"Kalian keluar gih. Aku udah nggak tahan beib". Bara mendesah ditelinga Lisa yang membuatnya bergidik ngeri. Dann...
Cupp.
###
Sesuatu yang hangat mendarat dileher Lisa. Tubuhnya menegang, jantungnya berdetak kencang dan Bara tersenyum menang dibalik ceruk leher Lisa. Ia menebak wajah gadis yang ada didekapannya sudah semerah tomat.
"Ngapain lo berdua masih disini ? Mau lihat kita main ?". Tanyanya frontal, membuat Dela dan Mita gelagapan dengan wajah memerah.
"Ambigu lo kak". Ucap Dela keluar dari ruang beraroma obat-obatan itu.
Tawa Bara meledak begitu saja, setelah pintu tertutup rapat. Padahal tidak ada yang lucu. Lisa mendorong tubuh Bara yang masih memeluknya. Sorot matanya tajam.
Dugggh.
"Ngapain lo cium cium leher gue. Mesum lo. Nyuri kesempatan dalam kesempitan". Sungut Lisa kesal menendang asal kaki bersepatu nike itu dengan keras.
"Awww sakit njirr. Gue kan cuma memainkan peran, drama yang lo buat. Gak ada salahnya dong ?". Elaknya membela diri sambil mengusap kakinya.
"Pala lo botak ? Ya jelas salah lah. Leher gue udah gak suci lagi gara-gara lo. Sialan". Tangannya mengusap kasar leher dengan tangan yang tidak terluka.
"Alahh muna lo, bilang aja lo seneng kan gue cium ? Iya kan ?". Bara semakin semangat menggoda Lisa.
Terbalik dengan Lisa yang mengumpat dalam hati."Gak". Lisa mengalihkan pandangannya di kotak obat yang ada diatas meja.
"Ngaku aja apa susahnya sih. Muka udah kayak tomat aja masih gak mau ngaku".
Takkk.
"Isshhh. Bisa nggak sih tangan lo dikondisikan ?" Sindirnya ketika Lisa berhasil memberi jitakan yang bisa dibilang keras dikepalanya.
"Gak". Sungutnya kesal, mengobrak abrik isi kotak P3K.
"Sok baik lo". Cibir Lisa ketika Bara mengambil alih obat merah dan kain kasa yang sudah ia temukan. Dan mulai mengobati tangannya.
"Gue emang baik. Udah tampan, baik hati kayak malaikat, kurang apalagi gue". Pedenya tingkat dewa, menyugar rambutnya kebelakang. Membuat Lisa mendadak mual.
"Mau muntah gue".
"Kan kita belom ena ena kok lo udah ada tanda tanda hamil aja sih ?" Tanyanya dengan wajah tanpa dosa, membuat Lisa menggeram.
Gretttt.
Jemari gadis pemarah itu menarik keras rambut laki-laki yang tengah mengobatinya."Sialan lo". Umpatnya dengan mengikat kain kasa sedikit keras yang membuat Lisa meringis sakit.
"Balik sono. Enek gue liat muka lo".
"Bilang makasih kek, malah ngusir udah mending gue obatin tangan lo".
"Heh, nyet emang siapa yang nyuruh lo ngobatin tangan gue ? Gak ada kan ? Ngawur lo nyet.. aww". Bara menyentil bibir Lisa.
"Lo jadi cewek kasar amat. Gak ada lembut lembutnya". Bara memandang jengah.
"Bodo. Gak peduli nyet. Ini juga udah bawaan".
"Ngomong kasar lagi gue cipok lo". Ancamnya dengan senyum menang melihat Lisa kicep.
"Monyet mesum lo". Ucapnya keluar dari UKS meninggalkan Bara yang tidak menyadari jika dirinya tersenyum senang.
###
Lisa memasuki kelasnya yang sedikit ramai karena Bu Martini sedang dikantor. Hal itu adalah sebuah keberuntungan baginya tanpa harus berdebat dengan guru bahasa Indonesia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexandra Bad Girl (Terbit: PO 1 Agustus 2022)
Teen FictionVersi Wattpad tidak aku revisi, Lisa Alexandra si pembuat onar dengan kemampuan bela dirinya yang tinggi, sepertinya sedang mengalami kesialan saat Mamanya memasukkannya di SMA Kencana yang merupakan musuh dari mantan sekolahnya dulu, SMA Garuda. Se...