Part 6

3.1K 120 3
                                    

Author pov

   Selesai shalat dzuhur kini kembali lagi Rafi dan Syarif keruang tamu.

   " Kemana ya kakak kamu dan Haekal". Syarif bingung

   " Iya sampai sekarang belum nongol- nongol juga pada kemana sih mereka" . Rafi juga bingung

     " Insya Allah mereka akan datang siapa tahu shalat dimesjid". Sangka Syarif.

      " Nah mereka tuh sudah datang". Syarif segera membukakan pintu ,,,,,yang mau masuk malah berlari kaya dikejar hantu ya iyalah hantunya para santriwati untuk melihat pemandangan dari sosok Fadhil kakaknya Rafi utamanya, klo yang disamping mah juga keren tapi predikatnya tetap ga sama dengan Fadhil dan Rafi.

      " Huuuh,.  Huuh,,," Suara nafas ngos- ngosan keluar hidung dan mulut mereka.

     "  Kenapa,,,,,kalian ada penjahat ya"? Syarif tertawa

     " Bukan,,, anu tadi kami lagi serbu fans habis turun di mesjid. " Haekal menjawab pd amat

      " Hemm kamu,,, apa Fadhil yang jadi artisnya?." Ledek Syarif

      " Ya iyalah Fadhil masa aku, ya anggap aja aku menejernya,"Kata Haekal selangit.

       " Hemm menejer apaan kamu dah jelas tadi aku ditinggalin habis deh mau sesak nafas di geromboli begitu.

Gerutu Fadhil

      " Lho pada nyalahin aku sih, tuh salahin body guard kita gak ikut mangkanya kita diserang orang habis- habisan" Haekal mengisyarat  Rafi Fadhil dan Syarif pada senyum- senyum aja.

     " Hemm nyalahin aku ya, yang ada klo aku ikut bukan malah sesak nafas malah mereka jadi pingsan semua kan ga sanggup melihat kegantengan aku". Balas Rafi

      " Yee Narsis ni ceritanya". Haekal mencibir

      " Emang" .Jawab Rafi seketika

      " Ya deh aku kalah". Haekal ngambek Rafi emang senang membuat haekal ngambek begitu

       " Ya sudah - sudah kalian ini dirumah orang masih bertengkar. " Tegur Fadhil.

     " Kakak akukan cuma bercanda, iyakan ka Haekal, maaf ya ka. " Itulah Rafi suka simpel bila bicara namun sekali bicara orang tak bisa mengalahkan entah karena apa atau mungkin otaknya yang terlalu jenius sehingga tak jarang ia bisa menarik kesimpulan atau benang merah bila terjadi masalah.

      " Syarif  rencana kamu sekarang apa setelah ini."Fadhil memecah kesunyian.

      " Mungkin bisa ngajar disini bantu- bantu". Jawab Syarif sambil menunduk tak bersemangat.

      " Ya pastilah Syarif, kamu ngajar kan pondok ini perlu tenaga kamu ". Haekal menanggapi

      " Tapi klo dilihat dari wajahmu sepertinya ada masalah, iyakan?" Fadhil bisa membaca sedikit fikiran Rafi karena melihat mimik muka Syarif.

       " Ya itulah sob masalah ngajar aku memang sudah pasti bisa Insya Allah cuman yang aku belum bisa kebayang, aku sekarang mau dijodohkan ummi dengan seorang ustadzah disini aku sih belum tahu yang mana dan yang paling parah tak ada belum keinginan untuk menikah." Syarif bercerita

      " Emang sekarang apa yang kamu inginkan sekarang,  selain mengabdi pada pondok yang dibangun kakek kamu.?

        " Yang aku inginkan dalam masa ini adalah bagaimana caranya bisa meneruskan dakwah guru mulia kita, agar orang bisa kenal sama Rasulullah,". Kata syarif berapi - api

LOVE  PESANTRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang