedang mengincar target yang berani membuat ulah dengannya atau teman setongkrongannya. Selebihnya Dante menyimpan kain hitamnya disaku celana.

"Lo pasti udah tau nama gue siapa, secara nama gue ada di dalam daftar hitamnya Cakrawala," Mila mendengus sembari bersedekap mengabaikan Dante yang kini tertawa renyah disampingnya.

"Tapi buat formalitas, gue Mila Davisti," tambahnya, sambil melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangannya. Dua temannya belum juga kembali dari kantin, padahal upacara sudah hampir selesai. Dia mulai merasa tidak nyaman duduk di samping Dante. Aura di sebelahnya terlalu mengintimidasi.

"Mila Davisti, selamat datang di Cakrawala."

"Ada beberapa sambutan yang belum tersampaikan selama lo nggak masuk." Dante menyerigai membuat Mila merasakan firasat yang tidak mengenakkan. Lagi, Dante tersenyum dalam hati melihat Mila yang tiba-tiba duduk dengan tegap dan terlihat kaku.

"Sampai jumpa dijam istirahat."

Alexandra Bad Girl (Terbit: PO 1 Agustus 2022)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang