Jakarta, 06 - 05 - 2025
22 years old.
"Selesa langit, kita aksa."
***
Saat itu umurku masih 18 tahun, umur aku dan kamu, umur ... Kita.
Saat itu aku masih sangat labil, masih belum bisa memahami pemikiran orang-orang dewasa, Saat itu aku masih sangat-sangat bodoh. Egois, dan keras kepala.
Rasanya kenangan di umur remaja 18 tahun itu lama-lama memudar, tergantikan dengan kenangan baru, yg menyeruak di dalam hidup. Tapi aku berjanji pada diriku sendiri, kamu dan kenangan kita sampai kapan pun tidak akan pernah aku lupakan.
Dan umur ini rasanya semakin menua, ternyata waktu terus berjalan, denganmu atau tanpamu, lebih tepatnya saat bersamamu waktu terasa begitu lama.
Kamu tahu? aku tidak ingin apapun, keinginan terbesarku adalah ingin bertemu denganmu. Hanya ingin melihatmu, apakah kamu masih seperti dulu?, apa masih suka bernyanyi? Dan menjahili orang?.
Untuk kamu ... Aku merindu.
Badrul-ku ... Tidak bisakah kita bertemu lagi? Membuat lembar baru yg membahagiakan?
Sampai detik ini aku masih bertanya-tanya kenapa kamu pergi?Sebelumnya terimakasih... Untuk kebahagiaan yg telah kamu berikan, untuk senyuman, dan untuk dekapan hangat.
Kalau kita tidak bisa bertemu, Sebagai gantinya, akanku ingat baik-baik awal kisah tak manis itu di mulai.
Dimana aku dan kamu yg menjadi 'kita'.
Dimana membenci bisa berubah menjadi cinta.By the way...
Selamat ulang tahun.
Mr. Blue ... Aku mencintaimu.Maaf ... aku tidak bisa merangkai banyak kata-kata indah. Strawberry~
Dari yg menanti dan mencintaimu ...
Peach.
***
Ceklek...
Suara pintu terbuka diruang yang sepi dan gelap, seorang gadis berumur 22 tahun dengan sweater berwarna Peach pucat lusuhnya, melangkah menuju kedalam rumah yang sunyi. Hari melelahkan setelah ia pergi ke kafe temannya, untuk melepas penat dan lelah akibat pekerjaannya, yang menumpuk.
Rumahnya pasti sangat berantakan sekarang, menginggat ia lupa membereskannya tadi pagi.
Dan betul saja kakinya tidak sengaja menginjak kuas lukis, saat sedang melangkah mencari lampu.Diambilnya kuas itu dengan cahaya langit malam yang masih remang-remang dari jendela yang terbuka. Air mata tiba-tiba saja menetes dari kelopak matanya yang indah, sambil menyaksikan kuas berwarna putih dengan kertas kecil bertuliskan,
Biru & Peach, 4Ever
Kuas yang mengingatkannya akan sosok yang sudah lama menghilang, sosok yang begitu ia rindukan, sosok yang mengajaknya melukis kenangan bersama, sosok yang membuatnya untuk tetap bangkit dan bertahan hingga sekarang, sosok yang pernah menjanjikan hidup yang lebih bahagia. Tapi janji itu hanyalah bualan semata. sekarang ia bahagia meski tanpanya, atau lebih tepatnya bisakah ia bahagia meski tanpanya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
18 Years Old
Teen FictionHanya tentang kami, dengan umur 18 tahun. Hanya tentang aku yg memikirkan masa lalu akan kenangan 18 tahun. Hanya tentang aku dan dia. Hanya tentang kita, yg bertemu lalu berpisah. Saat umurku memasuki 18 tahun kita bertemu dengan cara tidak manis. ...