Aku gendut ya?

20 9 14
                                    

Adit yang tengah menjalani semester akhir, benar-benar menguras pikiran dan waktunya. Belum lagi ia harus membagi waktu dan perhatiannya untuk istri dan calon anaknya. Tidak jarang Sekar bangun tengah malam karena ingin meminum segelas susu hangat.

"Dari mana?" tanya Adit sambil mengucek matanya.

Adit baru menyadari Sekar meninggalkan kamar saat istrinya justru sudah kembali lagi ke kamarnya.

"Minum susu Mas," jawab Sekar sambil mengelap mulutnya.

"Kenapa kamu tidak membangunkanku?" tanya Adit.

"Tidak apa-apa Mas. Aku bisa sendiri," jawab Sekar.

"Kar, kamu ini istriku. Di dalam perut ini ada anakku. Aku harus terlibat dalam masa-masa ngidam kamu. Biar anak kita tahu kalau bapaknya sangat menyayanginya," ucap Adit.

"Anak kita pasti bisa merasakan ketulusan cinta ayahnya," ucap Sekar sambil kembali berbaring.

"Tapi aku khawatir kalau kamu bangun sendirian," jawab Adit.

"Aku tidak tega membangunkan kamu, Mas. Kamu pasti lelah," ucap Sekar.

"Selelah apapun aku, kamu adalah prioritasku Kar. Sampai kapanpun itu," ucap Adit.

"Terima kasih untuk semuanya, Mas." Sekar tersenyum lebar.

Sekar memegang perutnya dan mengusapnya pelan. Ia bersyukur karena sudah dikaruniai suami dan calon ayah yang sangat baik dalam hidupnya.

"Ayo tidur Mas," ucap Sekar.

Adit kembali berbaring di samping Sekar. Tangannya mengusap perut Sekar dan berbisik.

"Lain kali, bangunkan aku ya!" ucap Adit.

"Iya Mas," ucap Sekar.

Sekar memejamkan matanya. Ia berharap Adit segera tidur kembali karena besok harus ke kampus. Belum nyenyak tidurnya, ia justru mendengar dengkuran pelan Adit. Sekar membuka matanya dan tersenyum memandang pria yang ia cintai dari jarak sedekat itu.

"Selamat tidur Mas," ucap Sekar pelan.

Pagi ini Adit bangun lebih pagi dari Sekar. Adit memandang wajah anita yang tengah mengandung anaknya itu masih terlelap. Wajah polosnya tampak cantik dan menggoda meskipun tidak ada polesan makeup yang menempel.

Adit melakukan apa yang ia bisa. Sekedar menyapu rumah dan mengepel. Saat akan menanak nasi, Sekar menggeliat dan menyadari Adit sudah tidak ada di sampingnya. Sekar segera bangun dan mencari suaminya.

"Mas sedang apa?" tanya Sekar saat melihat Adit sedang menakar beras.

"Kamu sudah bangun?" Adit balik bertanya tanpa menghiraukan pertanyaan Sekar.

"Mas, sini biar aku saja." Sekar merebut tempat beras yang sedang dipegamg oleh Adit.

Sekar juga mengedarkan pandangannya. Ia melihat lantai di dapur sudah bersih. Ia juga mencium aroma khas pewangi lantai di dapur.

"Kamu ngepel ya, Mas?" tanya Sekar.

"Iya," jawab Adit.

"Mas, kamu seharusnya tidak boleh melakukan semua ini. Kau aku kesiangan, Mas bangunkan aku. Jangan malah menyelesaikan pekerjaanku," ucap Adit.

"Kar, pekerjaan rumah itu pekerjaan kita bersama. Apalagi saat kamu hamil begini, aku maumya kamu cukup makan da tidur saja. Tapi pada kenyataannya kamu justru masih membantu tugasku untuk mencari nafkah," ucap Adit.

"Mas, jangan begitu. Aku senang melakukan semua ini," ucap Sekar.

"Kalau begitu kamu juga harus tahu, aku senang mengerjakan semua pekerjaan rumah ini. Mulai sekarang kita kerja sama ya! Kalau kamu mau menanak nasi, biar aku yang cuci piring. Kalau kamu yang nyuci, biar aku yang jemur pakaiannya. Ini pasti akan selesai lebih cepat," ucap Adit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MaafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang