Hannah meringkuk diatas ranjangnya setelah tadi habis menangisi Jean.
Pacarnya itu memang tampan dan sialan. Hannah tidak mau hubungan mereka putus namun Jean bahkan tidak menjawab pertanyaannya tadi.Akhirnya mereka berpisah karena Hannah menutup pintu rumahnya, bahkan Jean tidak membunyikan bel atau mengetuk pintu sesudahnya. Malah ia langsung pergi dengan motornya itu.
Pagi harinya, mata Hannah yang membengkak membuat gadis itu frustasi. Hari ini ada presentasi dan Hannah menyesal sudah menangis.
Dengan mengandalkan make-up untuk menutupi wajahnya, Hannah akhirnya pergi ke kampus menggunakan mobilnya sendiri. Yah.. nasib jika sedang ada masalah dengan pacar adalah kemana-mana akan sendiri.
Sampai dikampus, Hannah mencari keberadaan teman-temannya. Kelas pagi ini ada di lantai empat dan Hannah mendesah kesal karena harus menaiki banyak anak tangga.
"Pagi Hannah!" Teman Jean yang bernama DK menyapanya dengan senyuman manis dan nada bersemangat. Hannah ikut membalas dengan senyuman kemudian melanjutkan langkahnya.
Dikelas sudah ramai saat ia sampai. Raya melambaikan tangan menyuruh Hannah duduk disebelahnya.
"What? Kenapa tuh mata?!"
"Kelihatan banget ya?"
Raya mengangguk dan Hannah kembali lemas. Ia tidak bersemangat dan mengkhawatirkan presentasinya nanti.
"Kalau ada masalah, cerita." Bisik Raya.
Hannah menimbang kemudian mulai bercerita pada Raya, ia hanya ingin mengungkapkan masalahnya dan Raya cocok sekali sebagai pendengar yang baik.
"Wah! Sialan! Muka aja yang cantik, tapi hatinya kok busuk banget!" Raya memaki Jelita yang kelihatan ingin membuat hubungan Hannah dan Jean merenggang.
"Gue tau, Jelita kan mantan kak Jean yang paling berkesan.. tapi kan sekarang pacar kak Jean itu gue.."
Raya menepuk pundak Hannah memberikan semangat, "Tenang! gue yakin kak Jean juga ngerasain hal sama ke lo. Lo yang tenang.. gue punya fisarat kak Jean nggak akan berpaling dari lo."
Hannah mengangguk dan meng-amini ucapan Raya, yah.. ia juga berharap Jean tidak akan berpaling darinya.
•••
Jean berlari di sepanjang koridor, tujuan utamanya adalah ruang kesehatan.
"Sorry!" Ucap Jean ketika tidak sengaja menabrak seorang perempuan. Jean tidak peduli dan tetap berlari agar cepat sampai.
Ruang kesehatan sudah terlihat oleh mata bambinya.
Dengan tidak sabar ia membuka pintunya, perawat yang berjaga bahkan tersentak kaget.
"Kak disini!"
Jean mendekati ranjang Hannah, ia khawatir setelah mendengar kabar jika Hannah jatuh pingsan saat tengah presentasi dikelasnya.
"Kak, bisa gue tinggal sebentar? gue mau izin dulu sama dosen dan ambil barang pacar lo."
Anggukan Jean beri pada Raya, tidak lupa ia mengucapkan terima kasih pada teman pacarnya itu.
Jean perhatikan wajah pacarnya yang pucat dengan mata bengkak dan terdapat garis hitam dibawah matanya.Oh.. seandainya saja Jean tidak membuat Hannah seperti ini. Ia menyesal dan kesal pada dirinya sendiri.
"Gak becuss!!" Gumamnya untuk dirinya sendiri.
Perawat datang dengan alat infus ditangannya, "Sepertinya harus di infus, dia ini kurang cairan dan sepertinya belum makan."
Jean mengangguk dan mempersilakan perawat muda itu melakukan tugasnya. Namun karena Jean yang tampan dan terkenal berada didekatnya, si perawat menjadi gugup, dilihati terus bagaimana tangan lihainya menancap jarum.
"Hati-hati." Ucap Jean.
"Ekhm.. ya.."
Ah. Jean kesal dengan perawat ini karena sengaja memperlambat pekerjaannya. Setelah selesai Jean dengan sengaja menjauh karena perawat muda itu akan seperti menyenggolnya dengan sengaja.
Kembali duduk dikursi yang disediakan, Jean memegang tangan Hannah. "Maaf.." ucapnya dalam hati. Lagi pula Jean sangatlah bodoh, kenapa hanya karena Jelita ia nenjadi mengacuhkan Hannah?
Jika ditanya siapa yang Jean cintai, tentu saja jawabannya adalah Hannah. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi Hannah dihatinya. Jelita hanya masa lalunya yang sudah Jean buang jauh-jauh dari hatinya.
•••
Melihat suasana kota Jakarta di sore hari melalui kaca mobil Jean agaknya membuat Hannah kini merasa lebih baik, bekas infus yang diperban ditangan kanannya membuat Hannah khawatir jika nanti orang tuanya ada dirumah dan melihatnya. Pasalnya, Hannah ingat Papanya mengatakan tadi malam sudah berada di bandara dan akan pulang ke Jakarta.
Jean dan Hannah saat ini tidak mengucapkan sepatah kata pun, keduanya hanya berdiam diri walau didalam hati terus mencoba merangkai kalimat agar keduanya kembali baik-baik saja.
Namun itu semua hanya angan. Saat gerbang rumah Hannah bahkan sudah terlihat Jean tahu, kesempatannya berbicara adalah saat ini.
"Makasih." Ucap Hannah saat ia hendak turun. Jean memegang lengan Hannah, Hannah ikut berbalik menatap pacarnya itu.
"Aku.. nggak mau kita seperti ini.."
Hannah menggigit sedikit bibir bawahnya, ia juga tidak mau tapi Jean sendiri yang membuat keadaan menjadi begini.
"Kak Jean pilih aku atau Jelita?" Akhirnya Hannah berani menanyakan itu. Alis Jean mengerut dan wajahnya tampak tidak suka mendengar pertanyaan dari pacarnya.
"Kenapa? Nggak bisa menjawab lagi?"
"Nggak seperti itu,"
"Jadi—"
"Hannah .." Jean memotong ucapan Hannah , "Kamu nggak bisa di posisikan sebagai pilihan, kamu tetap nomor satu dihati aku. Gimana bisa aku milih-milih kalau pilihannya ya cuma kamu. Nggak ada yang lain bahkan Jelita sekalipun."
"Tapi kak Jean—"
"Dengar, sekarang aku minta maaf. Maaf udah buat kamu kepikiran, dan maaf karna sengaja buat kamu cemburu atau yah.. aku nyesal buat kamu sakit kayak gini."
"Kakak sengaja?!" Hannah menunjukkan wajah galaknya, Jean menjadi gemas karena pacarnya tidak menakutkan sama sekali.
"Yah, maaf." Jean menunduk sembari menahan senyum. Setelah Jean tahu jika Hannah akan merajuk dengan bibir majunya.
"Sayang.."
"Ish! Nggak usah panggil-panggil sayang! Aku marah banget sama kak Jean!"
"Jadi kamu maunya gimana?"
Hannah tidak bisa menjawab, ingin menangis saja karena pacarnya itu seperti sudah menipunya. Saat hendak kembali protes, satu mobil menghampiri keduanya. Oh, Hannah tahu.. orang tuanya sudah pulang.
Dan benar saja, kedua orang tuanya keluar dari sana.
Hannah melirik Jean, pria itu hanya tersenyum, "Ayo, aku mau ketemu calon mertua nih!" []
tbc
Di part selanjutnya bakal ada sedikit kejutan!

KAMU SEDANG MEMBACA
KAKAK PACAR - JJK
Фанфик"Pokoknya kak Jean itu definisi dari kata BUCIN." • Rate : 21+ • Setting place : Indonesia • Baku/non-baku • Started : Friday, June 12 2020