5

26 1 2
                                    

Malam itu Aca dan Alissa telah sepakat menginap di rumah Cassi. Selain mempersiapkan beberapa hal untuk pernikahan Cassi mereka juga ingin menghabiskan malam bersama yang kerap mereka lakukan dahulu.

Aca, Alissa , Cassi dan Ilas selalu menyempatkan diri di akhir pekan menginap di salah satu rumah diantara mereka. Entah itu mengerjakan tugas atau hanya sekedar beria-ria. Keluarga satu sama lain telah mengetahui kedekatan mereka. Jadi tak diragukan ketika mereka bersama-sama dan tempat yang paling sering ialah rumah Cassi yang menjadi tempat favorit mereka.

Selain rumah besar itu nyaman dan lapang, mereka bebas bertingkah, ketawa-ketiwi tanpa rasa segan. Tidak seperti di rumah Ilas yang membuat mereka semua harus menjaga sikap, segan.

Lagipula bagi Cassi kehadiran mereka juga mampu membunuh kesepiannya setelah kepergian mamanya.

"Udah lama banget ya kita ngga ngumpul gini," ucap Cassi.

"Iya ni, kangen."

"Btw, setiap ngumpul pasti ngga pernah lengkap. Ada aja yg ngga datang."

"Namanya juga berjauhan dan punya kesibukan, tapi jujur gue kangen banget."

"Iya, gue kangen sama Ilas. Apa dia udah berubah total ya, dia masih ingat ngga sih atau jangan-jangan dia ngga kenal sama kita lagi, atau --,"

"Hush, jangan mengada-ada, tentunya dia ingat. Gue sering nyepam email ke dia."

"Kok, ke kita-kita nggak ada."

"Coba deh, pada cek. Pasti dia pernah spam, ketimbun kali."

Aca diam sejenak, dia mencoba mengingat-ingat, benar yang dibilang Alissa. Ia sempat mengabaikan pesan Ilas waktu itu karena ia sedang berzama seseorang.

"Gue lebih kangen Panca, pasti dia makin cakep."

Balas Alissa seraya menopang ke dua dagunya dan mengkhayalkan sesuatu.
Cassi mencubit gemas Alissa. Ia tau sahabatnya satu ini kagum kepada Panca yang merupakan sahabat mereka juga. Alissa tidak ingin panca mengetahuinya dengan alasan menjaga persahabatan mereka.

Sesuatu yang dibarengi 'rasa' kerap berakhir tidak baik-baik saja.

Setelah cukup puas dengan gaun-gaun, mereka pun menaiki lantai atas rumah Cassi, menuju kamar.

Tengah asyik-asyiknya berbincang, tiba-tiba sebuah suara yang cukup mengagetkan.

Dentangan keras, sebuah benda yang jatuh menimpa atap.

"Apa itu?" Seru Alissa.

"Buah jatuh."

"Tapi kok bunyinya aneh gini?"

"Iya, jangan-jangan ada makhluk ...,"

"Bukan apa-apa, kenapa sih kalian. Berdua aneh dari tadi"

Alissa dan Aca saling pandang,

"Lo mau tau ngga apa yang kita alami tadi siang."

"Apa."

"Horor pokoknya."

"Iya, apa?"

"Tadi di jalan ada hantu merah. Hiii."

"Beginilah kebanyakan nonton horor, halunya."

"Bener Cas, awalnya ngira itu cuma perasaan gue yang penakut aja. Taunya Aca juga ngeliat, kan Aca?"

Aca mengangguk.

"Masa iya hitungan detik dia udah ngga ada, mana disitu tempatnya cukup terbuka."

"Dan parahnya, di yang kedua kalinya. Makhluk itu melayang tepat di hadapan motor kita." Seru Aca bergidik ngeri.

RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang