Part 3

3.7K 142 11
                                    

Assalamualaikum pemirsa ,,jumpa lagi dengan saya ini adalah bagian ketiga,, kalau ada yang patut di comen comen ya ...
....

      Dan akhirnya aku ketemu juga dengan ummi ternyata beliau habis pulang ngajar dikelas, kelelahan begitu nampak diwajah beliau. Ada rasa enggan untuk menyapa beliau kurang adab sekali kalau menyetop jalan beliau, seingat pelajaran akhalaq lil banaat bila seorang guru hendak bercepat jangan kamu halangi jalannya walaupun sekedar bersalaman.
      Tapi beliau tersenyum dan aku balas senyum.

      " Lily kamu hari ini sibuk ga.?" beliau berhenti dan kesempatanku untuk bicara.

      " Tidak ummi tadi ada kak syarif eh ustadz syarif bilang bahwa beliau ada kedatangan tamu". Ummi cuma manggut- manggut.

      "Kebetulan kamu tidak sibuk ummi minta bawa kepasar beli makanan soalnya gak sempat klo masak, kamu bisa naik motor.?" tanya ummi seraya melepaskan kaca matanya.

       " Boleh mi tapi lebih enakkan naik mobil saja semalam paman saya membelikan mobil freed." Tawarku kali ini lebih gede bukannya mau pamer sih selama ada yang tertutup aku lebih suka tertutup, pingen sekali dalam hati ini mengikuti jejak Fatimatuz Zahra bintu Rasulullah.

       " Ya sudah kita tak butuh waktu lama, ummi bergegas berjalan aku mengikuti dari belakang,, tak mungkinlah aku menyamai langkah beliau sebagai guruku, Sayyidinaa Ali saja tak mendahului langkah orang tua kakek dari golongan yahudi, padahal mau cepat shalat subuh berjamaah ya sampai jibril rela menahan punggung Rasulullah untuk tidak bangkit dari ruku dirakaat pertama agar Sayyidina Ali tetap bisa ikut jamaah. Apalagi ummi pengasuh ini yang benar punya hati bercahayakan ilmu dan iman. Cerita itu terekam jelas diotakku Al- hamdulillah Allah masih mengingatkan aku untuk beradab meski dari sebuah cerita nyata bukan khayalan.

         Aku segera membuka garasi, disana ada dua mobil satu milikku dan satu lagi mobil abuya pengasuh, tapi sayang mobilku ada didalam sana tak mungkin mengeluarkan kalau tidak mobil yang ini dikeluarin dahulu.

        " Lily tunggu apalagi nanti kita terlambat.. teriak ummi agak nyarin saat beliau sudah ada digerbang. Aku bingung mau jawab apa.

         " Maaf ku menghalangi mobilmu tunggu ya" spontan membuatku kaget, rupanya dia lagi ustadz Syarif aku langsung kabur, dan Alhamdulillah mata ini belum melihat wajah beliau.

        Tak butuh waktu lama mobilku sudah siap kukeluarkan tanpa menoleh kanan kiri dan bismillah ummi sudah masuk kedalam mobil. dengan menghidupkan mesin seraya berdo' a
    "Alhamdulillahilladzy sakhkharalanaa wamaa haadzaa kunna lahuu muqriniin". Bisikku pelan.

      " Lily pamanmu itu orang kaya ya"?

      " Biasa aja mi" jawabku

      " Ah masa,, gak mungkin buktinya mobil freed yang mewah ini harganya mahal banget, punya abuya saja yang avanza putih sudah 150 juta, apalagi ini. Memangnya paman kamu bekerja apa?."ummi serius kayanya.

        "Sebenarnya mi paman saya punya perusahaan batu bara di daerah Rantau, karena beliau tidak punya anak jadi meminta sama ayah untuk mengasuh saya semenjak lagi bayi dan membiayai sekolah saya". Aku menjawab santai meski kutaksir wajah ummi bingung dan takjub.

        " Jadi kamu keponakannya Haji Zainal pengusaha batu bara terbesar di Banjarmasin ini". suara kekagetan muncul.

         " Iya mi,, " Jawabku santai sambil melonggarkan sedikit kain cadar. Dan berusaha biasa saja tak usah lebay- lebay apalagi merasa bangga punya paman kaya raya baik hati lagi. Toh itu semuanya cuma titipan yang bakal diambil Allah bila tiba waktunya.

LOVE  PESANTRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang