"Silahkan masuk Pak RT," ucap Sekar.
"Ah tidak perlu. Saya hanya mampir saja kebetulan tadi dari warung. Katanya ada warga baru yang ngontrak di sini," ucap Pak RT.
"Iya Pak. Maaf saya belum laporan. Rencananya nanti malam saya ke rumah Bapak," ucap Adit.
"Oh iya. Kalau begitu nanti malam saya tunggu ya! Sekarang saya permisi dulu," ucap Pak RT.
"Iya Pak RT, silahkan." Adit dan Sekar menunduk hormat.
"Untumg sudah beres ya, Kar." Adit menggoda Sekar setelah Pak RT sudah pulang.
"Ih tahu ah. Mas ini bikin malu saja," ucap Sekar.
Setelah mandi, Sekar melanjutkan beres-beres rumah. Sekar menata rumah kontrakannya senyaman mungkin.
"Kamu tidur?" tanya Adit.
"Tidak Mas. Aku hanya lelah saja," jawab Sekar.
Sekar yang sedang berbaring dan memejamkan matanya, bangun setelah Adit mendekatinya.
"Sini aku pijit! Tapi nanti kita ke rumah Pak RT dulu sebentar ya! Setelah itu kamu tidur yang nyenyak," ucap Adit.
"Ya ampun Mas, aku lupa. Aku siap-siap dulu ya!" ucap Sekar menarik kakinya dari tangan Adit.
"Biar aku pijit dulu, Kar. Kamu kan lelah," ucap Adit.
"Tidak usah Mas. Aku tidak apa-apa kok," ucap Sekar.
Tidak lama mereka ke rumah Pak RT dengan membawa buku nikah sebagai bukti untuk pelaporan. Keduanya berjalan saling bergandengan. Aroma khas pengantin baru masih melekat kuat pada keduanya.
"Eh, kalian sudah datang. Ayo masuk!" ajak Pak RT saat melihat Sekar dan Adit.
"Iya Pak, terima kasih." Adit menarik tangan Sekar untuk segera masuk.
Adit menyerahkan buku nikah dan KTPnya. Membiarkan Pak RT memeriksa semua berkas yang ia bawa.
"Kalian baru dua puluh tiga tahun ya?" tanya Pak RT.
"Iya Pak," jawab Adit.
Baru? Sekar menatap Adit saat pertanyaan itu terdengar aneh di telinganya. Saat ia yang dianggap telat menikah oleh orang di kampungnya, ternyata dianggap masih muda oleh Pak RT. Padahal rumah kontrakannya hanya berbeda kecamatan.
Sejauh itukah perbedaan pandangan masyarakat pada dua kecamatan yang berbeda? Sekar merasa ia tinggal di kecamatan yang salah saat itu.
"Padahal laki-laki usia dua puluh tiga jarang yang berani mengambil keputusan untuk menikah," ucap Pak RT.
Apa? Jadi maksudnya usia Adit yang terlalu muda untuk menikah? Seketika Sekar berpikir jika semua makhluk hidup di muka bumi ini sama saja.
Sekar cemberut saat mendengar ucapan Pak RT karena merasa sangat tersinggung. Setelah itu, obrolan Pak RT terasa membosankan. Sekar tidak terlalu mendengarkan obrolan adit dan Pak RT.
Keduanya duduk bersebelahan, namun Sekar lebih banyak diam. Membiarkan Adit mengobrol panjang lebar sampai akhirnya Adit menyadari Sekar sudah menguap berkali-kali. Ia pamit karena kasihan pada Sekar. Istrinya pasti lelah. Apalagi besok Sekar harus masuk kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf
RomanceMenjadi seorang istri dari pria bernama Adit adalah impian Sekar sejak lima tahun yang lalu. Kisah indah mereka rangkai bersama. Berbagai rencana indah sudah tersusun hingga akhirnya pernikahan itu terjadi. Sekar merasa hidupnya sangat sempurna saat...